Trusted

HSBC dan Standard Chartered Dilaporkan Ogah Layani Klien Kripto di Hong Kong

3 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Pada pertemuan yang dilangsungkan bulan lalu, Otoritas Moneter Hong Kong (HKMA) mempertanyakan sikap HSBC Bank dan Standard Chartered Bank yang tidak menerima crypto exchange sebagai klien.
  • Baik HSBC maupun Standard Chartered mengaku ikut mendorong kebijakan pemerintah Hong Kong untuk menjadikan wilayahnya sebagai pusat kripto.
  • Sumber yang mengetahui masalah tersebut mengatakan bahwa lembaga perbankan lain yang juga ragu untuk menerima klien dari industri kripto adalah Bank of China.
  • promo

Regulator perbankan Hong Kong mendesak lembaga perbankan untuk lebih agresif melayani industri kripto. Hal itu dilakukan setelah mendapatkan temuan adanya entitas perbankan global yang ragu untuk masuk dan menggarap industri aset digital.

Pasca dibukanya perdagangan kripto untuk investor ritel, Hong Kong terus bersiap untuk menjadi pusat kripto alias crypto hub global. Beberapa entitas kripto global bahkan mendapatkan karpet merah untuk bisa segera beroperasi dengan legal di sana.

Regulator setempat memahami bahwa untuk mencapai tingkat adopsi yang diinginkan, perlu adanya sinergitas dan keterbukaan akses dari segala lini. Oleh karena itu, pada pertemuan yang dilangsungkan bulan lalu, Otoritas Moneter Hong Kong (HKMA) mempertanyakan sikap HSBC Bank dan Standard Chartered Bank yang tidak menerima crypto exchange sebagai klien.

Sumber yang mengetahui masalah tersebut mengatakan bahwa lembaga perbankan lain yang juga ragu untuk menerima klien dari industri kripto adalah Bank of China.

Jika dilihat secara mudah, memang terdapat perbedaan yang sangat terasa antara perbankan dan aset digital. Entitas perbankan mengedepankan prinsip kehati-hatian dan kepercayaan dalam menjalankan roda usahanya, sementara banyak dari pelaku usaha kripto yang dianggap hanya menjalankan inovasi dan abai terhadap kepatuhan.

“HKMA mendorong bank untuk tidak takut. Terdapat resistensi dari pola pikir perbankan konvensional. Kami melihat adanya beberapa penolakan dari eksekutif senior di bank tradisional,” jelas sumber tersebut.

Bank Takut Dituntut

Kekhawatiran lembaga perbankan untuk masuk ke kripto sebenarnya bisa dipahami. Pasalnya, setelah ledakan FTX yang akhirnya menyeret banyak lembaga keuangan digital ke jurang kebangkrutan, tutupnya Silvergate Bank dan Signature Bank ikut menjadi momok yang ditakutkan oleh para bankir.

Pihak HKMA sendiri mengeklaim bahwa pihaknya tidak akan membiarkan kejadian FTX kembali terulang. Chief Executive Officer (CEO) HKMA, Eddie Yue, mengatakan HKMA akan membiarkan entitas kripto untuk menciptakan ekosistem di sana, tetapi bukan berarti peraturan yang dijalankan juga akan bersifat longgar.

“Kerangka kerja legislatif yang mengintegrasikan aturan kripto akan membawa transparansi dan kejelasan,” tutur Yue.

Namun, hal yang dikhawatirkan lembaga perbankan sebetulnya lebih kepada konsekuensi hukum saat integrasi sudah dilakukan dengan industri aset kripto. Beberapa lembaga perbankan mengaku bahwa mereka khawatir ketika sudah merangkul entias kripto sebagai klien, bank bisa dituntut lantaran diduga terlibat dalam pencucian uang ataupun aktivitas ilegal lainnya.

Salah seorang eksekutif di perusahaan jasa keuangan Hong Kong menyebut kondisi yang terjadi di pasar sangat dilematik. Di satu sisi, kebijakan pemerintah Hong Kong adalah memastikan pengembangan industri kripto. Namun, di sisi lain, pelaku usaha yang beririsan dengan industri baru tersebut berpotensi mendapatkan mandat untuk menjalankan anti pencucian uang maupun hal lain yang berhubungan dengan masalah pelanggan.

HSBC dan Standard Chartered Klaim Terus Bangun Dialog

Baik HSBC maupun Standard Chartered mengaku ikut mendorong kebijakan pemerintah Hong Kong untuk menjadikan wilayahnya sebagai pusat kripto.

Standard Chartered mengatakan terus melakukan dialog rutin dengan regulator tentang berbagai subjek pembahasan.

Sementara itu, HSBC mengaku perusahaan sangat terlibat dalam beragam kebijakan dan perkembangan industri anyar ini. Meskipun begitu, pada Maret lalu, HSBC Holdings bersama dengan Nationwide Building Society ikut bergabung dengan bank besar asal Inggris untuk melarang pembelian Bitcoin dan mata yang kripto lain lewat kartu kredit. Aktivitas kripto dinilai memiliki risiko tinggi dan memiliki banyak tujuan kriminal di dalamnya.

“Pemegang kartu kredit tidak lagi diizinkan untuk membeli kripto atau menerima transfer masuk dari crypto exchange ataupun pedagang aset kripto,” jelas HSBC.

Sebagai catatan, sejak 27 Maret kemarin, beberapa lembaga perbankan milik negara Cina di Hong Kong sudah mencoba menawarkan layanan kepada para perusahaan kripto. Beberapa di antaranya adalah cabang Hong Kong dari BoCom, Bank of China (BOC), dan Shanghai Pudong Development Bank (SPDB).

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

🎄Platform kripto terbaik di Indonesia | December 2024
🎄Platform kripto terbaik di Indonesia | December 2024
🎄Platform kripto terbaik di Indonesia | December 2024

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.

BIC_userpic_sb-49-profil.jpg
Adalah seorang penulis dan editor yang pernah berkiprah di banyak media ekonomi dan bisnis. Memiliki pengalaman 7 tahun di bidang konten keuangan, bursa dan startup. Percaya bahwa blockchain dan Web3 akan menjadi peta jalan baru bagi semua sektor kehidupan
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori