Lihat lebih banyak

Tak Singgung Metaverse saat Perkenalkan Headset AR Vision Pro, Apple Buat Investor Kripto Kecewa

3 mins
Oleh Rahul Nambiampurath
Diterjemahkan Zummia Fakhriani
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Apple akhirnya resmi memperkenalkan headset AR-nya yang bernama Vision Pro dalam konferensi WWDC pada tanggal 5 Juni lalu.
  • Namun, Apple sama sekali tidak menyebut istilah "metaverse" dalam pengungkapannya itu, sehingga membuat beberapa anggota komunitas kripto merasa kecewa.
  • Headset ini dibanderol dengan harga US$3.499 dan fokus utamanya adalah produktivitas serta konsumsi media.
  • promo

Perdana, Apple akhirnya mengungkapkan headset AR yang disebut Vision Pro dalam konferensi WWDC pada 5 Juni. Namun, siapa yang menyangka, perusahaan tersebut ternyata tidak menyebutkan istilah metaverse sama sekali. Alhasil, harapan sejumlah investor kripto pun pupus.

Pada konferensi WWDC yang berlangsung pada 5 Juni lalu, Apple mengungkapkan headset AR yang telah banyak diperbincangkan dan sangat dinantikan, yang mereka sebut sebagai Vision Pro. Namun, spekulasi bahwa headset tersebut akan terkait dengan metaverse sepertinya sudah sepenuhnya berakhir. Sebab, Apple bahkan tidak menyebutkan istilah metaverse dalam kesempatan itu.

Apple Tidak Singgung Metaverse

Komunitas kripto mungkin akan sedikit kecewa, karena selama ini mereka mengharapkan bakal ada semacam pengumuman terkait metaverse. Berkat optimisme itu pula, akhirnya banyak token terkait yang juga mengalami kenaikan harga, terutama SAND, yang sudah naik lebih dari 10%.

Namun, mungkin masih ada harapan, karena Apple juga mengungkapkan bahwa terdapat beberapa inisiatif yang bisa membantu developer menambah pengalaman. Mereka dapat memanfaatkan kit pengembangan ini sendiri untuk menyempurnakan pengalaman metaverse, karena Apple tampaknya tidak terlalu antusias akan hal tersebut.

Seperti yang beberapa orang duga, Apple lebih fokus pada produktivitas dan hiburan, ketimbang dunia VR yang sepenuhnya imersif. Sebagian besar pengungkapan berfokus pada use case kantor dan pribadi. Headset itu sendiri dibanderol seharga US$3.499, label harga yang memang terbilang cukup mahal.

Dan sesuai dugaan, komunitas kripto merespons dengan cara yang menggelitik. Banyak dari mereka merespons dengan meme-meme tentang bagaimana proyek NFT metaverse gagal mengalami lonjakan yang mereka inginkan. Sementara itu, ada juga yang sebelumnya memberikan pendapat yang tidak berdasar tentang bagaimana metaverse akan meledak berkat pengungkapan WWDC.

Price of metaverse tokens remained unaffected even after Apple revealed its AR headset called the Vision Pro at the WWDC conference: CoinGecko

Harga berbagai token metaverse | Sumber: CoinGecko

Sejumlah token metaverse, seperti The Sandbox (SAND), Decentraland (MANA), ApeCoin (APE), dan Axie Infinity (AXS), sebagian besar tetap stabil. Mungkin mereka harus menunggu lebih lama lagi sebelum metaverse menjadi hal umum ada di mana-mana.

Apa Itu Headset Vision Pro Apple?

Apple Vision Pro bisa dibilang merupakan sebuah pencapaian teknis yang cukup mengesankan jika dibandingkan dengan kompetitornya. Perangkat ini memiliki dua chip terpisah berbasis Apple Silicon. Chip M2 menggerakkan daya komputasi utama, tetapi chip R1 tambahan mengurangi input lag dari 12 kamera, lima sensor, dan enam mikrofon. Alat ini konon akan membantu mengurangi rasa mual yang seringkali dikaitkan dengan headset semacam itu.

Demo visionOS | Sumber: Apple

Perangkat ini juga akan menawarkan tampilan 4K untuk setiap perangkat lensanya, yang jauh lebih tinggi dari yang ada di pasaran. Meskipun beberapa orang mungkin khawatir dengan masa pakai baterai yang hanya bertahan selama dua jam, itu tampaknya merupakan pengorbanan yang perlu untuk perangkat yang sangat canggih ini.

Headset AR Apple Jadi Pesaing Produk Meta dan Microsoft

Beberapa hari sebelum acara WWDC, Meta sudah lebih dahulu mengumumkan Meta Quest 3, yang merupakan headset VR barunya. Headset baru Apple akan bersaing dengan para kompetitor seperti itu, dan pastinya akan jadi hal menarik untuk melihat bagaimana pasarnya akan terbentuk. Perangkat Meta sendiri sebenarnya jauh lebih murah, hanya saja masih belum berhasil mencapai massa kritis.

Produk yang bernama HoloLens, yang sebagian besar hanya dapat diakses oleh mereka yang berada di industri atau militer, juga merupakan teknologi yang mahal. Selain itu, tampaknya perangkat ini tidak menghasilkan euforia yang sama dengan yang produk lain miliki, dan masih belum jelas apakah produk itu akan berhasil masuk ke pasar komersial ataukah tidak. Di sisi lain, fokus Microsoft tampaknya lebih pada sektor AI.

Bagaimana pendapat Anda tentang headset AR Apple yang baru ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | Maret 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

Zummia.jpg
Zummia Fakhriani
Zummia adalah seorang penulis, penerjemah, dan jurnalis dengan spesialisasi pada topik blockchain dan kripto. Ia mengawali sepak terjang di industri kripto sebagai trader kasual sejak 2015. Kemudian, mulai berkiprah sebagai penerjemah profesional di industri sejak 2018 sembari mengenyam tahun ketiganya di program studi Sastra Inggris kala itu. Menyukai topik terkait DeFi, koin privasi, dan web3.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori