Harga Arbitrum (ARB) hampir menyentuh rekor terendahnya di angka US$0,91 di tengah persaingan antara jaringan layer-2 (L2) yang kian memanas. Terkait hal ini, indikator on-chain menunjukkan bahwa kemunculan Base beberapa minggu terakhir mungkin menjadi penyebab dari penurunan harga ARB.
Pada tanggal 25 Agustus, jaringan layer-2 yang sedang naik daun, Base, mengumumkan sebuah proposal bertajuk “Protocol Management and Economics“. Dalam proposal tersebut, jaringan penskalaan yang didukung Coinbase ini berpotensi mendapatkan hingga 118 juta token OP melalui perjanjian bagi hasil pendapatan dan biaya jangka panjang.
Kendati demikian, kemitraan ‘superchain‘ antar kedua rival Base dan Optimism (OP) ini nampaknya telah berdampak negatif pada harga token native Arbitrum. Sekarang, pertanyaan yang muncul adalah: apakah harga ARB bisa kembali pulih dari level terendahnya sepanjang masa setelah sebelumnya sempat menguji level support krusial US$0,90 pada Juni 2023?
Jaringan Ethereum terkenal memiliki berbagai proyek layer-2 (L2) di dalamnya. Cari tahu dan temukan proyek L2 manakah yang sesuai dengan preferensi Anda di Daftar Layer 2 Ethereum Terpopuler untuk Solusi Penskalaan Blockchain di 2023.
Base Jadi Jaringan L2 Tercepat yang Cetak 100.000 Pengguna
Tepatnya pada tanggal 24 Agustus lalu, Base mencuri perhatian industri ketika berhasil menjadi chain layer-2 tercepat yang mencapai 100.000 pengguna. Lalu, yang lebih mengejutkan, Base mencapai tonggak sejarah ini hanya dalam kurun waktu 56 hari setelah peluncuran mainnet mereka, sebagaimana yang dilaporkan oleh platform analitik data blockchain Delphi Digital.
Delphi Digital melacak data Daily Active User atau Pengguna Aktif Harian dengan menggabungkan jumlah harian alamat unik yang berinteraksi di suatu jaringan blockchain. Secara jelas, terlihat bahwa kemunculan Base dengan cepat menambah dimensi baru dalam pertempuran supremasi di antara jaringan L2 Ethereum terkemuka, termasuk Arbitrum (ARB), Polygon (MATIC), dan Optimism (OP).
Lebih lanjut, pada tanggal 25 Agustus, Base membantah rumor yang menyiratkan bahwa mereka akan meluncurkan token native mereka sendiri. Sebaliknya, mereka justru menjalin kemitraan bagi hasil pendapatan dan biaya dengan rival mereka sendiri, Optimism.
Indikator on-chain mengungkapkan bahwa fenomena ini telah memicu sinyal-sinyal bearish di seluruh jaringan Arbitrum, hingga menyeret harga token ARB menuju level terendah sepanjang masa (ATL).
Pengguna Aktif Arbitrum Melorot ke Rekor Terendah
Kemunculan Base nampaknya berhasil menarik perhatian investor dari jaringan Arbitrum. Konfirmasi dari asumsi ini terlihat dalam grafik Santiment di bawah ini, yang menunjukkan bagaimana metrik Alamat Aktif ARB turun di bawah 6.500 dalam lima dari sepuluh hari perdagangan terakhir.
Terutama, sebelum tanggal 19 Agustus, Arbitrum belum pernah mencatatkan kurang dari 6.500 Alamat Aktif sejak diluncurkan pada Maret 2023.
Metrik Alamat Aktif adalah ukuran penting dari permintaan pasar terhadap sebuah aset kripto. Penurunan yang berkelanjutan dalam jumlah Alamat Aktif menjadi sinyal bearish yang mengindikasikan penurunan jumlah pengguna yang melakukan transaksi di jaringan Arbitrum.
Divergensi negatif antara aktivitas jaringan Base dan Arbitrum mengindikasikan bahwa investor mulai mengalihkan perhatian mereka dari token ARB. Jadi, tak heran bila harga Arbitrum saat ini sudah turun 6% sejak pengumuman ‘superchain’ Base x Optimism pada tanggal 24 Agustus.
Selain itu, rentetan kasus peretasan dan rug-pull yang terjadi baru-baru ini di jaringan Arbitrum mungkin juga menjadi faktor penting yang memengaruhi penurunan aktivitas jaringannya.
Sebagai kesimpulan, dengan permintaan jaringan ARB kini berada di titik terendahnya sepanjang masa, peluang terjadinya rebound potensial pada tahap awal akan sangat bergantung pada pengguna yang kembali memanfaatkan jaringan.
US$0,90 Jadi Level Support Krusial
Berdasarkan faktor-faktor penting yang dianalisis di atas, seandainya ARB turun di bawah level support US$0,90, maka dapat memicu kerugian yang lebih besar lagi. Data Global In/Out of Money Around Price (GIOM), yang menunjukkan distribusi harga masuk dari holder Arbitrum saat ini, turut memvalidasi prediksi ini.
Grafik di bawah ini menunjukkan bahwa sebanyak 20.540 alamat telah membeli 61,9 juta ARB pada harga minimum US$0,94. Jika sanggup bertahan, mereka dapat menawarkan garis pertahanan terakhir yang tangguh.
Namun, jika level support tersebut malah jebol, aksi panic selling dapat memicu penurunan harga Arbitrum yang cepat ke bawah US$0,90.
Sebaliknya, jika Arbitrum berhasil mendapatkan kembali aktivitas jaringan yang memadai, para bull dapat memacu pergerakan menuju level US$1,00. Namun dalam kasus ini, 32.000 alamat telah membeli 780 juta ARB dengan harga maksimum US$1,02, yang bisa memicu koreksi harga.
Namun, jika level resistance tersebut akhirnya gagal bertahan, harga ARB bisa merebut kembali level US$1,20 untuk pertama kalinya sejak Juli 2023.
Bagaimana pendapat Anda tentang prospek harga Arbitrum (ARB) selanjutnya? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.