Lihat lebih banyak

SEC AS Tuduh Terraform Labs dan Do Kwon Lakukan Skema Penipuan

3 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • SEC pada hari Kamis (16/2) melayangkan gugatan di pengadilan federal AS bahwa TFL dan Do Kwon menawarkan dan menjual sejumlah sekuritas (efek) yang tidak terdaftar.
  • Menariknya, dalam gugatan SEC, disebutkan bahwa TerraUSD (UST) sudah pernah mengalami depegging ketika 2021, sebelum kehancurannya di 2022.
  • Gugatan terbaru dari SEC ini semakin menunjukkan ketegasan mereka terhadap industri kripto, setelah mendenda Kraken akibat layanan crypto staking dan mempertanyakan penerbitan stablecoin Binance USD (BUSD).
  • promo

Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC) Amerika Serikat (AS) menuduh Do Kwon dan Terraform Labs (TFL), perusahaan yang dia dirikan bersama, melakukan sebuah sekema penipuan yang melibatkan native token Terra (LUNA) dan algorithmic stablecoin TerraUSD (UST) yang akhirnya mengalami kegagalan.

SEC pada hari Kamis (16/2) melayangkan gugatan di pengadilan federal AS bahwa TFL dan Do Kwon menawarkan dan menjual sejumlah sekuritas (efek) yang tidak terdaftar, termasuk stablecoin, serta melakukan skema yang menghapus nilai market kripto itu setidaknya US$40 miliar. Hal itu dinilai menyebabkan kerugian bagi investor ritel dan institusional di AS.

TFL dan Do Kwon pun dituduh menyesatkan investor, termasuk dengan membuat pernyataan palsu tentang hubungan dengan aplikasi pembayaran seluler populer Korea Selatan yang bernama Chai, serta tentang mempromosikan stabilitas stablecoin UST yang diklaim dapat mempertahankan harganya 1 banding 1 dengan dolar AS (USD).

UST Sempat Alami Kegagalan pada 2021?

Gugatan SEC mengatakan bahwa tragedi pada tahun 2022 bukan pertama kalinya bagi UST mengalami depegging alias kehilangan patokannya pada aset yang mendasarinya.

Setahun sebelumnya, pada Mei 2021, nilai stablecoin itu sempat turun di bawah US$1. Hal tersebut mendorong TFL dan Do Kwon meminta pihak ketiga rahasia untuk campur tangan dan membeli dalam jumlah besar untuk meningkatkan nilainya.

Pulihnya harga UST kembali ke patokannya dolar AS, disebut-sebut sebagai ‘kemenangan desentralisasi’, yang menyebabkan masuknya uang-uang investor.

Terkait hal ini, Ketua SEC, Gary Gensler, mengatakan bahwa pihaknya menuduh TFL dan Do Kwon gagal memberikan pengungkapan penuh, adil, dan jujur, kepada publik seperti yang diperlukan untuk sejumlah sekuritas (efek) aset kripto, terutama untuk token LUNA dan stablecoin UST.

“Kami juga menuduh mereka melakukan penipuan dengan mengulangi pernyataan palsu dan menyesatkan untuk membangun kepercayaan sebelum menyebabkan kerugian besar bagi investor,” terang Gensler.

Sasar Praktik Investasi di Ekosistem Terra

SEC AS Kripto

SEC mencatat bahwa dari April 2018 hingga Mei 2022, TFL dan Do Kwon mengumpulkan miliaran dolar AS dari para investor dengan menawarkan dan menjual rangkaian sekuritas aset kripto yang saling terhubung. SEC mengklaim bahwa banyak di antaranya dalam transaksi yang tidak terdaftar.

TFL dan Do Kwon mempromosikan UST sebagai stablecoin yang menawarkan yield-bearing atau dapat menghasilkan dengan memberikan bunga sekitar 20% melalui Anchor Protocol.

Selain token LUNA dan stablecoin UST, SEC juga menyoroti mAssets yang dinilai sebagai swap berbasis sekuritas (efek) yang dirancang untuk membayar return (atau keuntungan) dengan berinvestasi pada aset yang mencerminkan harga saham sejumlah perusahaan AS seperti Tesla hingga Amazon.

SEC lebih lanjut menuduh bahwa TFL dan Do Kwon menawarkan kepada investor cara lain untuk berinvestasi di ekosistem Terra, termasuk token sekuritas (efek) kripto Mirror Protocol (MIR).

Regulator AS Lainnya Juga Selidiki TFL dan Do Kwon

Secara terpisah, sumber Bloomberg melaporkan bahwa jaksa federal AS di Manhattan sedang menyelidiki TFL. Penyelidikan itu juga melibatkan penyelidikan atas tindakan Do Kwon. Selain itu, Komisi Perdagangan Berjangka Komoditas (CFTC) dilaporkan telah menyelidiki peristiwa seputar runtuhnya UST.

Sebagai stablecoin, UST seharusnya dapat selalu mempertahankan patokannya yang stabil ke aset yang mendasarinya yaitu dolar AS. Namun, sistem yang gagal atau memiliki celah membuat stablecoin itu mengalami kehancuran dahsyat pada Mei 2022.

Bukan hanya menimbulkan efek domino pada kehancuran token LUNA yang langsung terafiliasi dengan UST, crypto winter 2022 secara seremonial dipicu ekosistem Terra secara tidak langsung turut membuat jatuh para pelaku industri kripto lainnya seperti Three Arrows Capital (3AC), Voyager, Celsius, BlockFi, hingga FTX dan Alameda Research.

Kasus yang menjerat TFL dan Do Kwon menandai peningkatan yang signifikan dalam tindakan keras regulator AS terhadap industri kripto. Sebelumnya, regulator AS mempermasalahkan program crypto staking di Kraken serta mempertanyakan kehadiran stablecoin BUSD yang diterbitkan Binance padahal secara regulasi seharusnya hanya diterbitkan oleh Paxos di jaringan Ethereum.

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | April 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

userpic_14-1.jpg
Ahmad Rifai
Ahmad Rifai adalah seorang jurnalis yang meliput sektor startup, khususnya di Asia Tenggara, dan penggila open source intelligence (OSINT). Dia bersemangat mengikuti berbagai cerita tentang perang, tetapi percaya bahwa medan pertempuran saat ini adalah di dunia kripto.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori