Lihat lebih banyak

Kondisi Ekonomi Tidak Stabil, Pekerja Pilih Dibayar dengan Kripto

3 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Berdasarkan hasil riset Deel yang bertajuk Global Hiring Reports mengungkapkan bahwa pembayaran gaji dengan kripto yang menggunakan platform Deel di periode Januari hingga Juni tahun ini berada di level 5%.
  • Padahal pada paruh kedua tahun lalu, yakni di periode Juli hingga Desember 2021, jumlah penarikan gaji yang menggunakan kripto hanya berada di kisaran 2%.
  • Dengan menerima gaji dalam aset kripto, banyak pekerja merasa bisa mengompensasi gejolak volatilitas harga mata uang di negaranya.
  • promo

Di tengah kondisi ekonomi yang tidak stabil seperti sekarang, membuat harga mata uang fiat di beberapa negara terdepresiasi. Hal itu pada akhirnya memengaruhi daya beli masyarakat, lantaran uang yang dimiliki tidak lagi bisa memenuhi kebutuhan hidup. Dengan menerima gaji dalam aset kripto, banyak pekerja merasa bisa mengompensasi gejolak volatilitas harga mata uang di negaranya.

Berdasarkan hasil riset Deel, sebuah platform tenaga kerja dan payroll, yang bertajuk Global Hiring Reports mengungkapkan bahwa pembayaran gaji dengan kripto yang menggunakan platform Deel di periode Januari hingga Juni tahun ini berada di level 5%.

Padahal pada paruh kedua tahun lalu, yakni di periode Juli hingga Desember 2021, jumlah penarikan gaji yang menggunakan kripto hanya berada di kisaran 2%.

Adapun kawasan yang paling banyak menggunakan kripto sebagai metode pembayaran gajinya adalah Amerika Latin (LATAM), wilayah Eropa, serta Timur Tengah dan Afrika (EMEA).

Pembayaran gaji berbasis kripto di wilayah Amerika Latin mencapai 67%. Sedangkan, untuk wilayah EMEA, angka pembayaran gaji yang menggunakan kripto mencapai 24%.

Dua wilayah tersebut selama ini memang terkenal dengan harga mata uangnya yang tidak stabil, terlebih di wilayah Amerika Latin dan Afrika. Inflasi menyandera pertumbuhan ekonomi dua wilayah itu, sehingga membuat mata uang lokal tidak mampu berbuat banyak untuk menggerakkan perekonomian.

Tingginya Adopsi Kripto Berpengaruh terhadap Pemintaan Gaji dalam Kripto

Selaras dengan riset tersebut, rupanya survei dari Gemini juga mengungkapkan bahwa tingkat adopsi kripto tertinggi juga berada di wilayah Latam, EMEA dan Afrika. Brasil menjadi negara tingkat adopsi kripto tertinggi di dunia, dengan persentase mencapai 41%. Sementara itu, Uni Emirat Arab (UEA)memiliki tingkat adopsi kripto 35%. Lalu, Meksiko memiliki tingkat adopsi kripto sebesar 22%.

El Salvador adalah negara yang menjadi negara pertama di dunia yang menjadikan Bitcoin (BTC) sebagai alat pembayaran yang sah. Meksiko, sebagai sesama negara di kawasan Amerika Latin, dikabarkan berencana mengikuti langkah El Salvador menjadikan BTC sebagai legal tender.

Brasil dikabarkan juga tengah berupaya menjadikan Bitcoin dan aset kripto lainnya sebagai salah satu opsi pembayaran yang sah. Rencana itu sudah masuk dalam kerangka undang-undang yang dipresentasikan oleh Deputi Federal Paulo Martins.

Dalam rancangan aturan tersebut, Paulo Martins menjelaskan bagaimana skema aset kripto bisa dijadikan jaminan untuk mendapatkan fasilitas keuangan.

“Inisiatif ini juga bermaksud untuk mendorong penyertaan aset kripto sebagai aset legal yang harus secara tegas diakui oleh sistem hukum sebagai aset yang mampu menjamin eksekusi dan kepuasan,” katanya.

Bitcoin dan USDC adalah Aset Kripto yang Paling Banyak Dipilih

Dari banyaknya pilihan aset kripto yang bisa digunakan untuk metode penggajian, Bitcoin dan stablecoin USDC adalah dua aset kripto yang paling banyak dipilih untuk digunakan sebagai gaji pekerja.

Persentase responden yang memilih dan menggunakan BTC sebagai sumber gaji atas pekerjaannya mencapai 47%. Kemudian, diikuti oleh 29% orang yang mengatakan bahwa mereka memilih untuk menerima gaji dalam bentuk USDC.

Sementara itu, untuk aset kripto Ether (ETH), persentase pekerja yang menerimanya untuk gaji bulanan mencapai 14% dalam 6 bulan terakhir. Lalu, Solana (SOL) dan Dash masing-masing mengenggam persentase sebesar 8% dan 2%.

Beberapa pekerja profesional juga sudah ada yang menjalin kemitraan dengan layanan penggajian berbasis aset kripto. Seperti Luana Pinheiro, petarung UFC wanita pertama yang memutuskan untuk menerima gaji dalam bentuk BTC. Skema yang dilakukan adalah dengan mengonversi secara otomatis gaji dalam mata uang fiatnya ke BTC setiap bulan. Keputusannya disandarkan pada inflasi yang terjadi di negara asalnya, Brasil, yang membuat mata uang real Brasil (BRL) menjadi tidak berdaya terhadap dolar AS (USD).

Platform kripto terbaik di Indonesia | April 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

BIC_userpic_sb-49-profil.jpg
Adalah seorang penulis dan editor yang pernah berkiprah di banyak media ekonomi dan bisnis. Memiliki pengalaman 7 tahun di bidang konten keuangan, bursa dan startup. Percaya bahwa blockchain dan Web3 akan menjadi peta jalan baru bagi semua sektor kehidupan
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori