Lihat lebih banyak

Luncurkan Blockchain Node Engine, Google Cloud Beri Kemudahan Developer Web3 Kembangkan Aplikasi

3 mins
Oleh David Thomas
Diterjemahkan Zummia Fakhriani
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Google baru saja memperkenalkan layanan hosting node barunya.
  • Layanan ini bernama Blockchain Node Engine, dan akan memungkinkan developer untuk meluncurkan node hanya dalam satu langkah sederhana.
  • Tahun ini, Google telah mengukir kemajuan signifikan dalam sektor Web3, terutama dalam menyediakan alat dan layanan bagi developer.
  • promo

Pada 27 Oktober 2022, Google Cloud Platform (GCP) mengumumkan peluncuran sebuah layanan hosting node kripto yang akan dikenal sebagai Blockchain Node Engine.

Untuk menyederhanakan proses yang memakan waktu dalam mengonfigurasi node secara manual, GCP menyatakan bahwa pertama-tama mereka akan mengaktifkan hosting node Ethereum.

Cara Menjalankan Node Ethereum di Google Cloud

Developer dapat menjalankan node dalam satu kali operasi saja, dengan terlebih dahulu menentukan secara spesifik jaringan manakah yang akan node jalankan. Misalnya saja, apakah itu di jaringan testnet ataukah mainnet, lalu menentukan wilayah cloud mana yang mereka pilih.

Google Cloud Node
Sumber: Google

Tapi, sebelum itu, developer perlu menjalankan compute instance, menginstal klien Ethereum seperti Geth ataupun Parity, baru kemudian menunggu proses node untuk mengunduh semua data blockchain. Uniknya, proses ini bisa jadi memakan waktu berhari-hari. Sebagai informasi, compute instance pada dasarnya adalah mesin virtual (VM) yang dihosting di cloud. Sedangkan, mesin virtual sendiri merupakan file yang ketika digunakan, akan menjadi komputer virtual yang terpisah dengan sistem operasinya sendiri.

Di samping itu, untuk mencegah akses yang tidak sah, Google akan menyembunyikan node di balik firewall Virtual Private Cloud. Lalu, developer juga bisa membantu mengurangi serangan penolakan layanan (denial-of-service) melalui Cloud Armor. Fitur penting ini bertugas dalam memastikan bahwa node mereka tetap beroperasi dengan baik dan kinerjanya tidak mengalami penurunan. Google akan melakukan restart pada sebuah node dan akan melakukan restart pada semua node jika terjadi pemadaman.

Kekhawatiran terkait Sentralisasi Ethereum

Menjalankan node di Google Cloud kemungkinan akan langsung memunculkan red flag atau tanda bahaya yang berkaitan dengan masalah sentralisasi. Tapi, faktanya node ini tidak lebih dari memungkinkan kamu untuk menggunakan Ethereum secara pribadi dan trustless. Fasilitas ini pada dasarnya memungkinkan kamu untuk memverifikasi data sendiri alih-alih mengandalkan jaringan untuk melakukannya. Selain itu, pengguna juga dapat menggunakan aplikasi terdesentralisasi (dApp) secara lebih pribadi tanpa perlu mengungkapkan alamat wallet dan saldo kripto miliknya ke node lain.

Kekhawatiran akan sentralisasi khususnya muncul ketika node memutuskan untuk menjadi validator dengan mengirimkan transaksi tertentu yang dapat mengunci ETH mereka dalam deposit. Untuk bisa menjadi validator, seorang pengguna perlu mengunci minimal sebanyak 32 ETH.

Tapi, sebelum The Merge Ethereum, protokol terdesentralisasi Lido Finance dan Rocket Pool telah memungkinkan sejumlah pengguna untuk menjalankan stake hanya dengan kurang dari 32 ETH di staking pool. Mereka dapat menjadi bagian dari upaya validasi kolektif oleh sekelompok operator node. Metode ini sendiri kemudian menuai kritikan karena sistem itu memusatkan sumber daya validator, dan ini berpotensi membahayakan keamanan Ethereum sendiri.

Sepak Terjang Google dalam Sektor Web3 Sejauh Ini

Sejauh ini, Google telah mengukir kemajuan yang signifikan dalam sektor Web3. Pada Januari 2022 lalu, Google Cloud mengumumkan rencananya untuk membentuk Tim Aset Digital. Selanjutnya, pada September 2022, perusahaannya telah menjalin kemitraan dengan chain BNB untuk memungkinkan para developer membangun produk dan layanan BNB di cloud mereka.

Tidak hanya itu, Google baru-baru ini juga membangun kolaborasi dengan Coinbase untuk menjadi host bagi beberapa aplikasi terkait perdagangan perusahaannya serta menyediakan bursa kripto dengan analitik data. Selanjutnya, Google juga menghosting riwayat transaksi Bitcoin, Ethereum, Litecoin, Zcash, dan Dogecoin, yang dapat diakses dari BigQuery, gudang data multi-cloud. Di samping itu, developer juga dapat mengakses riwayat transaksi menggunakan teknologi stack Node Coinbase.

Bagaimana pendapat Anda tentang fitur Blockchain Node Engine dari Google Cloud ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | April 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

Zummia.jpg
Zummia Fakhriani
Zummia adalah seorang penulis, penerjemah, dan jurnalis dengan spesialisasi pada topik blockchain dan kripto. Ia mengawali sepak terjang di industri kripto sebagai trader kasual sejak 2015. Kemudian, mulai berkiprah sebagai penerjemah profesional di industri sejak 2018 sembari mengenyam tahun ketiganya di program studi Sastra Inggris kala itu. Menyukai topik terkait DeFi, koin privasi, dan web3.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori