Lihat lebih banyak

Likuiditas Kering, Bakkt Dapat Restu dari SEC untuk Galang Modal US$150 Juta

3 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Bakkt berhasil mendapatkan izin dari SEC Amerika Serikat untuk memperkuat modal hingga US$150 juta selama 3 tahun mendatang.
  • Dalam pernyataan resmi, Bakkt mengaku diperbolehkan untuk menggelar aksi korporasi berupa penjualan aset sekuritas demi menambal bolongnya arus kas.
  • Melalui penguatan modal, Bakkt menilai akan memiliki keleluasaan untuk menavigasi lanskap bisnis kripto yang terus bergerak dinamis.
  • promo

Bakkt, platform kustodian dan perdagangan kripto asal Georgia, selangkah lebih maju untuk menyelamatkan kondisi keuangannya. Bakkt berhasil mendapatkan izin dari Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC) Amerika Serikat (AS) untuk memperkuat modal hingga US$150 juta selama 3 tahun mendatang.

Hal itu dipercaya bisa membuat nafas perusahaan menjadi sedikit lebih panjang. Pasalnya, pekan lalu, Bakkt mengaku tengah mengalami kesulitan likuiditas yang berpotensi mengancam keberlangsungan operasionalnya. Oleh karena itu, restu dari SEC menjadi salah satu jalan keluar terbagi bagi perusahaan untuk bisa tetap menjaga roda bisnisnya berputar.

Lewat sebuah pernyataan, Bakkt mengaku diperbolehkan untuk menggelar aksi korporasi berupa penjualan aset sekuritas demi menambal bolongnya arus kas.

“Pernyataan pendaftaran ini secara efektif memperbolehkan perusahaan untuk mengumpulkan modal hingga US$150 juta dalam beberapa penawaran selama 3 tahun. Hal itu akan memberikan manfaat yang signifikan bagi perusahaan saat akan mengakselerasi kebutuhan pendanaan di masa depan.”

Dalam pengajuan ke SEC pekan lalu, Bakkt menjelaskan bahwa perusahaan memiliki dua produk sekuritas yang bisa dimanfaatkan untuk mendongkrak modalnya, yakni saham dan waran. Namun, tidak dijelaskan lebih jauh mana produk yang akan dijadikan senjata utama untuk mengerek likuiditasnya.

Bakkt Catat Kerugian selama 3 Kuartal Berturut-turut di 2023

Jika dilihat, sepanjang kuartal pertama sampai dengan kuartal 3 tahun lalu, kinerja keuangan Bakkt memang mengalami tekanan cukup berat. Perusahaan belum bisa meloloskan diri dari kubangan rugi yang terus menderanya.

Pada kuartal pertama tahun lalu, Bakkt dilaporkan mengalami rugi bersih sebesar US$44,9 juta. Jumlah kerugiannya terus bertambah di kuartal 2 menjadi US$50,5 juta, kemudian kembali membengkak di kuartal 3 menjadi US$51,7 juta.

Selain itu, beberapa aksi anorganik yang dilakukan perusahaan ternyata memiliki risiko dalam beban operasional Bakkt secara keseluruhan. Salah satunya adalah pengambilalihan Apex Crypto, yang akhirnya menimbulkan adanya hambatan integrasi dan hasil operasi perusahaan.

Oleh karena itu, melalui penguatan modal, perusahaan akan memiliki keleluasaan untuk menavigasi lanskap bisnis kripto yang terus bergerak dinamis.

“Dengan adanya pendanaan, diharapkan kami memiliki kemampuan untuk meningkatkan pendapatan secara substansial guna menghasilkan laba operasional yang berkelanjutan dan arus kas yang cukup untuk menjalankan bisnis,” jelas Bakkt.

Walau begitu, akuisisi Apex Crypto tidak sepenuhnya memberikan dampak negatif terhadap bisnis perusahaan. Di kuartal dua tahun lalu, Apex Crypto berkontribusi terhadap pendapatan Bakkt. Pada periode tersebut, pendapatan Bakkt berhasil melesat ke level US$347,6 juta. Jumlah itu meningkat lebih dari 2.000% dari periode yang sama tahun sebelumnya, yakni sebesar US$14 juta.

Operasional sempat Terancam

Bakkt sebenarnya sempat pesimistis. Jika ternyata rencana ini tidak disetujui oleh SEC, maka perusahaan tidak bisa memastikan kemampuannya untuk menjaga operasional secara efektif.

Pihak Bakkt mengaku hal itu akan sangat berpengaruh kepada investasi pemegang saham ke perusahaan. Pasalnya, perusahaan masih harus “membakar kas” guna menahan kerugian operasional dan juga membiayai aktivitas bisnis lainnya.

Saat pengambilalihan Apex Crypto, Bakkt menyiapkan dana yang tidak sedikit. Setidaknya sekitar US$200 juta sudah disiapkan untuk memuluskan ambisinya.

Bakkt akan membayarkan akuisisi ini secara bertahap. Sebanyak US$55 juta sudah dibayarkan dalam bentuk tunai sebagai tanda penutup kesepakatan, US$45 juta dibayarkan pada akhir tahun 2022 kemarin, dan US$100 juta tersisa akan diselesaikan hingga tahun 2025 mendatang.

Meski begitu, akuisisi Apex Crypto tetap sejalan dengan fokus perusahaan untuk mengembangkan segmen business-to-business (B2B) untuk layanan kripto.

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | Mei 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

BIC_userpic_sb-49-profil.jpg
Adalah seorang penulis dan editor yang pernah berkiprah di banyak media ekonomi dan bisnis. Memiliki pengalaman 7 tahun di bidang konten keuangan, bursa dan startup. Percaya bahwa blockchain dan Web3 akan menjadi peta jalan baru bagi semua sektor kehidupan
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori