StarkWare, developer layer-2 (L2) Ethereum, menunda pembukaan pertama (first unlock) native token StarkNet (STRK) selama lebih dari 5 bulan.
Artinya, tanggal pembukaan token STRK diundur menjadi 15 April 2024, dari tanggal yang dijadwalkan sebelumnya pada 29 November 2023.
Terkait hal ini, juru bicara StarkWare mengatakan bahwa pihaknya fokus pada pengembangan teknologi.
“Kami memperbarui roadmap sesuai kebutuhan, dan ini termasuk pembaruan pada lockup [token STRK],” jelas juru bicara StarkWare.
Belum jelas berapa banyak token STRK yang terkena dampak dari penundaan ini. Total pasokan token STRK adalah 10 miliar. Token STRK saat ini belum dapat diperdagangkan.
Token STRK pada first unlock adalah milik kontributor inti L2 StarkNet, dan bukan milik komunitas umum.
Penundaan first unlock token STRK tidak berarti agenda unlock berikutnya juga akan tertunda. Sebab, kedua hal tersebut tidak selalu terkait.
Token STRK Pertama Kali Diperkenalkan pada 2022
Sebagai pengingat, StarkWare melakukan deploy token STRK di Ethereum pada November 2022, setelah mengonfirmasi pada Juli 2022 bahwa mereka akan menerbitkan token mereka sendiri.
Pada saat itu, proyek ini mengatakan bawa token STRK dialokasikan kepada para pemegang saham, karyawan, dan developer software independen yang dikunci selama 4 tahun.
Semula, jadwal rilis bertahap dimulai satu tahun berikutnya, yaitu pada November 2023.
Pada November 2022, Starknet Foundation juga diluncurkan, dengan 50,1% dari total pasokan awal token STRK untuk memenuhi visi proposal desentralisasi StarkNet.
Adapun token STRK akan digunakan untuk membayar biaya transaksi, tata kelola, dan staking di jaringan StarkNet.
Sekilas tentang StarkWare
Pada Mei 2022, StarkWare memiliki valuasi mencapai sekitar US$8 miliar setelah mengumpulkan US$100 juta. Salah satu investor StarkWare adalah hedge fund kripto Three Arrows Capital (3AC) yang telah hancur dalam crypto winter 2022.
Investor StarkWare lainnya termasuk Paradigm, Sequoia Capital, Pantera, Polychain Capital, ConsenSys Ventures, MultiCoin Capital, Coinbase Ventures, Tiger Global, Greenoaks, Coatue, hingga Vitalik Buterin.
StarkWare didirikan pada tahun 2017 dan menawarkan 2 produk utama StarkEx dan StarkNet.
StarkEx merupakan mesin penskalaan Ethereum yang dibuat khusus dan memiliki izin (permissioned). Sementara itu, StarkNet adalah zero-knowledge (ZK) rollup terdesentralisasi tanpa izin (permissionless) yang mendukung hadirnya smart contract secara independen.
Ide di balik proyek jaringan penskalaan Ethereum ini adalah untuk meningkatkan jumlah transaksi dan mengurangi biaya gas fee.
Beberapa proyek kripto yang menggunakan teknologi StarkWare, termasuk Sorare, Immutable, dan dYdX.
Per 2 Oktober 2023, teknologi StarkWare telah melayani perdagangan kumulatif senilai US$1 triliun. Total value locked (TVL) di StarkEx dan StarkNet mencapai sekitar US$535 juta. Jumlah total transaksi menyentuh angka 520 juta Tx, dan terdapat 119 juta non-fungible token (NFT) yang telah dibuat.
- Baca Juga: Vitalik Buterin: Semua Layer-2 Ethereum Punya ‘Backdoor’, Dikendalikan VC, dan Bisa Diregulasikan
Teknologi StarkNet Prover Akan Menjadi Open-Source
Sebagai informasi, StarkWare sempat menghadapi sejumlah kritik dari komunitas kripto dan bersaing dengan proyek seperti ZK Sync dan Polygon karena mempertahankan kekayaan intelektual (IP) dari teknologinya, yang dinilai bertentangan dengan open-source blockchain dan etika interoperabilitas.
Dalam perkembangan terbaru pada awal bulan Februari lalu, StarkWare mengumumkan rencana untuk membuat teknologi StarkNet Prover yang mereka kembangkan menjadi open-source di bawah lisensi Apache 2.0.
Hal itu memungkinkan proyek atau jaringan lain, atau bahkan pengembang game atau basis data, untuk memanfaatkan teknologi tersebut, meninjau dan mengedit kode, mendeteksi bug, hingga meningkatkan transparansi.
Avihu Levy, head of product di StarkWare, enggan berkomitmen mengenai kerangka waktu untuk membuat StarkNet Prover menjadi open-source. Namun, dia mengatakan bahwa itu akan terjadi setelah peluncuran token dan desentralisasi dari StarkNet itu sendiri.
Teknologi StarkNet termasuk Cairo, Prover, dan Verifier, dirilis pada Juni 2020. Teknologi tersebut sudah digunakan oleh sejumlah pihak seperti ImmutableX, Sorare, hingga dYdX.
Keputusan untuk membuat StarkNet Prover menjadi open-source membuktikan bahwa StarkWare semakin percaya diri dengan teknologi mereka dan mengatakan itu juga akan memungkinkan sejumlah proyek untuk lebih percaya diri menggunakannya sebagai bagian penting dari protokol mereka.
Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.