Lihat lebih banyak

Ketua CFTC: ​​Stablecoin dan Ether (ETH) Masuk dalam Kategori Komoditas

3 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Ketua CFTC kembali menegaskan bahwa stablecoin dan Ether (ETH) adalah komoditas dan harus berada di bawah ruang lingkup kewenangan CFTC.
  • Sebelumnya, pada 13 Desember 2022, CFTC sempat menyatakan bahwa aset digital tertentu seperti ETH, Bitcoin (BTC), dan Tether adalah komoditas. 
  • Kemudian, pada gugatan terhadap SBF, CFTC dalam beberapa kesempatan merujuk ETH, BTC, dan Tether sebagai komoditas di bawah hukum AS.
  • promo

Ketua Komisi Perdagangan Berjangka Komoditas (CFTC) Amerika Serikat (AS), Rostin Behnam, kembali menegaskan bahwa stablecoin dan Ether (ETH) adalah komoditas dan harus berada di bawah ruang lingkup kewenangan CFTC.

Dalam kesempatan pada hari Rabu (8/3) kemarin, Ketua CFTC ditanya oleh Senator AS Kirsten Gillibrand tentang perbedaan pandangan yang dimiliki oleh CFTC dan Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) yang merujuk pada penyelesaian kasus dengan penerbit stablecoin Tether pada tahun 2021.

Sebagai pengingat, CFTC sempat menyatakan bahwa Tether telah menyesatkan para pengguna, terhitung sejak Juni 2016 hingga Februari 2019. Klaim menyesatkan yang dimaksud CFTC adalah ‘Tether memiliki cadangan dolar AS yang cukup untuk mendukung setiap stablecoin yang beredar’. Akhirnya pada Oktober 2021, Tether setuju untuk membayar US$41 juta dalam penyelesaian meski mereka tidak mengakui atau menyangkal telah melakukan kesalahan.

Terkait hal itu, Rostin Behnam mengatakan, “Terlepas dari kerangka peraturan seputar stablecoin, menurut saya mereka adalah komoditas. Jelas bagi tim kami, Tether adalah komoditas.”

Nyatakan Kripto sebagai Komoditas

Sebelumnya, pada 13 Desember 2022, CFTC sempat menyatakan bahwa aset digital tertentu seperti ETH, Bitcoin (BTC), dan Tether adalah komoditas. 

Dalam dokumen yang diajukan ke pengadilan, CFTC pada waktu itu melabeli ETH sebagai komoditas setelah pada 30 November 2022 menunjukkan bahwa Bitcoin adalah satu-satunya kripto yang harus dilihat sebagai komoditas.

Kemudian, pada gugatan terhadap Sam Bankman-Fried (SBF), tokoh utama di balik crypto exchange FTX, CFTC dalam beberapa kesempatan merujuk ETH, BTC, dan Tether sebagai komoditas di bawah hukum AS.

Lantas, dalam perkembangan terkini, ketika pada sidang senat AS ditanya tentang bukti apa yang akan diajukan untuk memenangkan pengaruh dalam rangka mengatur aset seperti ETH, Rostin Behnam mengatakan bahwa pihaknya tidak akan mengizinkan produk berjangka ETH terdaftar di sejumlah bursa jika CFTC  tidak merasa yakin bahwa itu adalah aset komoditas.

“Kami memiliki risiko litigasi, kami memiliki risiko kredibilitas jika kami melakukan hak seperti itu tanpa pembelaan hukum yang serius untuk mendukung kami bahwa aset itu adalah komoditas,” jelas pihak CFTC.

Komentar tersebut tampaknya memperkuat pendapat dari Ketua CFTC yang sebelumnya dinilai terkadang ragu-ragu tentang klasifikasi ETH. Sebab pada 30 November 2022, Ketua CFTC mengatakan Bitcoin adalah satu-satunya kripto yang dapat dilihat sebagai komoditas.

CFTC dan SEC Berebut Panggung sebagai Regulator Kripto

Pasca FTX Bangkrut, Komite Senat Desak CFTC untuk Segera Mantapkan Regulasi Kripto | Amerika Serikat | Stablecoin

Komentar terbaru Ketua CFTC seakan menentang pandangan yang dipegang oleh Ketua SEC, Gary Gensler, yang sebelumnya mengklaim pada 23 Februari lalu bahwa segala sesuatu selain Bitcoin adalah sekuritas (efek).

Adapun klaim dari Ketua SEC itu tidak diindahkan oleh sejumlah pengacara kripto. Mereka mengatakan suatu aset kripto benar-benar dapat dibuktikan sebagai sekuritas atau komoditas di pengadilan.

Sudut pandang yang berbeda dari setidaknya 2 regulator ini dapat diartikan adanya kepentingan bagi masing-masing pihak untuk bersaing atas kontrol regulasi dalam industri kripto.

Pada pertengahan Februari lalu, SEC menarget sejumlah penerbit stablecoin seperti Paxos dalam kasus BUSD sebagai produk sekuritas; hingga dalam kasus Terraform Labs (TFL) yang termasuk menyeret algorithmic stablecoin TerraUSD (UST).

Sementara itu pada 24 Februari lalu, Jeremy Allaire, selaku CEO Circle yang menerbitkan stablecoin USD Coin (USDC), mengatakan bahwa stablecoin seharusnya diawasi oleh regulator perbankan.

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | Maret 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

userpic_14-1.jpg
Ahmad Rifai
Ahmad Rifai adalah seorang jurnalis yang meliput sektor startup, khususnya di Asia Tenggara, dan penggila open source intelligence (OSINT). Dia bersemangat mengikuti berbagai cerita tentang perang, tetapi percaya bahwa medan pertempuran saat ini adalah di dunia kripto.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori