Trusted

Klub Sepak Bola Atletico Madrid Bersiap Menggugat Platform Kripto WhaleFin

3 menit
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Atletico Madrid, klub sepak bola Spanyol, dilaporkan bersiap menuntut platform kripto WhaleFin karena tidak membayar pendapatan sponsor.
  • Pihak Atletico Madrid mengeklaim bahwa WhaleFin melanggar ketentuan kontrak karena gagal membayar uang yang dijanjikan, dan meminta kompensasi sebesar US$22 juta.
  • Sebelumnya, perusahaan induk WhaleFin, Amber Group, pernah mengalami kesulitan keuangan dan memutuskan untuk mengakhiri perjanjian sponsor senilai US$25 juta per tahun dengan klub Liga Primer Inggris Chelsea.
  • promo

Atletico Madrid, klub sepak bola papan atas Spanyol, pada hari Kamis (23/11) dilaporkan bersiap menuntut platform kripto WhaleFin karena tidak membayar pendapatan sponsor sekitar US$44 juta.

Adapun Atletico Madrid menyetujui kontrak 5 tahun dengan WhaleFin menjelang musim 2022/2023. Kesepakatan itu semula akan menjadikan WhaleFin sebagai salah satu sponsor utama Atletico Madrid.

Namun, kini Atletico Madrid mengeklaim bahwa WhaleFin melanggar ketentuan kontrak karena gagal membayar uang yang dijanjikan, dan meminta kompensasi sebesar US$22 juta.

Mundur pada bulan Desember 2022, perusahaan induk WhaleFin, Amber Group, mengalami kesulitan keuangan dan memutuskan untuk mengakhiri perjanjian sponsor senilai US$25 juta per tahun dengan klub Liga Primer Inggris Chelsea, hanya 7 bulan setelah disepakati.

Kabar bahwa perusahaan kripto tidak mampu membayar perjanjian sponsor dengan klub sepak bola juga terjadi di Italia. Perusahaan blockchain DigitalBits dicabut sebagai sponsor setelah gagal membayar lebih dari US$17 juta ke Inter Milan dan US$12 juta kepada AS Roma.

Perusahaan Induk WhaleFin Dapat Investasi pada Desember 2022

Terkait WhaleFin yang berpotensi digugat, sebenarnya perusahaan induknya, yaitu Amber Group, mengaku berhasil menyelesaikan putaran pendanaan senilai US$300 juta pada Desember 2022. Memang, valuasi Amber Group pada putaran pendanaan itu lebih rendah dari US$3 miliar pada Februari 2022.

Sebagai informasi, Amber Group didirikan pada sekitar tahun 2017 oleh sekelompok pendiri termasuk mantan trader Morgan Stanley. Salah satu pendiri Amber Group, Tiantian Kullander, meninggal dunia secara tidak terduga di usia 30 tahun pada 23 November lalu.

Setelah menerima suntikan dana segar, akun media sosial X (Twitter) Amber Group mengklaim, “Putaran pendanaan baru ini menunjukkan kepercayaan investor terhadap bisnis dan komitmen kami untuk membentuk masa depan bersama. Sebagai bagian dari masa depan tersebut, penting bagi kami untuk beradaptasi dan melindungi klien kami di kondisi market yang menantang ini.”

Bloomberg melaporkan bahwa sebagian besar pendanaan yang baru diraih akan diberikan kepada klien institusional dan berpenghasilan tinggi yang berinvestasi dalam ‘produk Amber Group’ yang menggunakan crypto exchange FTX.

Kemungkinan ‘produk Amber Group’ yang dimaksud adalah produk yang berusaha mengeksplorasi peluang arbitrase antara crypto exchange yang berbeda. Adapun para pelanggan ritel tidak dapat berinvestasi dalam jenis produk ini melalui Amber Group.

Amber Group Terseret Krisis FTX

Co-founder dan CEO Amber Group, Michael Wu, kala itu mengatakan bahwa pendanaan yang baru mereka kumpulkan, terutama untuk pelanggan yang kehilangan uang mereka di platform yang turut terkena imbas dari kehancuran FTX itu.

Sebagai pengingat, Amber Group merupakan platform perdagangan dan pinjaman kripto yang pada 4 November 2022 dilaporkan berencana untuk mengumpulkan US$100 juta dalam putaran pendanaan Seri B+ dengan valuasi perusahaan US$3 miliar.

Namun, mereka mengubah taktik setelah kerajaan kripto Sam Bankman-Fried (SBF) hancur, yang ditandai dengan pengajuan kebangkrutan FTX Group pada 11 November 2022.

“Kami membuat keputusan cepat untuk menghentikan putaran sebelumnya [Seri B+, dan bergerak maju ke Seri C],” jelas Michael Wu.

Perusahaan yang berbasis di Singapura ini mengaku memiliki kurang dari 10% dari keseluruhan modal perdagangannya di FTX. Adapun proporsi itu telah meningkat karena volume perdagangan keseluruhan Amber Group telah menyusut.

Pihak Amber Group mengatakan bahwa mereka harus menyeimbangkan kembali beberapa posisi. Namun, semua ini diklaim tidak memengaruhi operasi sehari-hari atau kelangsungan bisnis mereka.

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia
Platform kripto terbaik di Indonesia
Platform kripto terbaik di Indonesia

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.

userpic_14-1.jpg
Ahmad Rifai
Ahmad Rifai adalah seorang jurnalis yang meliput sektor startup, khususnya di Asia Tenggara, dan penggila open source intelligence (OSINT). Dia bersemangat mengikuti berbagai cerita tentang perang, tetapi percaya bahwa medan pertempuran saat ini adalah di dunia kripto.
BACA BIO LENGKAP
Disponsori
Disponsori