Lihat lebih banyak

Percepat Tokenisasi Sektor Pertanian, Agrotoken Gandeng Pomelo dan Algorand

2 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Agrotoken menjalin kolaborasi dengan Pomelo dan Algorand untuk mengembangkan kartu pembayaran digital di sektor pertanian.
  • Kemitraan ini merupakan langkah lanjutan dari Agrotoken setelah menjalin kerja sama dengan perusahaan Visa di bulan Mei lalu.
  • CEO dan co-founder Agrotoken, Eduardo Novillo Astrada, mengatakan bahwa sinergitas dengan Pomelo dan Algorand ke dalam kemitraan Visa, menunjukkan bahwa aset kripto milik Agrotoken adalah serbaguna.
  • promo

Demi meningkatkan adopsi kripto di wilayah Argentina, platform infrastruktur untuk tokenisasi komoditas pertanian Agrotoken terus memperdalam cakupan bisnis kripto perusahaan.

Setelah menjalin kerja sama dengan perusahaan Visa di bulan Mei lalu; kali ini, sebagai langkah lanjutannya, Agrotoken menjalin kolaborasi dengan Pomelo dan juga penyedia jaringan blockchain Algorand untuk mengembangkan kartu pembayaran digital di sektor pertanian.

Rencana pengembangan kartu digital tersebut bisa berjalan lebih sempurna lewat sinergitas dengan Pomelo. Nantinya, Pomelo sendiri akan bertindak sebagai lembaga yang bertugas untuk menerbitkan, mendistribusikan, dan memproses pembayaran dengan kartu digital.

Di samping memiliki basis bisnis infrastruktur pembayaran digital, Pomelo pun memilki kemampuan untuk mencetak kartu virtual, membuat akun digital, dan melakukan verifikasi nasabah. Perusahaan financial technology asal Amerika Latin itu mengklaim bisa mempercepat proses transaksi lewat teknologi yang mereka usung.

Sedangkan, Algorand adalah jaringan blockchain yang akan membuat proses tokenisasi aset pertanian menjadi lebih transparan, aman, cepat dan rendah energi. Algorand memiliki konsensus Algorand State Proofs (ASPs), sehingga memungkinan perluasan interaksi tanpa kepercayaan di luar ekosistem asli blockchain.

CEO dan co-founder Agrotoken, Eduardo Novillo Astrada, mengatakan bahwa sinergitas dengan Pomelo dan Algorand ke dalam kemitraan Visa, menunjukkan bahwa aset kripto milik Agrotoken adalah serbaguna.

“Agrotoken hadir untuk mengubah sektor pertanian di seluruh wilayah, bukan hanya untuk Argentina saja. Hal itu bisa terjadi berkat dukungan dari banyak perusahaan dan juga platform,” ungkapnya.

Agrotoken Gunakan Biji-Bijian Jadi Alat Pembayaran

Melalui tokenisasi komoditas pertanian yang Agrotoken lakukan, bakal membawa industri pertanian masuk ke ranah virtual. Industri pertanian, yang selama ini dianggap sarat akan teknologi tradisional, berhasil diboyong untuk kemudian dimonetisasi menggunakan teknologi kripto.

CEO Pomelo, Gaston Irigoyen, menambahkan pula, jika kemitraan antara Agrotoken, Pomelo dan Visa untuk peluncuran kartu pembayaran belum pernah terjadi di kawasan Amerika Latin.

“Komoditas agro dijadikan sebagai sebagai metode pembayaran merupakan pengembangan yang nyata dalam dunia digital. Di mana industri yang tradisional dan penting seperti pertanian misalnya, bisa melakukan transformasi digital,” jelasnya.

Beberapa token kripto yang telah Agrotoken buat adalah token untuk kedelai (cryptosoja / SOYA), lalu tokenisasi jagung (cryptomaiz / CORA), dan tokenisasi gandum (cryptotrigo / WHEA). Ketiganya merupakan aset kripto pertama yang dijamin dengan biji-bijian dan digunakan untuk menyimpan serta menukar aset.

Setiap 1 Agrotoken setara dengan 1 ton biji-bijian. Penggunanya bisa menggunakan token tersebut untuk bertransaksi ataupun menjadkannya jaminan untuk mendapatkan pinjaman. Adapun proses validasi transaksi dilakukan melalui “Proof of Grain Reserve” (PoGR).

Tokenisasi Komoditas Pertanian Juga Ada di Indonesia

Tokenisasi dalam dunia pertanian rupanya sudah hadir juga di tanah air. PT. Mitra Sangkara Abadi, selaku pemilik Sangkara Token (MISA), bekerja sama dengan PT. Bumi Meta Indonesia (BMI) dan Asosiasi Pengusaha Desa Indonesia (APEDI) untuk membawa sektor pertanian ke dunia metaverse.

Perusahaan melakukan tokenisasi atas aset pertanian riil dan mengubahnya menjadi NFT. Dalam tahap awal, pengembangan proyek digital ini dibuka dengan tanah pertanian dengan luasan mencapai 5,6 hektar. Total jumlah tersebut akan terbagi menjadi 56 NFT, yang mana masing-masing NFT memiliki luas 1.000 meter persegi. Hal ini tergolong unik, karena biasanya ukuran untuk NFT menggunakan satuan piksel. Selain itu, dari situ dapat terlihat pula bahwa ukuran yang ada di ruang virtual adalah sama dengan yang ada di dunia nyata.

Platform kripto terbaik di Indonesia | April 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

BIC_userpic_sb-49-profil.jpg
Adalah seorang penulis dan editor yang pernah berkiprah di banyak media ekonomi dan bisnis. Memiliki pengalaman 7 tahun di bidang konten keuangan, bursa dan startup. Percaya bahwa blockchain dan Web3 akan menjadi peta jalan baru bagi semua sektor kehidupan
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori