Lihat lebih banyak

Marak Aksi Kejahatan, CoinTrade Ikat Kerja Sama dengan Fireblocks

2 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • CoinTrade baru saja bekerja sama dengan Fireblocks, lembaga kustodian kripto yang dikenal memiliki keamanan mumpuni terhadap aset digital.
  • Dengan adanya sinergitas tersebut, maka pengguna CoinTrade akan terhubung ke cold wallet Fireblocks yang menyediakan akses terhadap aset digital selama 24 jam setiap harinya.
  • Selain itu, platform tersebut juga akan mendistribusikan private key sharing untuk mencegah terjadinya kolusi serta akses penandatanganan berbasis QR.
  • promo

Maraknya aksi kejahatan dunia maya, memaksa pelaku usaha untuk melakukan langkah inovatif guna memitigasi risiko yang ada. Salah satunya seperti yang dilakukan oleh CoinTrade. Platform perdagangan dan staking kripto asal Jepang itu baru saja mengikat kerja sama dengan Fireblocks, lembaga kustodian kripto yang dikenal memiliki keamanan mumpuni terhadap aset digital.

Fireblocks sendiri merupakan satu-satunya perusahaan yang memiliki sertifikasi CryptoCurrency Security Standard (CCSS) Level 3 Qualified Service Provider (QSP) oleh CryptoCurrency Certification Consortium (C4) pada akhir tahun lalu.

Dengan adanya sinergitas tersebut, maka pengguna CoinTrade akan terhubung ke cold wallet Fireblocks yang menyediakan akses terhadap aset digital selama 24 jam setiap harinya. Selain itu, platform tersebut juga akan mendistribusikan private key sharing untuk mencegah terjadinya kolusi serta akses penandatanganan berbasis QR.

Head of Asia-Pacific sekaligus Senior Vice President of Financial Markets Fireblocks, Stephen Richardson, mengungkapkan bahwa dengan memanfaatkan teknologi Fireblocks, CoinTrade bisa mempertahankan kontrol yang lebih ketat atas risiko dan kepatuhannya.

Seperti diketahui, salah satu kelemahan dalam penyimpanan kripto adalah masih banyaknya celah yang timbul dari kesalahan pengguna, khususnya untuk pengguna crypto wallet. Misalnya, keteledoran pengguna yang akhirnya meyebabkan hilangnya kunci crypto wallet. Dari kasus pengguna yang lupa private key untuk membuka crypto wallet saja, dilaporkan ada sebanyak 3,79 juta bitcoin telah hilang.

Jepang Berbenah terhadap Aturan Kripto

blockchain web3 metaverse kripto NFT Jepang

Jepang memang tengah berbenah terhadap industri kripto. Belajar dari insiden Mt. Gox di 2014 silam, pemerintah setempat mulai melakukan revisi aturan untuk memperketat bisnis aset digital. Salah satunya adalah dengan mewajibkan crypto exchanger untuk melakukan pendaftaran dan menyerahkan laporan tahunan.

Di sisi lain, desakan atas pengunaan kripto juga terus bergerak semakin tinggi. Kepala Bitbank yang juga menjabat sebagai Kepala Asosiasi Bisnis Aset Kripto Jepang, Hirosue, mengatakan saat ini Jepang tengah berada di tengah gelembung. Dengan cepatnya pertumbuhan pasar, Hirosue mengaku tidak bisa membangun struktur operasional bisnis yang kuat. Padahal, terdapat puluhan ribu pelanggan yang ingin menjadi pengguna setiap harinya. Hal tersebut akhirnya menjadikan proses pendaftaran sulit ditangani secara benar.

Menyadari pentingnya keamanan blockchain dalam bisnis kripto, pada Februari lalu, Hashkey menjalin kerja sama dengan perusahaan keamanan blockchain CertiK untuk menghadirkan solusi keamanan khusus blockchain ke pasar Jepang.

Sinergitas tersebut dimaksudkan untuk menjaga pertumbuhan industri kripto tetap positif di tengah derasnya ancaman keamanan dan hilangnya miliaran dolar AS setiap tahun akibat peretasan.

Lazarus Group Intai Negeri Sakura

Tahun 2022 menjadi masa terburuk dalam pencurian kripto. Sebanyak US$3,8 miliar lenyap akibat peretasan dan pencurian aset digital. Jumlah tersebut meningkat 15,15% dari tahun 2021 lalu.

Sementara itu, pada November tahun lalu, pemerintah Jepang menyebut bahwa aktor yang selama ini ada di balik peretasan kripto di Jepang dilakukan oleh Lazarus Group, kelompok kriminal yang terafiliasi dengan Pemerintah Korea Utara.

Lembaga Kepolisian Jepang juga terus memperingatkan masyarakat agar tidak terjebak dengan akivitas yang dilakukan oleh para penjahat. Mereka mengungkapkan bahwa modus yang selama ini dilakukan adalah dengan mekanisme phishing yang berpura-pura sebagai eksekutif perusahaan lewat email yang dikirimkan pada calon korbannya.

“Peretas menggunakan rekayasa sosial untuk mengakses perangkat calon korban. Lazarus kemungkinan juga melakukan serangan dunia maya terhadap sektor bisnis di Jepang dalam beberapa tahun ke belakang,” ungkap pihak Jepang.

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | April 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

BIC_userpic_sb-49-profil.jpg
Adalah seorang penulis dan editor yang pernah berkiprah di banyak media ekonomi dan bisnis. Memiliki pengalaman 7 tahun di bidang konten keuangan, bursa dan startup. Percaya bahwa blockchain dan Web3 akan menjadi peta jalan baru bagi semua sektor kehidupan
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori