Lihat lebih banyak

Kejar Transaksi 1 Juta per Hari, India Salurkan Tunjangan dalam CBDC Rupee Digital

3 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Bank Sentral India menggandeng beberapa bank lokal untuk ikut mendistribusikan rupee digital demi mengejar target 1 juta transaksi per hari.
  • Laporan menyebutkan basis pengguna rupee digital mengalami perkembangan dengan signifikan, yakni tumbuh menjadi sekitar 4 juta pada Januari 2024.
  • Guna mengakselerasi proyek tersebut, RBI juga disebut tengah mengkaji untuk melibatkan lembaga keuangan non-bank (NBFC) sebagai partisipator.
  • promo

Bank Sentral India (RBI) tampaknya bakal semakin agresif dalam menggenjot pengembangan proyek mata uang digital bank sentral alias central bank digital currency (CBDC). Sumber yang mengetahui masalah tersebut mengatakan bahwa otoritas moneter India sudah menggandeng beberapa bank lokal untuk ikut mendistribusikan rupee digital (e-rupee) ke karyawannya. Hal ini dilakukan demi mengejar target satu juta transaksi per hari.

Laporan Reuters mengungkapkan, beberapa bank yang ikut serta dalam menyukseskan program tersebut adalah HDFC Bank, Kotak Mahindra Bank, Axis Bank, Camara Bank, dan IDFC Bank. Masing-masing entitas disebut menjadikan e-rupee sebagai alat pembayaran tunjangan di Desember tahun lalu.

“Beberapa pemberi pinjaman swasta dan pemerintah memberikan tunjangan pekerjaan dalam bentuk e-rupee langsung ke dompet CBDC pegawai, bukan ke rekening gaji.”

RBI, yang juga bertindak sebagai pengawas institusi perbankan India, sudah mulai melakukan uji coba CBDC retail pada 1 Desember 2022 kemarin. Empat kota besar India dijadikan pilot project untuk mengukur seberapa efektif penggunaan rupee digital di masyarakat. Keempat kota itu adalah Mumbai, New Delhi, Bengaluru, dan Bhubaneswar.

Menurut rencana, program percobaan itu bakal diperluas ke wilayah Ahmedabad, Gangtok, Guwahati, Hyderabad, Indore, Kochi, Lucknow, Patna, dan Shimla.

Transaksi Rupee Digital Hanya Capai 25 Ribu per Hari di Oktober 2023

Selain melakukan uji coba, RBI juga sudah mengintegrasikan sistem CBDC ke United Payment Interface (UPI) agar bisa memfasilitas pembayaran secara peer-to-peer melalui aplikasi seluler.

Namun, hal itu tetap tidak bisa mengejar target yang diinginkan. Sampai dengan Oktober 2023, secara rata-rata, transaksi rupee digital hanya mencapai 25 ribu transaksi per hari. Padahal, proyek rupee digital sendiri telah dimulai sejak tahun 2022 kemarin.

Terlebih lagi, salah satu niat pemerintah India melalui pengadaan CBDC adalah untuk menahan laju adopsi aset kripto yang terus bertumbuh di wilayahnya. 

Oleh karena itu, melalui skema konversi tunjangan pegawai menggunakan CBDC dianggap bisa menjadi solusi jitu dalam menggenjot adopsi rupee digital.

Strategi tersebut sepertinya cukup berhasil. Laporan menyebutkan basis pengguna rupee digital mengalami perkembangan dengan signifikan, yakni tumbuh menjadi sekitar 4 juta pada Januari 2024 dari posisi Desember tahun lalu yang mencapai 3 juta.

Salah satu pendiri India Blockchain Forum, Sharat Chandra, mengapresiasi hal tersebut. Menurutnya, pemberian kompensasi kepada karyawan menggunakan CBDC merupakan salah satu strategi yang positif. Di samping itu, untuk mendorong adopsi, Chandra juga menyarankan untuk menggunakan CBDC ke dalam skema pengumpulan pajak tol.

Siap Gandeng Lembaga Non-Bank

Guna mengakselerasi proyek tersebut, RBI juga disebut tengah mengkaji untuk melibatkan lembaga keuangan non-bank (NBFC) sebagai partisipator.

Meskipun tidak bisa dipastikan juga apakah langkah yang dilakukan akan sama seperti bank, yakni dengan menawarkan insentif dalam setiap transaksi rupee digital, tetapi hal itu merupakan terobosan yang cukup berani, mengingat sektor tersebut menguasai pasar penyaluran pinjaman di India.

Menukil laporan India Times, NBFC menguasai 40,4% portofolio pinjaman mikro. Persentase ini jauh lebih tinggi dari bank yang mencapai 32,5%. Jika jadi terlaksana, bukan tidak mungkin angka adopsi CBDC India bisa meroket lebih kencang di masa yang akan datang.

Di sisi lain, desakan untuk mengembangkan mata uang digital juga terus digaungkan oleh lembaga keuangan dunia. Saat gelaran Festival Fintech Singapura di pertengahan bulan November kemarin, Managing Director Dana Moneter Internasional (IMF), Kristalina Georgieva, mengatakan adopsi CBDC masih jauh dari kenyataan. Padahal, pemanfaatannya bisa menggantikan uang tunai yang memiliki biaya distribusi lebih mahal.

Maka dari itu, dirinya mendorong banyak negara agar lebih aktif lagi mengembangkan proyek mata uang digital bank sentral. Dengan demikian, mereka pun mampu melawan fragmentasi dan menciptakan pembayaran lintas batas yang efisien. Selain itu, CBDC juga diharapkan bisa menjadi alat yang ampuh untuk melawan dominasi aset kripto yang dikembangkan oleh institusi swasta.

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | April 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

BIC_userpic_sb-49-profil.jpg
Adalah seorang penulis dan editor yang pernah berkiprah di banyak media ekonomi dan bisnis. Memiliki pengalaman 7 tahun di bidang konten keuangan, bursa dan startup. Percaya bahwa blockchain dan Web3 akan menjadi peta jalan baru bagi semua sektor kehidupan
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori