Lihat lebih banyak

Perusahaan Kustodian Kripto Zodia Dapat Suntikan Dana Segar US$36 Juta

3 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Zodia, perusahaan kustodian kripto, dilaporkan menutup pendanaan baru yang dipimpin oleh SBI Holdings sebesar US$36 juta.
  • Penggalangan dana Seri A Zodia juga melibatkan SC Ventures, yang merupakan unit investasi dari Standard Chartered untuk perusahaan rintisan.
  • Saat ini, Standard Chartered disebut masih menjadi pemegang saham terbesar Zodia, kemudian disusul oleh SBI Holdings.
  • promo

Zodia, perusahaan kustodian kripto, pada hari Kamis (27/4) dilaporkan menutup pendanaan baru dengan menerima investasi sebesar US$36 juta (sekitar Rp530,46 miliar).

Putaran pendanaan ini dipimpin oleh SBI Holdings yang berbasis di Tokyo, Jepang. Hal ini menandai dilusi kepemilikan saham bank Standard Chartered di Zodia.

Zodia yang berkantor pusat di London, Inggris, sebelumnya hanya didukung oleh Standard Chartered dan Northern Trust. Standard Chartered semula memiliki 90% saham di Zodia.

Berdasarkan laporan Bloomberg, CEO Zodia, Julian Sawyer, menolak untuk memberikan perincian tentang susunan kepemilikan saham yang baru atas perusahaan itu. Namun, dia menekankan bahwa Standard Chartered tetap menjadi pemegang saham mayoritas.

Kustodian Kripto yang Didukung Perusahaan Keuangan Tradisional

Penggalangan dana Seri A Zodia juga melibatkan SC Ventures, yang merupakan unit investasi dari Standard Chartered untuk perusahaan rintisan.

Putaran pendanaan ini mengikuti peluncuran bisnis Zodia di Jepang sebagai usaha patungan dengan SBI Holdings pada bulan Februari lalu.

SBI Holdings, yang merupakan grup perusahaan jasa keuangan di Negeri Sakura, kini menjadi pemegang saham terbesar kedua di Zodia.

“Ini adalah bagian dari strategi kami untuk didukung oleh bank, dan semua hal baik yang dihasilkannya. Itu tidak berarti harus ada satu bank [mengacu pada dukungan terbaru dari SBI Holdings],” jelas CEO Zodia.

Hindari Market AS, Zodia Lihat Potensi Timur Tengah

Zodia didirikan pada Desember 2020 dengan menargetkan investor institusional dalam aset digital. Mereka akan menggunakan suntikan dana segar yang diterima untuk perluasan jangkauan bisnis di luar market mereka saat ini di Eropa dan Asia.

Perusahaan kustodian kripto ini mengaku tertarik dengan peluang di Timur Tengah. Namun, AS keluar dari jangkauan bisnis mereka untuk mendatang karena ketidakpastian regulasi di Negeri Paman Sam.

“Sebagai sebuah industri, ada tantangan dalam hal regulator mana yang mengelola industri kripto, dan aset apa yang digolongkan sebagai sekuritas (efek),” terang CEO Zodia.

Dia berharap regulator dapat menciptakan kejelasan tersebut. Namun, saat ini, wajar untuk mengatakan bahwa sulit melihat apa yang akan terjadi dalam 12 hingga 18 bulan ke depan.

Pendanaan baru yang mereka terima juga akan digunakan untuk menambahkan lebih banyak aset digital ke cakupan Zodia, termasuk Staked Ether (stETH), serta mengembangkan off-exchange settlement network.

Kustodian Kripto yang Memenuhi Syarat

Meski tidak ada hubungannya dengan Negeri Paman Sam secara langsung, kabar ini menggemakan seruan Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) pada Februari lalu yang mengusulkan agar para penasihat investasi terdaftar (registered investment advisors / RIA) untuk menyimpan uang dan sekuritas (efek), termasuk aset kripto pelanggan, pada kustodian yang memenuhi syarat.

Saat ini, platform perdagangan dan peminjaman kripto secara rutin menawarkan kustodian untuk pelanggan kripto. Namun, mereka sebenarnya bukan masuk dalam kategori kustodian yang memenuhi syarat di bawah rancangan aturan baru SEC.

Adapun kustodian yang sesuai berdasarkan peraturan SEC umumnya berarti bank atau perusahaan perwalian, broker dealer yang terdaftar di SEC, atau pedagang komisi berjangka yang terdaftar di Komisi Perdagangan Berjangka Komoditas AS (CFTC).

Ketua SEC, Gary Gensler, dalam sebuah pernyataan mengatakan, “Jangan salah. Berdasarkan bagaimana platform kripto umumnya beroperasi, para penasihat investasi tidak dapat mengandalkan mereka sebagai kustodian yang memenuhi syarat. Meskipun beberapa platform perdagangan dan peminjaman kripto mungkin mengklaim bahwa kripto itu milik investor, hal tersebut tidak berarti mereka adalah kustodian yang memenuhi syarat.”

Selain menuntut agar penasihat investasi hanya mempercayai lembaga keuangan yang diatur, proposal SEC juga mengatakan bahwa kustodian yang memenuhi syarat akan tunduk pada audit independen, pengungkapan reguler, dan perlu memisahkan aset pelanggan menjadi rekening dengan identitas nasabah.

Bagaimana pendapat Anda tentang investasi dari SBI Holdings dan berbagai investor lainnya pada putaran pendanaan seri A Zodia kali ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | April 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

userpic_14-1.jpg
Ahmad Rifai
Ahmad Rifai adalah seorang jurnalis yang meliput sektor startup, khususnya di Asia Tenggara, dan penggila open source intelligence (OSINT). Dia bersemangat mengikuti berbagai cerita tentang perang, tetapi percaya bahwa medan pertempuran saat ini adalah di dunia kripto.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori