Lihat lebih banyak

Yuga Labs Menangkan Kasus Merek Dagang, Ryder Ripps dan Jeremy Cahen Wajib Bayar US$9 Juta

3 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Hakim Pengadilan Distrik Amerika Serikat menolak gugatan balik Ryder Ripps dan Jeremy Cahen terhadap Yuga Labs, serta mewajibkan keduanya membayar kompensasi hampir US$9 juta.
  • Ripps dan Cahen pun dilarang secara permanen untuk memproduksi, mencetak, mengeluarkan, dan menggunakan logo atau nama dagang yang sangat mirip dengan BAYC atau merek apa pun yang dimiliki Yuga Labs.
  • Melalui akun X miliknya, Jeremy Cahen mengatakan ia berencana untuk mengajukan banding atas putusan tersebut di Pengadilan Ninth Circuit California.
  • promo

Hakim Pengadilan Distrik Amerika Serikat (AS), John F. Walter, menolak gugatan balik Ryder Ripps dan Jeremy Cahen terhadap Yuga Labs. Putusan itu sekaligus mengakhir sengketa yang berlangsung sejak 24 Juni 2022 kemarin.

Namun, pihak Ripps dan Cahen, yang menjadi penggugat, malah harus menebusnya dengan biaya yang jauh lebih mahal. Keduanya diwajibkan untuk membayar kompensasi senilai hampir US$9 juta atau sekitar Rp141,25 miliar ke Yuga Labs. Jumlah tersebut jauh lebih besar dari denda yang sebelumnya dijatuhkan oleh Hakim pada persidangan April tahun lalu yang mengharuskan Ripps dan Cahen membayar denda sebesar US$1,57 juta.

Dalam laporan pengadilan, disebutkan bahwa hakim berpihak kepada Yuga Labs dan mengabulkan mosi perusahaan untuk menolak tuntutan Ryder Ripps.

“Jumlah denda yang harus dibayarkan Ripps mencakup pencairan keuntungan sebesar US$1,37 juta, kerugian hukum sebesar US$200 ribu, biaya pengacara sebesar US$6,98 juta, serta biaya lainnya yang mencapai US$340 ribu.”

Selain itu, Ryder Ripps dan Jeremy Cahen juga diperintahkan untuk membuang semua non-fungible token (NFT) RR/BAYC yang dimilikinya atau menyerahkannya ke Yuga Labs untuk dibakar. Putusan tersebut sekaligus mengukuhkan bahwa Yuga Labs merupakan entitas sah yang memiliki merek dagang BAYC.

Kemudian, Ripps dan Cahen pun dilarang secara permanen untuk memproduksi, mencetak, mengeluarkan, dan menggunakan logo atau nama dagang yang sangat mirip dengan BAYC atau merek apa pun yang dimiliki Yuga Labs. Larangan tersebut mencakup pendaftaran untuk memilki nama domain, akun e-commerce, akun media sosial yang tidak terbatas pada Discord maupun X yang mengaku berasal dari Yuga Labs atau afiliasinya.

Jeremy Cahen Bakal Ajukan Banding atas Putusan

Menanggapi hal itu, Jeremy Cahen, yang juga dikenal dengan nama Pauly di X (Twitter), mengatakan bahwa pihaknya tidak akan berhenti dan menyerah pada putusan pengadilan. Dirinya berencana untuk mengajukan banding atas putusan tersebut di Pengadilan Ninth Circuit California.

“Pengadilan Federal telah mengeluarkan putusan akhir terhadap kasus saya melawan Yuga Labs. Disitu disebutkan bahwa kami harus membayar US$9,11 juta. Kami akan mengajukan banding atas hasil ini,” jelasnya.

Sengketa ini bermula dari Ryder Ripps, yang merupakan seniman, kerap memberikan kritik terhadap Yuga labs dan koleksi NFT Bored Ape Yacht Club (BAYC). Kala itu, Ripps mengeklaim bahwa citra BAYC sarat akan referensi Nazi yang tersembunyi dan penggambaran rasis.

Meski sudah mendapatkan sanggahan dari Yuga Labs, nyatanya pernyataan Ryder Ripps menjadi populer di dunia maya. Pada akhirnya, Ripps bersama Cahen merilis koleksi NFT yang mirip dengan BAYC, yakni RR/BAYC.

Koleksi tersebut menggunakan tampilan dan strategi pemasaran yang sama dengan BAYC. Namun, keduanya mengeklaim langkah yang dilakukannya hanyalah menyindir BAYC.

Penjualan NFT secara Global masih Lesu

Terlepas dari kisruh yang melanda BAYC, penjualan NFT secara global pada bulan Januari kemarin terilhat lesu. Data dari CryptoSlam menyebut hasil penjualan NFT di bulan lalu hanya mencapai % US$1,18 miliar.

Capaian itu lebih rendah 33,18% dari bulan sebelumnya, yang mencapai US$1,77 miliar. Jumlah tersebut didapatkan dari 1.015.016 pembeli dengan total transaksi mencapai 11.158.814.

Secara industri, sektor NFT pada awal tahun ini memiliki guncangan yang cukup berat. Beberapa entitas terpaksa menutup operasionalnya layanan tidak sanggup bertahan dengan kondisi eksternal.

Salah satunya adalah GameStop. Pada 2 Februari lalu, GameStop secara resmi mengakhiri layanan marketplace NFT miliknya. Hal itu dilakukan lantaran tidak adanya kejelasan aturan di sektor aset digital.

Selain itu, perusahaan lainnya, yaitu KT Corporation, sudah mengumumkan akan menutup operasional MINCL, bisnis NFT mereka, pada 4 Maret mendatang.

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | Mei 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

BIC_userpic_sb-49-profil.jpg
Adalah seorang penulis dan editor yang pernah berkiprah di banyak media ekonomi dan bisnis. Memiliki pengalaman 7 tahun di bidang konten keuangan, bursa dan startup. Percaya bahwa blockchain dan Web3 akan menjadi peta jalan baru bagi semua sektor kehidupan
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori