Tokocrypto, salah satu platform perdagangan aset kripto asal Indonesia, menjalin sinergitas dengan Kepolisian Republik Indonesia (PoIri) untuk bersama-sama melawan tindak kejahatan di industri aset digital. Tingginya potensi terhadap penyalahgunaan dan serangan terhadap mata uang kripto menjadi salah satu alasan terciptanya inisiatif antara Tokocrypto dan Polri ini.
Kolaborasi yang disebut sebagai program “Crypto Investigations Training for Law Enforcement” itu akan memberikan pemahaman lebih mumpuni kepada masing-masing pihak tentang bagaimana kejahatan yang mengincar aset kripto bisa terjadi.
Dalam keterangan resminya, Wakil Direktur Direktorat Tindak Pidana Ekonomi Khusus (Dittipideksus) Bareskrim Polri, Kombes Pol. M Samsul Arifin, mengatakan penting bagi para penegak hukum di seluruh dunia, termasuk Indonesia, untuk mengerti bagaimana teknologi ini berjalan dan dimanfaatkan untuk aktivitas jahat.
“Kolaborasi dengan ahli teknologi, termasuk dengan melakukan pertukaran informasi, merupakan kunci dalam memerangi kejahatan digital. Program ini dirancang untuk memberdayakan penegak hukum dengan pengetahuan dan keterampilan esensial dalam menangani kasus kripto dan teknologi blockchain.”
Kombes Pol. M Samsul Arifin
Literasi Kripto Masih Menjadi Isu Utama
Di sisi lain, Polri memandang literasi masyarakat terkait investasi kripto dan teknologi blockchain masih menjadi isu. Oleh karena itu, melalui program pelatihan ini, baik Polri dan Tokocrypto berharap bisa mengatasi tantangan sembari terus mendorong keberlanjutan di sektor aset virtual.
Otoritas penegak hukum lainnya, Kejaksaan Agung juga terus memperdalam pengetahuan terkait kripto. Pada Oktober 2023, Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Umum, Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus, Jaksa Agung Muda Pidana Militer, Jaksa Agung Muda Intelijen, Kejaksaan tinggi DKI Jakarta, Satgas Siber, Bareskrim Polri, PPATK, Mahkamah Agung, OJK, Bappebti dan Indodax menggelar diskusi terkait penanganan barang bukti aset kripto dalam perkara pidana.
Aksi itu merupakan salah satu upaya untuk membangun koordinasi terpadu antara penyidik, jaksa, hakim, dan otoritas lainnya. Dengan demikian, mereka mempunyai persepsi yang sama terkait kripto dan pada akhirnya proses peradilan bisa berjalan secara efektif.
Karena harus diakui, perlu adanya paradigma baru dalam menangani aset kripto, dan hal tersebut tidak akan berjalan optimal jika pendekatan yang dilakukan masih bersifat konvensional.
Kejahatan Kripto Mulai Landai
Secara global, angka kejahatan yang mengincar industri kripto mulai menunjukkan tren yang melandai. Merujuk pada data Chainalysis, sepanjang tahun lalu, para pelaku kejahatan berhasil mencuri aset digital senilai US$24,2 miliar. Jumlah tersebut lebih rendah dari tahun 2022 yang mencapai US$39,6 miliar.
Menurut catatan Chainalysis, turunnya angka kerugan dari industri decentralized finance (DeFi) menjadi salah satu penyebab lunturnya total nilai dana yang berhasil dirampas aktor jahat.
Di sisi lain, hal itu juga menunjukkan bahwa peningkatan keamanan yang dilakukan sektor DeFi berhasil. Namun, bukan berarti industri kripto akan sepenuhnya berjalan aman. Pasalnya, satu kasus peretasan besar bisa jadi langsung mengubah tren tersebut.
Bagaimana pendapat Anda tentang sinergi antara Tokocrypto dan Polri untuk memerangi kejahatan kripto, khususnya di Indonesia? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.
