Lihat lebih banyak

Pendiri FTX Paparkan Kemungkinan Standar Industri Aset Digital yang Menuai Kritik dari Komunitas Kripto

4 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • CEO FTX membagikan tulisan berjudul "Kemungkinan Standar Industri Aset Digital", yang kemudian mendapat kritik pedas dari komunitas kripto.
  • SBF meminta agar tim hukum melakukan analisis setiap aset yang ingin dicantumkan di bawah kerangka kerja AS untuk menilai apakah sesuatu itu sekuritas.
  • Pernyataan ini datang setelah Ketua SEC AS mengatakan bahwa sebagian besar aset digital merupakan sekuritas yang tunduk pada aturan SEC.
  • promo

Anak perusahaan crypto exchange FTX yang berbasis di Amerika Serikat (AS) akan mulai melakukan analisisnya sendiri untuk menentukan suatu aset kripto apakah tergolong sebagai efek (sekuritas) atau bukan sebelum me-listing-nya. Hal ini diungkapkan founder & CEO FTX, Sam Bankman-Fried (SBF), dalam tulisan berjudul ‘Kemungkinan Standar Industri Aset Digital’ pada hari Kamis (20/10).

SBF menulis, “Sementara regulator AS mengatakan sejumlah kripto seperti Bitcoin bukan sekuritas, ada sejumlah kripto lainnya yang tidak jelas. Sampai ada kejelasan lebih lanjut tentang masalah ini, FTX US akan meminta tim hukum untuk melakukan analisis setiap aset yang ingin dicantumkan di bawah kerangka kerja berusia puluhan tahun AS untuk menilai apakah sesuatu [aset] itu sekuritas.”

Pernyataan ini datang setelah Ketua Komisi Sekuritas & Bursa (SEC) AS, Gary Gensler, mengatakan bahwa sebagian besar aset digital merupakan sekuritas yang tunduk pada aturan SEC. Sementara itu di sisi lain, Komisi Perdagangan Berjangka Komoditas (CFTC) AS mendorong perubahan legislatif yang akan memberikan mereka otoritas yang lebih langsung untuk mengawasi kelas aset ini.

SBF mengatakan, jika analisis internal FTX menemukan kripto bukanlah sekuritas, itu akan diperlakukan sebagai komoditas, kecuali SEC atau pengadilan AS menemukan hal yang sebaliknya. Namun, bila FTX menentukan bahwa suatu kripto mungkin merupakan sekuritas, token itu tidak akan dicantumkan di AS kecuali ada jalur yang jelas untuk mendaftarkannya.

Adapun jenis pemeriksaan internal ini tidak menjamin bahwa FTX akan terhindar dari pengawasan peraturan.

Dalam Bayang-bayang Ketidakpastian Status Kripto

SEC pada Juli lalu mengidentifikasi beberapa kripto sebagai sekuritas, yang mencuat saat menemukan kasus insider trading terhadap mantan karyawan Coinbase. Secara terpisah, regulator AS menyelidiki apakah Coinbase membiarkan orang AS memperdagangkan sekuritas yang tidak terdaftar. Adapun tinjauan ini disebut muncul mendahului penyelidikan kasus insider trading Coinbase.

Dalam pernyataan terkait tuduhan insider trading yang menyeret mantan karyawannya, Coinbase menyatakan bahwa tidak ada aset yang diidentifikasi oleh regulator dan terdaftar di crypto exchange mereka adalah sekuritas.

“[Dengan] tidak adanya kerangka peraturan sekuritas aset digital yang konkret dari SEC, kami tetap yakin bahwa proses peninjauan Coinbase yang ketat membuat sekuritas keluar dari platform kami,” tulis Paul Grewal selaku Chief Legal Officer (CLO) Coinbase waktu itu.

Menanggapi sikap terbaru FTX lewat pernyataan SBF, pihak Coinbase mengatakan kepada Bloomberg juga sudah menganalisis dan meninjau aset digital sebelum membuatnya tersedia di crypto exchange mereka. Pihak Coinbase mengaku bahwa sebagian besar aset kripto telah mereka tolak untuk didaftarkan.

Sementara itu, juru bicara Binance mengatakan bahwa untuk saat ini mereka tidak terlibat secara aktif dalam diskusi AS mengenai status kripto sebagai sekuritas atau komoditas.

“Kami percaya 99% kripto harus diklasifikasikan sebagai komoditas berdasarkan kasus penggunaannya,” jelas juru bicara Coinbase.

Rangkuman Standar Industri Aset Digital yang Diajukan SBF

Kembali pada tulisan yang dibuat SBF, dia percaya bahwa harus ada daftar blokir dan bukan daftar yang diizinkan untuk kegiatan keuangan terlarang. Dia mengatakan bahwa daftar ‘alamat crypto wallet terlarang’ yang andal diperlukan, tetapi transaksi peer-to-peer harus gratis asalkan tidak melibatkan entitas yang dikenai sanksi.

Metode untuk mengurangi dampak peretasan dan pelanggaran keamanan juga diperlukan. Dia mengatakan bahwa pengungkapan publik dan transparansi aset harus dikerjakan. menangani keuangan terdesentralisasi (DeFi), SBF mengakui bahwa ini adalah yang sulit.

“Sejujurnya, ini adalah salah satu area tersulit untuk diperbaiki. Hal yang paling penting adalah kita tidak melompat-lompat, bahwa industri, regulator, pembuat undang-undang (UU), bekerja secara kolaboratif dan penuh perhatian bersama,” jelas SBF.

Dia menambahkan bahwa platform dan marketing yang berurusan dengan investor ritel harus membangun perlindungan pelanggan. Stablecoin juga memerlukan pengawasan peraturan dan informasi publik terkini serta audit untuk mengonfirmasi bahwa stablecoin yang didukung dolar AS pada kenyataannya memang benar-benar didukung dolar AS.

Komunitas Kripto Mengkritisi Proposal SBF

Sebagian besar saran umum SBF dapat diterima, tetapi ada beberapa hal yang disoroti oleh komunitas kripto secara kritis. Co-founder Bankless, Ryan Sean Adams (RSA), mengatakan, “Sam, dengan hormat, ini benar-benar menyebalkan.”

Persoalan yang diperdebatkan RSA adalah tentang DeFi harus mematuhi kantor pengawasan aset asing AS (OFAC). Entitas ini adalah lembaga pemerintah dalam Departemen Keuangan AS yang mengelola dan memberlakukan sanksi ekonomi berdasarkan kebijakan luar negeri AS.

RSA juga sangat tidak setuju dengan saran bahwa front-end DeFi harus terdaftar sebagai broker atau dealer. Menurutnya, sejumlah aspek yang diusulkan SBF justru sepenuhnya menghapus bagian desentralisasi dari DeFi, yang cukup mengubahnya kembali menjadi CeFi (centralized finance) atau TradFi (traditional finance).

Gugatan terhadap ide SBF lainnya adalah saran bahwa membekukan rantai jaringan menjadi norma jika terjadi eksploitasi atau perselisihan. Bagi RSA, ini justru dinilai akan menghilangkan AS dari perlombaaan perkembangan kripto.

Sementara itu, pendiri Frax Finance, Sam Kazemian, mempertanyakan mengapa hanya stablecoin yang didukung fiat yang harus dipertimbangkan ketika ada banyak model collateralized atau algorithmic stablecoin seperti DAI, FRAX, atau GHO.

Sebagai penutup, akun Twitter exlawyer.eth meringkas proposal yang diajukan bos FTX dengan mengatakan, “Solusi SBF untuk pertanyaan yang sangat nyata dan menantang tentang ‘bagaimana mengatur teknologi yang dapat merevolusi sistem keuangan dengan benar’ adalah ‘mengubahnya menjadi sistem yang sudah ada’?”

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | April 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

userpic_14-1.jpg
Ahmad Rifai
Ahmad Rifai adalah seorang jurnalis yang meliput sektor startup, khususnya di Asia Tenggara, dan penggila open source intelligence (OSINT). Dia bersemangat mengikuti berbagai cerita tentang perang, tetapi percaya bahwa medan pertempuran saat ini adalah di dunia kripto.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori