Akhirnya terkuak deretan investasi yang dilakukan oleh kerajaan kripto Sam Bankman-Fried (SBF) di sejumlah perusahaan hingga venture capital (VC) sebelum akhirnya mengalami kehancuran total.
Temuan ini mulai jadi diskusi publik ketika FT pada hari Selasa (6/12) merilis data investasi FTX Group di sejumlah entitas. Data divisi VC dari kerajaan kripto SBF dapat memberikan beberapa wawasan tentang ke mana sebagian uang yang dimiliki FTX Group pergi.
Selain menjalankan crypto exchange (FTX) yang ‘tidak menukarkan kripto’ dan memiliki dana lindung nilai (Alameda Research) yang ‘tidak melakukan lindung nilai’, SBF disebut turut mempunyai dana untuk investasi (VC) yang tidak mempertaruhkan modalnya sendiri.
Dokumen tertanggal awal November lalu ini berisi deretan investasi FTX Group ke berbagai hal. Sajian data itu merupakan bagian dari upaya SBF yang sedang mencari dana penyelamatan di tengah krisis likuiditas yang mencekik FTX sebelum akhirnya mengajukan perlindungan kebangkrutan pada 11 November lalu.
Menurut sumber FT, dokumen ini menunjukkan portofolio investasi Alameda yang digabungkan dengan beberapa taruhan dari FTX. Daftar ini ditawarkan sebagai ‘jaminan’ dalam upaya untuk ‘mengamankan batas kredit baru’ bagi konsumen yang terkena dampak atas krisis FTX.
Daftar investasi FTX Group mencakup sekitar 473 investasi yang dinilai tidak likuid. Adapun total nilai investasi yang dikucurkan mencapai di atas US$5 miliar.
Deretan Investasi FTX Group
Investasi terbesar FTX Group adalah di perusahaan penambang kripto Genesis Digital Assets. Lewat Alameda, kucuran dana yang diberikan mencapai sekitar US$1 miliar pada perusahaan yang ditaksir memiliki valuasi sekitar US$5,5 miliar.
FTX Group juga memasukkan uang sekitar US$200 juta ke dana investasi yang dikelola oleh Sequoia Capital.
Menariknya, akhirnya terungkap berapa banyak dana yang diberikan FTX Group ke sejumlah proyek blockchain terbaru. Mereka berinvestasi di Mysten Labs, pengembang blockchain Sui, senilai US$99,9 juta. Sementara itu, investasi di Matonee Inc yang merupakan pengembang blockchain Aptos mencapai US$74,9 juta.
Temuan menarik lainnya adalah, FTX Group melalui Alameda ternyata memiliki token Polygon (MATIC) senilai US$50 juta. Tidak hanya itu, mereka memegang token NEAR senilai US$50 juta lewat FTX dan senilai US$30 juta lewat Alameda.
Selain itu, mereka mempunyai saham di Yuga Labs, pengembang proyek non-fungible token (NFT) Bored Ape Yacht Club (BAYC), senilai US$50 juta. Perlu diperhatikan pula, kerajaan kripto SBF turut berinvestasi di perusahaan crypto wallet Exodus senilai US$49,9 juta.
Mereka pun punya token 1inch yang merupakan decentralized exchange (DEX) senilai US$10 juta. Hal menarik lainnya, FTX Group memiliki obligasi yang dapat dikonversi menjadi saham di Circle, penerbit stablecoin USD Coin (USDC), senilai US$10 juta.
Sebelumnya pada 23 November lalu, BeInCrypto Indonesia melaporkan bahwa Bitocto, crypto exchange yang beroperasi secara legal di Indonesia, dikuasai oleh FTX. Sebanyak 99% saham Bitocto dimiliki FTX.com dan sisanya 1% dipegang oleh Genesis Block.
Dalam perkembangan terkini merujuk dari data investasi FTX Group, ternyata kerajaan SBF berinvestasi sekitar US$7 juta di Bitocto. Adapun valuasi crypto exchange asal Tanah Air ini diperkirakan mencapai US$35 juta.
Investasi Alameda pada proyek kripto dan keuangan terdesentralisasi (DeFi) merupakan mayoritas. Namun, daftar tersebut juga mencakup sejumlah investasi di studio video game hingga platform taruhan, bank online, media massa, klinik kesuburan, pembuat drone militer, dan perusahaan pertanian vertikal.
Sebagai pengingat, data ini disajikan sebagaimana untuk diperlihatkan kepada calon investor FTX. Namun, data tersebut belum bisa dipastikan keakuratan atau kelengkapan datanya.
Menakar Jalinan Erat antara FTX dan Alameda
Melalui data investasi FTX Group, batas antara sejumlah perusahaan SBF, khususnya FTX dan Alameda, menjadi kabur.
Selain membentuk papan utama dalam upaya untuk memaksimalkan pemulihan dari kebangkrutan FTX Group, deretan portofolio investasi ini mungkin menawarkan wawasan kepada regulator tentang apakah bisnis FTX dana Alameda pernah terpisah secara operasional seperti yang diklaim SBF.
Sebelumnya, SBF pada 4 Desember kemarin mengakui bahwa dia terlibat dalam aktivitas investasi di Alameda. Namun, sejauh ini dia menghindari pertanyaan seputar penyalahgunaan dana pelanggan FTX.
Saat ditanya mengapa SBF menggunakan dana nasabah untuk menopang Alameda, dia berulang kali mengaku tidak tahu. Mantan CEO FTX itu mengklaim bahwa dia menghindari konflik kepentingan.
Dia memilih untuk tidak terlibat dalam perdagangan dan manajemen risiko Alameda, sehingga sebelum bulan November 2022, dia tidak sepenuhnya menyadari keadaan berbahaya itu.
Namun, SBF mengatakan kepada FT bahwa di awal musim panas tahun 2022, dia telah berpartisipasi dalam percakapan yang membahas kesehatan keuangan dan pinjaman Alameda. Adapun investasi venture capital yang dilakukan oleh Alameda secara efektif, beberapa di antaranya, dilakukan dengan margin, jelas SBF.
Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.