Ripple baru saja merilis laporan kuartal pertama mereka untuk tahun ini, menyoroti aktivitas jaringan yang substansial untuk token XRP dan XRP Ledger (XRPL).
Metrik-metrik pertumbuhan ini tercapai berbarengan dengan kemajuan signifikan dalam pertempuran hukum Ripple yang masih bergulir dengan Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC) AS.
XRP dan XRPL Raih Sukses Besar di Q1
Aktivitas perdagangan spot harian XRP melesat 40% menjadi sekitar US$865 juta selama periode pelaporan. Perusahaan mencatat, volume XRP di seluruh crypto exchange masih cukup konstan. Binance, Bybit, dan Upbit berkontribusi lebih dari 70% dari total volume yang diperdagangkan.
Adapun minat spekulatif trader kripto pada XRP juga konsisten tinggi di kuartal pertama. Angkanya yakni mencapai rata-rata harian US$500 juta. Ripple menguak temuan bahwa volume spot dan open interest (OI) yang tinggi sangat berkorelasi dengan aktivitas pasar secara umum. Ini mencerminkan perdagangan XRP yang kokoh serta aktivitas di berbagai tempat.
Tak berhenti sampai di situ, jumlah transaksi di XRPL juga naik dua kali lipat pada Q1 2024 dibandingkan kuartal sebelumnya. Jumlah transaksi melonjak dari sekitar 121 juta di Q4 2023 menjadi lebih dari 251 juta pada akhir Q1 2024. Yang menarik, lonjakan transaksi ini datang bersamaan dengan penurunan signifikan dalam biaya transaksi rata-rata. Angkanya amblas sekitar 45% ke level US$0,000856 pada akhir Maret.
“Biaya transaksi rata-rata mencapai puncak di bulan Desember berkat uji massal inscription pada XRPL. Karena itu, penurunan biaya rata-rata per transaksi menunjukkan reset dan nihilnya kemacetan jaringan selama kuartal tersebut.”
Ripple
Tak hanya itu, XRPL juga melaksanakan upgrade teknis penting di kuartal pertama. Selama periode tersebut, XLS-30 — automated market maker (AMM) non-custodial — resmi diperkenalkan guna meningkatkan likuiditas on-chain serta kemampuan perdagangan bagi pengembang serta pengguna DeFi.
“Daya tarik XRPL makin besar – Saya sangat senang bahwa AMM native, yang bisa dibilang sebagai salah satu update terbesar di XRP Ledger, resmi tayang pada Q1.”
Brad Garlinghouse, CEO Ripple
Selain itu, XRPL juga telah terintegrasi dengan platform lain seperti Axelar. Integrasi ini mampu memperluas kapabilitas XRPL, memungkinkan pengembang untuk berinteraksi dengan mudah dengan smart contract dan decentralized application (dApp) di lebih dari 55 blockchain.
Namun, terlepas dari pertumbuhan ekosistem ini, gugatan hukum Ripple yang sedang berlangsung dengan SEC terus berlanjut. Khususnya, kasus ini hampir tuntas. SEC mengenakan denda US$2 miliar terhadap Ripple. Akan tetapi, Ripple menolak permintaan ini, menganggapnya tidak berdasar dan menganjurkan denda tidak lebih dari US$10 juta.
“Untuk langkah selanjutnya, kedua belah pihak akan menunggu Hakim untuk membuat keputusan mengenai ganti rugi akhir – kemungkinan dalam beberapa bulan mendatang. Ripple tetap optimistis Hakim akan menangani fase ganti rugi secara adil,” pungkas Ripple.
Bagaimana pendapat Anda tentang nasib Ripple (XRP) ke depannya? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.