Lihat lebih banyak

Kejaksaan Korea Selatan Berniat Mengajukan Tuntutan Skema Ponzi pada Terra

2 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Kantor Kejaksaan Distrik Selatan Seoul di Korea Selatan mempertimbangkan mengajukan tuntutan skema Ponzi kepada Do Kwon.
  • Lima investor mengajukan gugatan kelompok terhadap Do Kwon dan rekannya, Shin Hyun-Seong.
  • Para investor ritel menyalahkan investasi dari pihak institusional yang mengambil keuntungan sebelum keruntuhan ekosistem Terra.
  • promo

Kantor Kejaksaan Distrik Selatan Seoul di Korea Selatan sedang menginvestigasi apakah mereka bisa mengajukan tuntutan skema Ponzi kepada Do Kwon, CEO Terraform Labs.

Departemen Kejaksaan di Korea Selatan sedang mempertimbangkan untuk menuntut salah satu pendiri Terraform Labs, Do Kwon, atas tuntutan menjalankan skema Ponzi menggunakan Anchor Protocol, yakni protokol sejenis bank kripto yang memungkinkan penggunanya mendapatkan imbal hasil hingga 20% per tahun dengan staking stablecoin TerraUSD (UST).

“Ucapan Kwon menjanjikan hasil bisa memberikan petunjuk kunci,” ujar seorang jaksa pada The Korea Herald.

Skema Ponzi sendiri adalah modus penipuan yang memberikan imbalan kepada investor awal dari dana investor baru. Ketika dana dari investor baru habis, maka hancurlah skema Ponzi. Nama Ponzi diambil dari penipu ulung asal Italia bernama Charles Ponzi.

Sebagaimana yang sempat dilaporkan oleh Be[In]Crypto, Sam Bankman-Fried, CEO FTX, baru-baru ini menggambarkan yield farming sebagai sebuah skema Ponzi.

Babak Gugatan Hukum kepada Terra Dimulai

Di hari Kamis (19/5) kemarin, 5 orang investor Korea Selatan bergabung mengajukan gugatan kelompok (class-action lawsuit) kepada Do Kwon dan rekannya, Shin Hyun-Seong. Para penggugat diketahui menunjuk firma hukum LKB & Partners sebagai kuasa hukumnya.

Gugatan tersebut mengklaim bahwa Terraform Labs tidak memberi tahu para investor perihal kelemahan algorithmic stablecoin, seperti UST, sehingga para investor tersebut pun merugi US$1,1 juta.

Enam orang pengacara dari Tim Hukum Pasar Modal dan Kekayaan Intelektual di LKB juga mengajukan perintah sementara untuk menyita properti milik Kwon. Beberapa karyawan LKB dikabarkan turut mengalami kerugian akibat insiden UST yang kehilangan patokannya terhadap dolar AS baru-baru ini.

“Ada investor terkait di dalam firma hukum, dan kami berencana untuk mengajukan pengaduan terhadap CEO Kwon kepada Unit Investigasi Keuangan Badan Kepolisian Metropolitan Seoul,” tutur Kim Hyeon-Kwon, rekan di firma hukum tersebut.

Beberapa hari lalu, Be[In]Crypto melaporkan bahwa tim hukum Terraform Labs mengundurkan diri setelah adanya tragedi ekosistem Terra. Kini, Terraform Labs menggunakan jasa konsultan hukum eksternal dalam menangani masalah legalnya.

Investor Institusional Dikritisi akibat Kontribusinya terhadap Kredibilitas Terra

Do Kwon (30) adalah seorang alumnus Stanford yang sebelumnya pernah bertugas sebagai software engineer di Microsoft dan Apple.

Di tahun 2018, Kwon mulai menawarkan cryptocurrency LUNA kepada para investor. Perusahaan yang menjadi pendukung awal proyek Terra, termasuk Pantera Capital, Galaxy Digital, dan Lightspeed Venture Partners.

Pantera Capital telah menghasilkan keuntungan 100 kali lipat dari investasi pertamanya, ketika mereka menjual simpanan LUNA miliknya tahun lalu. Pantera meraup keuntungan sekitar US$170 juta dari investasi awal senilai US$1,7 juta.

“Banyak investor ritel telah kehilangan uangnya. Saya yakin banyak investor institusional juga mengalami hal yang sama,” kata Paul Veradittakit, seorang investor di Pantera.

Sementara itu, Kathleen Breitman, salah satu pendiri blockchain Tezos, mengatakan bahwa investasi institusional di Terraform Labs menawarkan “rasa aman yang palsu bagi orang-orang yang mungkin tidak tahu mengenai hal-hal ini.”

Platform kripto terbaik di Indonesia | Maret 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

482684f67f7c6a6c68bb22d21073cef7?s=120&d=wp_user_avatar&r=g
David Thomas
David Thomas lulus dari Universitas Kwa-Zulu Natal di Durban, Afrika Selatan, dengan gelar kehormatan di bidang teknik elektronik. Dia bekerja sebagai insinyur selama delapan tahun, mengembangkan perangkat lunak untuk proses industri di perusahaan spesialis otomasi Afrika Selatan, Autotronix (Pty) Ltd, sistem kontrol pertambangan untuk AngloGold Ashanti, dan produk konsumen di Inhep Digital Security, sebuah perusahaan keamanan dalam negeri yang sepenuhnya dimiliki oleh konglomerat Swedia,...
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori