Pemerintah Amerika Serikat (AS) pada hari Kamis (5/1) telah menyita atau sedang dalam proses menyita sekitar 56 juta saham Robinhood (HOOD) yang saat ini bernilai sekitar US$468 juta. Penyitaan tersebut merupakan bagian dari kasus penipuan yang dilakukan oleh Sam Bankman-Fried (SBF), yang merupakan pendiri dan mantan CEO crypto exchange FTX.
Selain itu, pemerintah AS turut mengendalikan aset di rekening bank yang merupakan bagian dari kasus kebangkrutan yang melibatkan satu unit perusahaan FTX, yaitu FTX Digital Markets (FDM) yang berbasis di Bahama. Catatan pengadilan menunjukkan bahwa rekening di Silvergate Bank dan Farmington State Bank yang menjalankan bisnis sebagai Moonstone Bank memiliki sekitar US$143 juta.
Penyitaan ini dimulai sebagai bagian dari dakwaan terkait kasus penipuan terhadap SBF dan pejabat tinggi FTX lainnya.
- Baca Juga: Regulator Bahama Ribut dengan Debitur FTX
Saham Robinhood (HOOD) yang Jadi Rebutan
Adapun saham Robinhood yang dimiliki pihak SBF dan digunakan dalam proses yang rumit, telah diklaim oleh berbagai kreditur FTX karena sejumlah pihak di antara mereka berhak untuk mengendalikan aset saham Robinhood itu. Saham Robinhood yang disengketakan saat ini dibekukan dalam rekening ED&F Man Capital Markets (EDFM) di New York, AS. Terdapat 3 pemangku kepentingan dalam kasus ini.
Secara rinci, BlockFi yang merupakan kreditur prepetisi Alameda Research ingin menjual saham Robinhood untuk membayar klaim atas dana yang dipinjam Alameda kepada mereka. Kemudian, Yonathan Ben Shimon, yang merupakan kreditur prepetisi dari FTX, disebut telah berhasil menunjuk pihak untuk mendapatkan kendali dan menjual saham Robinhood. Di sisi lain, SBF berulang kali mencari sumber pembayaran untuk biaya hukum yang dia hadapi.
Pada 14 Desember 2022, Departemen Kehakiman AS (DOJ) mendakwa SBF bersalah atas 8 dakwaan. Dia dituduh bersekongkol untuk menipu pelanggan dengan menyalahgunakan simpanan mereka; menipu pemberi pinjaman; melakukan penipuan sekuritas dan pencucian uang; serta melanggar undang-undang (UU) dana kampanye AS.
Kemudian pada hari Selasa (3/1) kemarin, SBF mengaku tidak bersalah atas tuduhan kriminal yang didakwakan terhadapnya dan akan menghadapi sidang gugatan pidana pada 2 Oktober 2023.
Seth B. Shapiro, seorang pengacara dari DOJ, mengatakan bahwa sidang pengadilan akan diadakan untuk menentukan apa yang terjadi pada saham Robinhood yang menjadi sengketa dan aset yang disita dari rekening bank.
DOJ tidak percaya bahwa saham Robinhood yang dimaksud merupakan properti dari harta kebangkrutan FTX. Crypto lending platform BlockFi, FTX, dan likuidator di Antigua; semuanya mengklaim memiliki hak atas saham Robinhood.
BlockFi Terlibat dalam Sengketa
Adapun aset yang disengkatan mencapai sekitar 7,42% dari total saham Robinhood yang ada. Saham itu dimiliki melalui Emergent Fidelity Technologies menggunakan dana yang dipinjam dari Alameda. SBF mengaku dia memiliki 90% saham Emergent dan Gary Wang yang merupakan co-founder dan Chief Technology Officer (CTO) FTX memiliki 10% saham Emergent.
Sementara itu, BlockFi pada 28 November 2022 menggugat Emergent dalam upaya untuk menyita saham Robinhood yang dijanjikan oleh Alameda sebagai jaminan pada 9 November 2022 untuk menjamin pembayaran pinjaman yang diajukan kepada BlockFi. Namun, dua hari berikutnya, tepatnya pada 11 November 2022, Alameda mengajukan kebangkrutan bersama FTX.
James Bromley, seorang pengacara FTX, mengatakan bahwa tidak ada ‘aset yang ditargetkan untuk disita’ berada dalam kendali langsung entitas FTX mana pun yang mengajukan kebangkrutan. Dia mengatakan saham Robinhood tunduk pada litigasi dan itu adalah pertanyaan terbuka siapa yang memilikinya.
Bagaimana pendapat Anda tentang proses penyitaan saham Robinhood (HOOD) yang menjadi sengketa dalam kasus FTX ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.