Lihat lebih banyak

Kripto Meroket berkat Turunnya Angka IHP, tapi Sinyal Resesi 2023 Masih Kuat

4 mins
Oleh David Thomas
Diterjemahkan Zummia Fakhriani
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Kenaikan 0,2% pada Indeks Harga Produsen (IHP) AS di bulan Oktober 2022 berada di bawah prediksi analis yang memperkirakan sebesar 0,4%.
  • Alhasil, kripto dan saham mengalami reli harga.
  • Namun, bisa jadi akan muncul badai, karena indeks dolar AS turun 8% dalam 8 minggu terakhir. Sehingga, menurunkan peluang adanya kenaikan suku bunga yang lebih agresif dari The Fed.
  • promo

Menurut laporan yang dirilis oleh Biro Statistik Tenaga Kerja AS, Indeks Harga Produsen (IHP) AS hanya naik 0,2% di antara bulan September dan Oktober 2022. Persentase ini berhasil menepis perkiraan analis yang sempat memprediksikan kenaikan IHP sebesar 0,4%. 

Menurut laporan tersebut, angka kenaikan IHP ini didorong oleh kenaikan harga barang permintaan akhir (final-demand goods) sebesar 0,6%, dengan mengecualikan variabel makanan, energi, dan jasa perdagangan.

IHP Naik, Harga Kripto Sempat Reli Tipis

IHP untuk permintaan akhir naik 0,2% dari bulan Agustus hingga September 2022 dan tetap tidak berubah pada periode antara bulan Juli hingga Agustus 2022. Persentase IHP kali ini juga meningkat sebesar 8% jika kita bandingkan dengan tahun yang berakhir pada Oktober 2022.

Grafik Persentase IHP
Sumber: YCharts

IHP yang lebih rendah dari perkiraan menunjukkan bahwa inflasi bisa jadi tengah mereda. Tidak lama setelah pengumuman ini, pasar saham juga memberikan respons positif, dengan kontrak berjangka atau futures Dow Jones naik 412 poin, sedangkan Nasdaq naik 3%, dan S&P 500 naik 2%.

Selain itu, pasar kripto juga sempat mengalami reli harga. Dengan Bitcoin (BTC) naik sekitar 3% yang mengantarkannya pada harga perdagangan di level US$16.949,45. Sementara Ether (ETH) naik 2,2% menjadi US$1.262,05.

BTC ETH Price
Sumber: Coin360

Faktanya, berita positif ini telah membantu industri kripto untuk bisa bernafas sedikit lebih lega. Pasalnya, rilisan laporan keuangan yang buruk dari perusahaan saudaranya, Alameda Research, telah membuat bursa FTX asal Bahama itu menghadapi krisis likuiditas pada hari Minggu, 6 November 2022. Sejak itu, industri kripto terus-menerus mendapat tekanan. 

Parahnya lagi, harga Bitcoin sempat turun di bawah angka US$16.000 tepatnya pada 10 November 2022 lalu. Sedangkan, pada 14 November 2022, jumlah alamat aktif ETH juga telah anjlok tajam. Alhasil, kondisi ini juga mencerminkan banyaknya konsumen yang memutuskan untuk “menarik diri” untuk sementara waktu dalam menghadapi ketidakpastian pasar saat ini.

Peter Schiff: Tidak Secepat Itu

IHP month-on-month (MoM) yang lebih rendah mencerminkan bahwa terjadi pengurangan dalam biaya  yang harus produsen bayar untuk memproduksi produk mereka. Jika biaya input menurun, produsen dapat menghasilkan lebih banyak pendapatan. Selain itu, hal ini juga bisa membuat konsumennya menjadi lebih hemat karena harga produk yang juga menjadi lebih murah. Jadi, IHP yang lebih rendah mengindikasikan bahwa konsumen bisa menyimpan lebih banyak uang.

Di sisi lain, industri kripto dan investor konvensional berharap bahwa dengan kondisi konsumen yang lebih baik itu, The Fed akan bisa memperlambat tingkat agresivitas ukuran dan kecepatan kenaikan suku bunga yang dimaksudkan untuk memerangi riwayat inflasi di AS.

Namun, kritikus Bitcoin, Peter Schiff, memperingatkan bahwa masih terlalu dini untuk berharap adanya jeda dari kenaikan suku bunga tersebut. Dia berpendapat bahwa harga konsumen dan produsen akan segera naik karena indeks dolar AS terpantau sudah turun 8% selama delapan minggu terakhir. Kenaikan ini akan meniadakan “kemajuan yang sudah dirasakan” yang dibuat The Fed, dan selanjutnya akan mendorong pengetatan yang berkelanjutan.

Selain Shiff, Jurrien Timmer, Kepala Makro Global di Fidelity Investments, juga memberikan peringatan serupa di Bloomberg TV setelah rilisnya angka IHP tersebut.

“Ketika saham naik dan obligasi naik serta dolar turun, [maka] kondisi keuangan melemah, hal ini berkebalikan dengan ekspektasi The Fed selama kampanye, karena mereka ingin kondisi keuangan diperketat. [Ada] risiko bahwa The Fed akan mulai memicu timbulnya dampak negatif pada reli ini,” katanya, merujuk pada reli harga saham-saham siklis seperti Caterpillar dan PPG Industries baru-baru ini. Sebab, saham-saham ini sangat terpengaruh oleh pergeseran laju pertumbuhan ekonomi.

Selisih (Spread) Yield yang Negatif Beri Sinyal Resesi di Tahun 2023

Awal tahun ini, Federal Reserve, bank sentral AS, sudah mulai melakukan pengetatan untuk menekan laju inflasi yang banyak orang khawatirkan bisa mendorong ekonomi AS ke dalam jurang resesi. Akhirnya bank sentral memberlakukan kenaikan suku bunga secara bertubi-tubi, yaitu sebesar 0,25% pada Maret 2022 dan 0,5% pada Mei 2022. Kemudian, masih berlanjut dengan empat kali kenaikan sebesar 0,75% pada bulan Juni, Juli, September, dan November 2022.

Dalam pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) belum lama ini, ketua The Fed, Jerome H. Powell mengatakan bahwa peluangnya semakin kecil bagi ekonomi untuk bisa mengalami “pendaratan yang mulus”. Pernyataan itu merupakan ungkapan eufemisme yang berarti bahwa resesi dapat dihindari.

Apalagi dalam jangka panjang, kondisi ini bukanlah kabar baik bagi investor kripto. Pasalnya, prediktor andalan lain juga sebelumnya sudah memperingatkan adanya resesi yang akan datang pada tahun 2023.

Ada jurang pemisah yang semakin curam antara yield atau imbal hasil instrumen Treasury pemerintah AS yang berjangka 10-tahun (10Y) dan tiga-bulan (3M).

Ketika perlu meminjam uang, pemerintah AS akan menerbitkan instrumen Treasury jangka pendek dan jangka panjang kepada masyarakatnya. Instrumen tersebut akan memberi mereka return atau imbal hasil setelah periode jatuh tempo tertentu telah terlewat.

Treasury notes sendiri juga menetapkan periode jatuh tempo lebih dari satu tahun dan kurang dari sepuluh tahun. Sedangkan, Treasury bills akan jatuh tempo hanya dalam waktu satu tahun.

Ketika perbedaan yield antara instrumen jangka panjang dan instrumen jangka pendek menjadi negatif, misalnya, spread atau selisih dari 10Y – 3M kurang dari nol. Maka, kondisi ini adalah pertanda bahwa investor mengharapkan return instrumen jangka panjang semakin rendah. Alhasil, investor yang mencari investasi berisiko rendah akan memicu menurunnya yield 10Y dalam jumlah permintaan.

Pada saat publikasi, yield spread antara treasury 10Y dan 3M kira-kira senilai -0,46%. Sedangkan, spread antara yield 10Y dan 2Y sekitar -0,5%.

10 year 2 year Treasury Constant Maturity
Sumber: Federal Reserve Bank of St. Louis

Namun, sayangnya, di sisi investor kripto, sejarah telah membuktikan bahwa spread yield Treasury yang semakin negatif mengindikasikan adanya ancaman resesi. Sebagai konsekuensinya, ancaman resesi tersebut dapat memperparah kondisi crypto winter saat ini.

Bagaimana pendapat Anda tentang kenaikan harga kripto akibat rendahnya IHP ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

    Platform kripto terbaik di Indonesia | April 2024

    Trusted

    Penyangkalan

    Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

    Zummia.jpg
    Zummia Fakhriani
    Zummia adalah seorang penulis, penerjemah, dan jurnalis dengan spesialisasi pada topik blockchain dan kripto. Ia mengawali sepak terjang di industri kripto sebagai trader kasual sejak 2015. Kemudian, mulai berkiprah sebagai penerjemah profesional di industri sejak 2018 sembari mengenyam tahun ketiganya di program studi Sastra Inggris kala itu. Menyukai topik terkait DeFi, koin privasi, dan web3.
    READ FULL BIO
    Disponsori
    Disponsori