Lihat lebih banyak

Kantor Akuntansi BDO Konfirmasi Kelebihan Dana pada Cadangan Tether Sebesar US$960 Juta

3 mins
Oleh David Thomas
Diterjemahkan Zummia Fakhriani
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Perusahaan akuntansi BDO mengonfirmasi bahwa aset Tether sudah melebihi liabilitasnya, yakni sebesar US$960 juta.
  • Penerbit stablecoin tersebut juga telah meningkatkan persentase cadangan yang mereka simpan dalam Treasury Bill menjadi 58%.
  • Konsentrasi Treasury dalam cadangan stablecoin semacam itu telah mengundang setidaknya satu akademisi untuk memperingatkan potensi terjadinya penularan di pasar tradisional kalau saja si penerbit akhirnya mengalami bank run.
  • promo

Perusahaan atestasi BDO baru-baru ini mengonfirmasi bahwa perusahaan penerbit stablecoin Tether memiliki aset setidaknya senilai US$67 miliar dan cadangan surplus minimum US$960 juta.

Assurance opinion” BDO mengonfirmasi validitas “Consolidated Reserves Report” bulan Desember 2022 milik Tether. Dalam laporan itu, perusahaan penerbit stablecoin USDT tersebut mengatakan telah mengurangi pinjaman terjamin mereka, serta memangkas kepemilikan surat berharga komersialnya menjadi nol.

Menurut BDO, Tether telah mengurangi pinjaman terjaminnya sebesar US$300 juta dan meningkatkan proporsi cadangan yang mereka simpan dalam Treasury Bill AS menjadi sekitar 58%. Alhasil, peningkatan tersebut telah membuat cadangan Treasury Tether menjadi US$39,7 miliar. Tether memasukkan deposit USDT pelanggan dalam proses mekanisme burning dan mengirimkan mereka jumlah dolar yang setara dari cadangannya. Sebagai catatan, setiap 1 USDT bernilai US$1.

Tether Cetak Rekor Laba US$700 Juta dan Genjot Persentase Treasury Bill Jadi 58%

Perusahaan tersebut juga menambahkan laba bersih sebesar US$700 juta ke dalam cadangannya. Selain itu, aset konsolidasi mereka juga telah melebihi jumlah liabilitasnya, dengan kelebihan sebesar US$960 juta pada akhir Q4 2022 lalu.

“Dengan presentasi laporan cadangan terkonsolidasi terbaru ini, Tether senantiasa memenuhi janji kami untuk memimpin industri dalam [hal] transparansi,” kata CTO Tether, Paolo Ardoino, dalam siaran pers resmi. Dia juga memuji ketahanan perusahaannya dalam menghadapi pemberitaan yang buruk.

Tether sendiri sempat berada di bawah tekanan sehubungan dengan cadangan yang mendukung stablecoin USDT besutannya. Hal itu terjadi setelah runtuhnya algorithmic stablecoin TerraUSD (UST). Tak ayal, insiden tersebut juga membuat kalangan investor USDT ketakutan dan bergegas menebus USDT 1:1 mereka untuk mendapatkan dolar AS.

Gelombang penebusan stablecoin itu akhirnya sempat mendorong harga USDT menjadi 95 sen dalam peristiwa depegging tersebut.

Apakah Pasar Saham Juga Berpeluang Tertular Wabah Treasury dari Stablecoin?

Ilustrasi stablecoin | BeInCrypto

Treasury Bill berjangka satu tahun telah menjadi aset cadangan untuk sebagian besar penerbit stablecoin utama, termasuk Tether, Circle (penerbit USDC), dan Paxos (penerbit stablecoin BUSD milik Binance). Circle sendiri saat ini tercatat memiliki instrumen utang sekitar US$12,7 miliar, sementara Paxos memegang sekitar US$6 miliar.

Di sisi lain, inflasi tertinggi dalam satu dekade terakhir yang terjadi di AS telah mendorong Federal Reserve untuk menenangkan kondisi ekonomi dengan cara menaikkan suku bunga menjadi 4,5-4,75% pada tahun lalu. Kenaikan suku bunga ini alhasil mendorong investor untuk menjual aset berisiko dan menyeret harga kripto untuk turun. Penurunan harga tersebut juga berdampak negatif pada hubungan kredit antar perusahaan kripto, yang berujung pada sejumlah insiden kebangkrutan dan restrukturisasi utang.

Namun, seiring dengan memudarnya skenario terburuk dari apa yang disebut sebagai penularan kredit kripto (crypto credit contagion) tersebut, seorang akademisi mengungkapkan bahwa, terutama untuk stablecoin yang didukung oleh Departemen Keuangan dapat menghadirkan bentuk penularan lain yang bisa mengguncang pasar tradisional.

Bagaimana Dampak Kenaikan Suku Bunga Amerika Serikat terhadap Penerbit Stablecoin?

Sementara itu, Gubernur Federal Reserve, Jerome Powell, berujar bahwa kenaikan suku bunga kemungkinan akan berlanjut di tahun 2023. Pasalnya, bank tersebut juga masih menunggu bukti apakah kondisi ekonomi AS sudah bisa dikatakan dingin kembali. Namun, kenaikan suku bunga akan berakibat pada turunnya harga jual Treasury Bills.

Harga yang lebih rendah semacam itu nantinya bisa memaksa penerbit stablecoin terkena dampaknya ketika mereka terburu-buru untuk meningkatkan likuiditas selama bank run. Baru-baru ini saja, Silvergate Bank terpaksa harus menjual rugi sekuritas mereka demi meningkatkan likuiditas guna melayani gelombang penarikan pelanggan.

Kalangan penerbit tersebut nantinya bisa saja dipaksa untuk menyerap kerugian yang lebih besar lagi jika mereka harus menjual Treasury Bill dengan harga di bawah dari nilai pasar sewajarnya sebelum jatuh tempo. Tidak hanya itu, dump yang menghantam pasar juga berpotensi menimbulkan gejolak di pasar Treasury bagi investor tradisional.

Bagaimana pendapat Anda tentang keadaan Tether saat ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | April 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

Zummia.jpg
Zummia Fakhriani
Zummia adalah seorang penulis, penerjemah, dan jurnalis dengan spesialisasi pada topik blockchain dan kripto. Ia mengawali sepak terjang di industri kripto sebagai trader kasual sejak 2015. Kemudian, mulai berkiprah sebagai penerjemah profesional di industri sejak 2018 sembari mengenyam tahun ketiganya di program studi Sastra Inggris kala itu. Menyukai topik terkait DeFi, koin privasi, dan web3.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori