Lihat lebih banyak

Dapat Pendanaan US$11 Juta, Omni Wallet Kembangkan Aplikasi Web3 Saingi MetaMask

3 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Omni Wallet baru saja mendapatkan pendanaan awal sebesar US$11 juta.
  • Dana tersebut rencananya akan digunakan untuk mengembangkan aplikasi Web3.
  • Selain itu, dengan masuknya Omni ke dunia Web3, akan menyaingi Metamask yang dianggap sebagai dompet kripto “sejuta umat”.
  • promo

Omni Wallet, salah satu dompet kripto, baru saja mendapatkan pendanaan awal sebesar US$11 juta. Dana tersebut rencananya akan mereka gunakan untuk mengembangkan aplikasi Web3. Dengan adanya pendanaan baru tersebut, valuasi perusahaan pun langsung melesat ke level US$50 juta.

Beberapa perusahaan yang masuk menjadi investor adalah Spartan Group, GSR Ventures, Eden Block, OP Crypto, Shima Capital, Kosmos Ventures, Daedalus Angels, PrimeBlock Ventures, Figmen Capital, Lattice Capital, dan Chorus One.

Founder Omni, Serafin Lion Engel, mengatakan pada The Block bahwa adanya pendanaan ini juga memberikan kesempatan pada perusahaan untuk merilis token kriptonya secara mandiri.

Selain itu, dengan masuknya Omni ke dunia Web3, perusahaan akan menyaingi Metamask yang dianggap sebagai dompet kripto “sejuta umat”.

Sampai dengan Juli, jumlah pengguna aktif MetaMask setiap bulannya mencapai 21 juta. Capaian itu meningkat 38 kali lipat dari tahun 2020. Artinya, dalam kurun waktu 2 tahun, MetaMask mampu mengakselerasi bisnisnya terus bertambah besar seperti sekarang.

“Kesepakatan pendanaan sudah ditutup pada bulan Mei lalu,” ungkap Engel.

Lewat pengembangan teknologi yang Omni lakukan, perusahaan kini bisa menghadirkan layanan untuk melakukan staking dan token swap. Namun, Engel mengakui bahwa salah satu hal yan menghambat terjadinya adopsi penggunaan dompet kripto adalah perihal kemudahan pengguna.

Oleh karena itu, Engel, Alex Harlet, dan James Stackhouse; selaku founder Omni, membangun aplikasi Web3 yang bisa digunakan oleh semua orang secara mudah, tanpa menghilangkan kedaulatan untuk melakukan kontrol.

Engel mengklaim bahwa platform miliknya merupakan gabungan antara aplikasi yang 100% self-custodial dan decentralized finance (DeFi). Nantinya, dalam platform Omni, setiap pengguna bisa memindahkan token yang dimiliknya ke blockchain yang berbeda. Kemudian, tampilan NFT juga bisa dilihat dengan mudah dari sumber blockchain yang berbeda lewat ponsel.

Kompatibel dengan 27 Blockchain

Aplikasi yang baru saja diluncurkan pada 7 September kemarin itu mengklaim dapat bekerja di 27 blockchain yang berbeda. Hal itu sekaligus menghilangkan hambatan dalam penggunaan dompet kripto yang selama ini hanya bisa digunakan untuk 1 blockchain.

Engel menambahkan, Omni mengusung protokol Smart Delegation Protocol (SDP) yang beroperasi sebagai perangkat tengah kontrak pintar langsung pada protokol SDK yang didukung. Dengan begitu setiap pengguna bisa mengirim dan menukar aset kripto secara multichain dan langsung lewat Omni Wallet.

“Kami ingin Omni tidak hanya menjadi dompet, melainkan bisa menjadi satu-satunya aplikasi yang bisa melakukan apa saja di Web3. Perusahaan mencoba membangun kenyamanan transaksi seperti centralized finance (CeFi), namun sepenuhnya bersifat DeFi,” jelasnya.

Dompet Kripto Siap Tumbuh US$686,05 Juta

Tingginya tingkat adopsi kripto di berbagai negara membuat penggunaan dompet kripto kian masif,. Berdasarkan Reportlinker, nilai pasar dompet kripto pada periode 2022 sampai 2026 diproyeksi mampu bertumbuh sebesar US$686,05 juta atau lebih dari Rp7 triliun.

Sementara itu, untuk perangkat keras dompet kripto alias yang kerap disebut sebagai “cold wallet” diprediksi akan tumbuh lebih kencang lagi ke kisaran US$1,1 miliar di tahun 2027. Sebagai catatan, pada tahun lalu, nilai pasar cold wallet berada di level US$252 juta.

Kondisi pasar yang tidak jelas membuat sentimen negatif terhadap industri kripto itu sendiri. Hal itu diperparah dengan ambruknya beberapa perusahaan kripto jumbo yang pada akhirnya menghentikan fitur penarikan dana.

Hal tersebut dipercaya bakal memantik pertumbuhan bisnis perangkat keras dompet kripto. Terlebih lagi, tingginya angka peretasan yang sampai dengan Juli kemarin mencapai US$1,9 miliar atau tumbuh 60% dari periode yang sama tahun lalu, juga dipercaya mampu mendorong penggunaan dompet dingin lebih kencang lagi. Pasalnya, cold wallet tidak bisa diretas dengan cara peretasan biasa, karena dalam mekanismenya perangkat keras dompet kripto tdak meninggalkan kredensial.

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Sampaikan pendapat Anda kepada kami. Jangan lupa follow akun Instagram Be[In]Crypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | Maret 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

BIC_userpic_sb-49-profil.jpg
Adalah seorang penulis dan editor yang pernah berkiprah di banyak media ekonomi dan bisnis. Memiliki pengalaman 7 tahun di bidang konten keuangan, bursa dan startup. Percaya bahwa blockchain dan Web3 akan menjadi peta jalan baru bagi semua sektor kehidupan
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori