Lihat lebih banyak

Gubernur Bank Sentral Selandia Baru Kritik Bitcoin dan Stablecoin

3 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Adrian Orr, selaku gubernur bank sentral Selandia Baru, melontarkan kritik terhadap Bitcoin dan stablecoin.
  • Menurutnya, Bitcoin bukan merupakan alat tukar, penyimpan nilai, atau satuan hitung. Selain itu, Orr menilai bahwa stablecoin sejatinya tidaklah "stabil".
  • Pada Juni 2023, bank sentral Selandia Baru mengatakan pihaknya meningkatkan pemantauan terhadap stablecoin dan aset kripto.
  • promo

Adrian Orr, selaku gubernur bank sentral Selandia Baru, melontarkan kritik terhadap Bitcoin dan stablecoin.

Menurutnya, Bitcoin bukan merupakan alat tukar, penyimpan nilai, atau satuan hitung.

“Namun, masyarakat mencoba menggunakannya seperti itu. Ada tujuan lain [Bitcoin], tapi sama sekali bukan pengganti, bahkan pelengkap, uang bank sentral,” ungkap Adrian Orr kepada komite parlemen Selandia Baru pada hari Senin (12/2).

Dia pun memandang kritis stablecoin, yaitu jenis cryptocurrency yang nilainya dipatok ke aset yang mendasarinya seperti mata uang fiat.

Gubernur Reserve Bank of New Zealand (RBNZ) itu menilai stablecoin adalah, “Penyebutan yang salah [untuk stablecoin] seperti dana lindung nilai (hedge fund) dan oksimoron (menggabungkan 2 konsep yang saling bertentangan). Stablecoin tidak stabil. Nilainya hanya akan sebanding dengan neraca keuangan orang yang menawarkan stablecoin itu.”

Mata Uang Fiat Diklaim Lebih Baik daripada Bitcoin dan Stablecoin

Komentar tentang Bitcoin dan stablecoin itu menjadi jawabannya atas pertanyaan tentang apakah bank sentral di seluruh dunia mengkhawatirkan mata uang digital independen versus mata uang fiat bank sentral, serta potensi dampaknya terhadap sistem keuangan tradisional (TradFi).

“Jawabannya adalah ya, sangat prihatin. Sebagian besar karena apa yang diiklankan di kaleng tersebut bukanlah apa yang ada di dalam kaleng yang diklaim sebagai alternatif selain uang tunai bank sentral,” terang gubernur bank sentral Selandia Baru itu.

Dia menambahkan bahwa mata uang fiat seperti dolar Selandia Baru ada karena didukung oleh kekuatan parlemen dan lembaga yang kredibel seperti bank sentral independen untuk menjaga inflasi tetap rendah dan stabil.

Sikap Selandia Baru dan Australia terhadap Dunia Kripto

Pada Juni 2023, bank sentral Selandia Baru mengatakan pihaknya meningkatkan pemantauan terhadap stablecoin dan aset kripto.

Hal itu dilakukan setelah menilai ketidakpastian seputar evolusi sektor ini dan potensi risiko yang dapat ditimbulkannya terhadap sistem keuangan.

“Kami setuju bahwa kehati-hatian diperlukan, yang juga memperkuat perlunya peningkatan data dan pemantauan untuk membangun pemahaman,” kata Ian Woolford, selaku Direktur Uang dan Kas di bank sentral Selandia Baru.

Terkait proyek mata uang digital bank sentral (CBDC), pihak bank sentral Selandia Baru pada Juli 2023 mengaku masih dalam tahap eksplorasi untuk menentukan apakah mereka akan memperkenalkan mata uang jenis ini bersama dengan uang tunai.

Bergeser ke negara tetangga Selandia Baru, komunitas kripto sempat digegerkan dengan Commonwealth Bank of Australia (CBA), salah satu bank terbesar di Negeri Kanguru, yang membatasi transfer dana ke crypto exchange berisiko tinggi sejak Juni 2023.

Aksi Commonwealth Bank of Australia membatasi pelanggan mereka mengubah dolar Australia menjadi aset kripto diklaim untuk mencegah aksi penipuan.

“Kemampuan kami untuk memulihkan uang dari crypto exchange sangat sulit [bila ada pelanggan yang mengalami penipuan],” kata James Roberts, manajer umum layanan manajemen penipuan di Commonwealth Bank of Australia.

Dia mengaku bahwa biasanya mereka dapat meminta bank Australia lainnya untuk menahan uang terkait aksi penipuan.

“Namun, ketika uang itu berpindah ke crypto wallet di seluruh dunia secara instan, tingkat pemulihannya sangat rendah,” kata perwakilan Commonwealth Bank of Australia itu.

Maju pada Oktober 2023, para crypto exchange yang beroperasi di Australia berpotensi diwajibkan untuk memiliki lisensi layanan keuangan terkait. Hal ini dilakukan dalam upaya untuk mendukung pertumbuhan industri kripto dan sekaligus melindungi konsumen di Negeri Kanguru.

Dengan adanya proposal tersebut, artinya platform aset digital yang memiliki lebih dari US$3,2 juta, atau lebih dari US$946 per individu, harus mendapatkan lisensi dari Komisi Sekuritas dan Investasi Australia (ASIC).

Bagaimana pendapat Anda tentang pernyataan gubernur bank sentral Selandia Baru tentang Bitcoin dan stablecoin? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | Mei 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

userpic_14-1.jpg
Ahmad Rifai
Ahmad Rifai adalah seorang jurnalis yang meliput sektor startup, khususnya di Asia Tenggara, dan penggila open source intelligence (OSINT). Dia bersemangat mengikuti berbagai cerita tentang perang, tetapi percaya bahwa medan pertempuran saat ini adalah di dunia kripto.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori