Di tengah landainya pasar, crypto exchange Gemini terus melebarkan sayap ekspansinya. Sebagai lanjutan dari strategi pengembangan bisnisnya di Timur Tengah, Gemini menyasar wilayah Asia Pasifik untuk dijadikan destinasi baru pengembangan bisnisnya. Demi memuluskan ambisinya, Gemini memutuskan menjadikan Singapura sebagai hub untuk wilayah Asia Pasifik.
Terpilihnya Singapura sebagai wilayah baru pengembangan bisnis Gemini bukanlah tanpa alasan. Negara yang berjulukan Negeri Singa itu memang sudah memproklamasikan dirinya untuk menjadi crypto hub global. Dalam kasus yang sudah terjadi di beberapa negara ramah kripto, klaim seperti itu biasanya akan dibarengi dengan kebijakan aset digital yang ramah dan jelas.
Oleh karena itulah, Gemini pun langsung tancap gas untuk memperkuat sumber daya manusianya. Dalam pengumuman resminya, Gemini menyebutkan bakal meningkatkan jumlah karyawan perusahaan hingga menjadi lebih dari 100 orang sampai 12 bulan ke depan.
“Kantor kami di wilayah Singapura akan menjadi hub untuk operasi APAC yang lebih besar. Perusahaan percaya bahwa wilayah tersebut akan menjadi motor pendorong dari gelombang pertumbuhan berikutnya untuk aset kripto,” ungkap Gemini.
Kiprah Gemini di Singapura sebetulnya sudah dimulai sejak lama. Pada 2020, Gemini sudah merilis dukungan untuk dolar Singapura sekaligus membuka akses tanpa batas ke aset kripto bagi masyarakat di sana.
Masih Bersitegang dengan SEC Amerika Serikat
Langkah strategis itu dipercaya merupakan bagian dari rencana perluasan bisnis perusahaan di tengah tekanan Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC) Amerika Serikat (AS). Seperti yang BeInCrypto laporkan, perseteruan antara SEC dan Gemini sampai saat ini masih belum menemui titik temu.
SEC menuduh produk Gemini Earn sebagai produk sekuritas tidak terdaftar. Dalam gugatannya, Gemini dan Genesis, perusahaan yang saat ini sedang dalam pengajuan kebangkrutan Bab 11, disebut mengumpulkan kripto senilai miliaran dolar AS dari ratusan ribu investor.
Gemini Earn merupakan salah satu produk crypto exchange Gemini yang memungkinkan pengguna meminjamkan aset kriptonya untuk mendapatkan imbal hasil.
Prosesnya sendiri masih berlangsung di pengadilan. Pihak Gemini meminta agar gugatan SEC dibatalkan, lantaran perusahaan menganggap produk Gemini Earn bukanlah sekuritas.
Sadar bahwa bisnisnya di AS bakal terganggu, akhirnya entitas yang didirikan oleh si kembar Winklevoss ini pun mulai mencari beberapa lokasi baru. Mulai dari Inggris, Timur Tengah hingga Asia Pasifik. Khusus untuk Inggris, Gemini bahkan berencana menjadikannya sebagai kantor pusat kedua.
Cameron Winklevoss, salah satu pendiri Gemini, mengatakan saat ini, terdapat banyak hambatan yang terjadi di AS, sehingga sulit rasanya menyelesaikan proses apa pun.
“Untuk terus membangun bisnis, kami harus mencari tempat lain dan berinvestasi dalam perekrutan,” jelas Cameron Winklevoss.
Gemini sudah Lebih dulu Rambah India
Tidak berhenti di situ, sebagai bagian dari perluasan bisnis wilayah Asia Pasifik, Gemini juga sudah menjadikan India sebagai pusat teknologi.
Chief Executive Officer (CEO) Gemini APAC, Pravjit Tiwana, menjelaskan wilayah India dipandang sebagai sarang bagi bakat dan teknologi yang berkembang. Untuk itu, perusahaan menjadikan wilayah Gurgaon di India sebagai pusat teknik tebesar kedua setelah Amerika Serikat. Nantinya, produk dan fitur yang akan digunakan oleh nasabah ritel maupun institusi perusahaan di lebih dari 70 negara akan diproduksi di India.
“Perusahaan bertekad membuka era kebebasan finansial dan kreatif dengan inovasi kripto juga Web3. Untuk itu, kita harus terus berinvestasi dan mempercepat pengembangan produk juga layanan untuk digunakan di seluruh dunia,” tambah Tiwana.
Sebagai catatan, selain berhadapan dengan SEC, Gemini juga masih berupaya menyelesaikan dana nyangkut yang ada di Genesis, entitas usaha dari Digital Currency Group (DCG). Hingga kini, prosesnya masih terus berjalan dan dalam pembaruannya, disebutkan bahwa DCG gagal membayar utang jatuh tempo sebesar US$630 juta pada Gemini.
Hal tersebut akhirnya berimbas pada pengajuan mosi oleh Gemini untuk memperpanjang masa ekslusivitas dan menentukan persyaratan dalam rencana reorganisasi yang bisa diubah tanpa membutuhkan partisipasi konsensual dari DCG.
Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.