Akhirnya, Ethereum mampu mencapai ‘zero net issuance‘ sejak 55 hari pasca The Merge yang sangat dinantikan terlaksana. Statusnya sebagai aset deflasi dan ultra sound money tampaknya juga masih utuh. Namun, harga ETH tercatat sudah turun lebih dari 18%, dan tren ini kemungkinan masih akan berlanjut.
Di tengah gejolak pasar kripto saat ini, muncul sebuah meme yang berhasil menarik banyak perhatian publik. Meme tersebut berisi percakapan, “Bisakah kripto membuat saya menjadi jutawan? Ya, kalau kamu sudah menjadi miliarder.”
Nyatanya, meme tersebut cukup menjelaskan keterpurukan pasar kripto yang tengah terjadi sekarang ini. Terbukti, pasar kripto telah turun lebih dari 14%, dengan kapitalisasi pasar kurang dari US$800 miliar. Paling tidak, momen-momen seperti ini adalah hari yang menyedihkan, terutama bagi para enthusiast atau penggemar kripto. Tapi tenang, karena kabar yang satu ini sepertinya bisa sedikit menghiburmu.
Masih ingat dengan Ethereum? Benar, si altcoin terbesar di dunia itu. Tepatnya 15 September tahun ini, Ethereum sukses meluncurkan The Merge, yang menjadi salah satu agenda paling monumental di industri kripto. Nah, kira-kira apakah yang terjadi ketika jaringan Ethereum melakukan transisi dari mainnet Proof-of-Work (PoW) dan layer eksekusi ke layer konsensus Proof-of-Stake (PoS) Beacon Chain ‘Eth2’?
The Merge Ethereum
Bagi kamu penggemar Dragon Ball Z, berikut adalah salah satu ilustrasinya:
Pohon deflasi akhirnya mulai memanen buah.
BeInCrypto telah menerbitkan sebuah artikel pada bulan September lalu, tepat sebelum The Merge tayang. Artikel itu membahas terkait penjelasan dan alasan penyelenggaraan The Merge, serta tidak ketinggalan juga mengenai kapan agenda tersebut akan berlangsung. Sekarang, tidak terasa sudah hampir dua bulan berlalu sejak pembahasan tersebut. Jadi, berikut adalah informasi terbaru terkait update Ethereum untuk semua penggemar kripto.
Singkatnya, selama transisi itu berlangsung, struktur penerbitan dan juga pasokan ETH telah berubah. ‘Sebelumnya, ETH [yang] baru diterbitkan dari dua sumber: layer eksekusi (mainnet) dan layer konsensus (Beacon Chain).’
Lalu, penting untuk kita perhatikan juga, bahwa sejak The Merge sukses terlaksana, penerbitan pada layer eksekusi sekarang ada pada angka nol. Mari kita bahas lebih detail.
Ethereum Berubah Jadi Aset Deflasi
Dengan mempertimbangkan hubungannya dengan Ethereum, muncul dua konsep penting di sini, yaitu aset deflasi dan ultra sound money.
Ada dua kelompok mata uang utama, yaitu inflasi dan deflasi. Kelompok pertama tidak memiliki batasan jumlah unit yang beredar, sedangkan yang kedua mempunyai pasokan maksimum. Faktor-faktor lainnya tetap konstan; semakin banyak unit yang dicetak, maka daya beli mata uang inflasi akan semakin menurun.
Sementara itu, mata uang fiat, dolar AS, berada dalam kategori aset inflasi (inflationary). Misalnya, seratus tahun yang lalu, seseorang dapat membeli 15 kopi di McDonald’s seharga US$1.
Tapi sebaliknya, nilai mata uang deflasi akan meningkat seiring berjalannya waktu, karena mata uang seperti ini bakal lebih langka atau menjadi sound money. Dengan kata lain, mata uang ini tahan terhadap kenaikan harga mendadak ataupun penurunan daya beli yang berkelanjutan.
Seperti kita tahu, Bitcoin (BTC) merupakan aset kripto terbesar dengan pasokan maksimum 21 juta. Dengan kata lain, apabila sudah mencapai jumlah tersebut, tidak akan ada lagi Bitcoin ‘baru’ yang bisa dicetak. Dengan mekanisme tersebut, maka BTC mampu membuktikan statusnya sebagai aset deflasi. Kelangkaan aset yang terbatas ini, jika ditambah dengan kurangnya kontrol terpusat, maka akan membuat banyak orang menganggap Bitcoin sebagai aset yang sangat aman.
- Baca juga: Flatcoin: Aset Kripto Pertama yang Patokannya ke Biaya Hidup, Solusi Tepat Atasi Inflasi?
Sound Money vs. Ultra Sound Money
Mulai dari kelas aset baru sampai dengan beragam narasi baru, semuanya terjadi di sektor kripto. Salah satu gagasan yang muncul adalah ultra sound money. Konsep ini dipopulerkan oleh Justin Drake, seorang peneliti dari Ethereum Foundation.
Tidak seperti Bitcoin, pasokan Ethereum tidak tetap. Namun, setelah bangkitnya kembali nilai ETH berkat The Merge, narasi ‘Ultra Sound Money’ akhirnya mencuat. Contohnya, sound money adalah aset dengan persediaan tetap atau konstan, dan nilainya akan terus meningkat seiring berjalannya waktu. Sedangkan, ultra sound money merupakan aset yang pasokan totalnya menurun (deflasi), dan (nilainya) terus meningkat dari waktu ke waktu.
Konsep ultra sound money ini lahir setelah ETH menjadi aset deflasi dan memperkenalkan mekanisme pembakaran biaya (fee-burning) melalui upgrade EIP-1559.
Apa Itu Konsep Ultra Sound Money?
Untuk memahami konsep ultra sound money dengan mudah, kita bisa menggunakan skenario berikut ini:
Sebelum The Merge atau Pra-Merge, jumlah ETH yang diterbitkan per hari, sebagai berikut: (1) Block Reward untuk miner + (2) Reward untuk staker PoS – (3) ETH yang dibakar (burning) melalui proses EIP-1559.
Berikut adalah sampel penerbitan ETH pra-Merge sesuai dengan unggahan blog resmi Ethereum pada 8 November lalu.
Kemudian, barulah mereka beralih ke skenario pasca-Merge. Setelah transisi tersebut, block reward tidak lagi diterbitkan di Execution Layer atau mainnet. Mengenai ini, unggahan blog itu menambahkan:
“Proof-of-work tidak lagi menjadi metode produksi blok yang valid di bawah aturan konsensus yang ditingkatkan. Semua aktivitas layer eksekusi diringkas menjadi “beacon block,” yang diterbitkan dan diverifikasi oleh validator proof-of-stake. Reward untuk memverifikasi dan menerbitkan beacon block dihitung secara terpisah pada layer konsensus.”
Selanjutnya, dengan asumsi bahwa penerbitan di Execution Layer sejak The Merge tayang adalah nol, maka jumlahnya ETH baru yang diterbitkan akan dihitung, seperti ini: (2) Reward untuk staker PoS – (3) ETH yang dibakar (burning) melalui proses EIP-1559
Ekspektasinya, jumlah pengguna jaringan akan terus meningkat hingga jumlah ETH memasuki tahapan burning dari EIP-1559 melebihi jumlah ETH yang digunakan sebagai insentif bagi staker. Barulah sejak saat itu, jumlah ETH akan mulai menipis.
Tapi, apakah ekspektasi-ekspektasi itu bisa terpenuhi di masa sekarang?
- Baca juga: The Merge & Migrasi Jaringan Ethereum ke Proof-of-Stake: Apa yang Akan Terjadi Selanjutnya?
Ethereum sebagai Ultra Sound Money
Faktanya, altcoin terbesar sekaligus aset kripto terbesar kedua ini sudah berhasil mewujudkan ekspektasinya.
Sebuah data menunjukkan bahwa terhitung lebih dari 3.000 ETH yang berhasil dibakar, atau jumlahnya setara dengan lebih dari US$4 juta. Alhasil, angka itu berhasil mengantarkannya kepada status deflasi. Jumlah ETH baru yang dicetak juga lebih sedikit dari jumlah ETH yang dibakar.
Selain itu, total pasokan ETH juga telah turun signifikan, dan berhasil mencapai tingkat inflasi 0,021% saja per tahunnya. Maka dari itu, kondisi ini menjadi pertanda baik yang menunjukkan bahwa Ethereum akan menjadi aset deflasi atau setidaknya aset kripto dengan tingkat inflasi yang sangat rendah.
Di sisi lain, istilah ultra sound money sendiri sudah sering digunakan oleh para penggemar Ethereum sebelum maupun sudah The Merge. Tapi, baru sekarang ini istilah tersebut sepenuhnya mendapat pengakuan. Perubahan besar ini akan membuat para holder ETH dapat menjalankan stake ETH dengan tingkat return 4-5% (saat ini, 4,3%).
Ada satu alasan kuat di balik banyaknya orang yang mendukung Ethereum sebagai ultra sound money. Alasan itu adalah karena label atau status tersebut memiliki daya tarik yang besar dalam meningkatkan potensi adopsi ETH, baik itu dalam lingkup institusional maupun ritel.
Ketakutan serta Kekhawatiran yang Menyelimuti
Beberapa kritikus berpendapat bahwa Ethereum pada akhirnya bisa saja berubah menjadi entitas terpusat. Sejumlah investor berkantong tebal kemungkinan mengantongi ETH dalam jumlah yang fantastis. Sehingga, pada akhirnya, mereka akan mampu mendominasi sebagian besar jaringan tersebut.
Terkait hal ini, Dune Analytics menguak fakta bahwa Lido ternyata adalah pemegang stake ETH terbesar, yaitu dengan jumlah kepemilikan sebesar 4.529.312 ETH yang mereka letakkan dalam staking, atau sebesar 30,4% dari total pool-nya. Sementara itu, Coinbase (13,89%) dan Kraken (7,99%) masing-masing menempati posisi ke-2 dan ke-3.
Masalah yang menyelimuti konsep sentralisasi ini adalah, bahwa investor atau perusahaan yang memegang dana dalam jumlah besar ini berpotensi terkena serangan. Penyerangan tersebut dapat terjadi melalui metode pembekuan terhadap dana mereka. Sehingga, serangan tersebut tentu saja juga akan mempengaruhi jaringan Ethereum sendiri.
Selain itu, chain yang baru ini juga dapat memberikan para staker utama kemampuan untuk memblokir transaksi sesuai dengan tuntutan regulasi serta melawan etos privasi dan desentralisasi aset kripto. Adapun pihak yang tergolong sebagai staker utama adalah mereka yang membantu mengamankan jaringan Ethereum.
Kekhawatiran utama lainnya adalah terkait sensor Ethereum. Ada satu situs web, yakni MEV Watch, yang menunjukkan bahwa beberapa relay MEV-Boost diregulasikan di bawah Office of Foreign Assets Control (OFAC) dan dapat menyensor transaksi tertentu. Akibatnya, kondisi ini bertentangan dengan konsep desentralisasi itu sendiri.
Saat ini, 71% block Ethereum sudah beroperasi sesuai dengan regulasi OFAC. Jumlah ini telah meningkat signifikan dibandingkan jumlahnya pada akhir September yang hanya mencapai 25%.
OFAC merupakan lembaga yang memberlakukan sanksi ekonomi Amerika Serikat. Mereka adalah pihak yang memberikan sanksi kepada Tornado Cash dan sejumlah alamat yang terkait dengannya.
Akibat sanksi itu juga, Flashbots, relay MEV-Boost terbesar, telah menyatakan bahwa mereka tidak akan memproses transaksi apa pun yang terkait dengan protokol mixing Tornado Cash.
Anjloknya Harga ETH
Jika dilihat dari performa harganya, ETH kembali mengalami koreksi lanjutan. Alhasil, keuntungan yang sempat ETH dapatkan langsung hilang begitu saja. Pada saat penulisan, harga ETH telah anjlok ke angka US$1.270, menurut data dari CoinMarketCap, setelah mengalami penurunan sebesar 22,31% dalam 7 hari terakhir.
Akan tetapi, performa negatif pada harganya ini kemungkinan besar memang terjadi akibat insiden kebangkrutan FTX yang mendominasi industri.
Bagaimana pendapat Anda tentang Ethereum sebagai aset ultra sound money? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.