Trusted

3 Altcoin Layer-2 (L2) Bitcoin Ini Naik Tajam Pasca Halving

2 mins
Diperbarui oleh Zummia Fakhriani
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Stacks (STX), Elastos (ELA), dan SatoshiVM (SAVM) mencatat kenaikan harga spektakuler, unggul dari Bitcoin (BTC) itu sendiri.
  • Lonjakan biaya transaksi terjadi bertepatan dengan reli harga ini. Berkat peluncuran Runes, biaya transaksi jaringan berhasil cetak puncak baru sejak 2018.
  • Ketiga jaringan layer-2 ini kian digandrungi karena potensinya untuk meningkatkan skalabilitas dan menghadirkan fungsionalitas baru.
  • promo

Setelah rampungnya Bitcoin halving pada 20 April lalu, sejumlah solusi layer-2 (L2) di blockchain Bitcoin seperti Stacks (STX), Elastos (ELA), dan SatoshiVM (SAVM) berhasil mengungguli performa harga BTC itu sendiri.

Lonjakan ini mencerminkan meningkatnya relevansi serta dampak potensial dari solusi layer-2 terhadap pasar kripto yang lebih luas.

Stacks, Elastos, & SatoshiVM Melesat usai Halving

Stacks adalah jaringan layer-2 terkemuka yang menyaksikan native token jaringannya, STX, terdongkrak naik lebih dari 21,36% ke harga US$2,95. Kenaikan yang luar biasa ini terjadi tepat selepas halving, yang memangkas emisi koin per blok Bitcoin dari awalnya 6,25 menjadi 3,125 BTC. Sebaliknya, Bitcoin justru hanya membukukan kenaikan ringan sebesar 4,75% ke harga US$66.820.

Sementara STX memimpin sebagai salah satu kripto dengan kinerja terbaik di antara 25 besar, deretan token layer-2 lainnya seperti ELA milik Elastos dan SAVM milik SatoshiVM juga menikmati kenaikan masing-masing sebesar 16,14% dan 18,64%.

Kinerja Harga STX, ELA, SAVM
Kinerja Harga STX, ELA, SAVM | Sumber: TradingView

Adapun proyek-proyek layer-2 Bitcoin ini menjadi solusi penting untuk meningkatkan skalabilitas serta kecepatan transaksi di blockchain Bitcoin. Berbeda dengan solusi layer-2 Ethereum yang berfokus pada skalabilitas smart contract, solusi layer-2 Bitcoin dirancang untuk menambahkan programmability dan efisiensi ke jaringan Bitcoin. Hal ini penting karena Bitcoin tidak memiliki virtual machine native layaknya Ethereum.

Yang tak kalah menarik, momen lonjakan token-token ini bertepatan dengan melambungnya biaya transaksi Bitcoin. Spesifiknya, biayanya melonjak hampir 0,0020 BTC pasca-halving, menandai rekor baru sejak awal 2018. Kenaikan ini berkaitan dengan peluncuran Runes, sebuah protokol yang memungkinkan pembuatan dan trading token secara langsung di blockchain Bitcoin.

“Bitcoin halving keempat yang bertepatan dengan peluncuran standar token Runes menyebabkan lonjakan biaya transaksi Bitcoin yang belum pernah terjadi sebelumnya, yakni mencapai US$80,77 juta pada 20 April,” ujar seorang analis di The TIE.

Faktanya, pengenalan Runes memang sukses memicu kegilaan dalam aktivitas pencetakan dan juga trading. Padatnya aktivitas ini mampu pula melambungkan biaya transaksi jaringan ketika jumlah inscriptions Runes mencapai angka 3.700.

Biaya Transaksi Bitcoin
Biaya Transaksi Bitcoin | Sumber: Glassnode

Alhasil, para investor pun mulai gencar memantau jaringan layer-2 ini. Mereka menyadari potensinya untuk secara signifikan mengubah lanskap transaksi dan skalabilitas Bitcoin.

Bagaimana pendapat Anda tentang 3 solusi L2 Bitcoin yang ungguli kinerja BTC sendiri? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

🎄Platform kripto terbaik di Indonesia | December 2024
🎄Platform kripto terbaik di Indonesia | December 2024
🎄Platform kripto terbaik di Indonesia | December 2024

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.

Zummia.jpg
Zummia Fakhriani
Zummia adalah seorang penulis, penerjemah, dan jurnalis dengan spesialisasi pada topik blockchain dan kripto. Ia mengawali sepak terjang di industri kripto sebagai trader kasual sejak 2015. Kemudian, mulai berkiprah sebagai penerjemah profesional di industri sejak 2018 sembari mengenyam tahun ketiganya di program studi Sastra Inggris kala itu. Menyukai topik terkait DeFi, koin privasi, dan Web3.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori