Lihat lebih banyak

Di Tengah Bear Market, Robinhood Berhasil Tekan Kerugian hingga 73,59%

3 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Robinhood berhasil perkecil nilai kerugian mereka hingga 73,59%.
  • Dari Januari hingga September 2022, nilai kerugian menyusut jadi US$862 juta.
  • Padahal, Robinhood catatkan rugi bersih US$3,26 miliar juta pada periode yang sama tahun 2021.
  • promo

Sebagai platform perdagangan saham dan kripto, nasib Robinhood, tidak jauh berbeda dengan perusahaan kripto lainnya. Pada masa sulit seperti saat ini, Robinhood masih menghadapi kerugian. Namun, untungnya mereka berhasil memperkecil nilai kerugian hingga mencapai 73,59%.

Sampai dengan periode Januari hingga September 2022, nilai kerugian Robinhood mencapai US$862 juta. Meski sudah berhasil ditekan, namun angkanya masih tergolong besar bila dibanding periode yang sama tahun 2021, dengan mencatatkan rugi bersih senilai US$3,26 miliar. Bila dilihat secara kuartalan, nilai rugi bersih perusahaan luruh 40,67% menjadi US$175 juta dibandingkan kuartal II/2022 yang mencapai US$295 juta.

Pendapatan bersih perusahaan juga tidak berhasil meningkat. Dari total sumber pendapatan yang ada, hanya segmen net interest revenue yang mencatatkan peningkatan dalam 9 bulan di tahun ini. Dari semula US$193 juta September 2021, menjadi US$257 juta pada periode Januari sampai September 2022.

Secara konsolidasi, pendapatan Robinhood turun 33% menjadi US$978 juta dibandingkan periode yang sama tahun lalu senilai US$1,45 juta. Segmen pendapatan transcation-based revenue yang merupakan kontributor utama dalam pos pendapatan perusahaan turun 45% menjadi US$628 juta dari posisi sebelumnya sebesar US$1,13 miliar.

Terkait hal ini, co-founder sekaligus CEO Robinhood, Vlad Tenev, mengatakan bahwa secara kuartalan pendapatan bersih mereka naik 14% menjadi US$361 juta. Pos pendapatan yang dihasilkan dari transaksi turut meningkat 3% ke level US$208 juta.

“Namun, transaksi mata uang kripto turun 12% menjadi US$51 juta. Sementara untuk transaksi options dan saham masing-masing naik 10% dan 7% menjadi US$124 juta dan US$31 juta,” jelas Vlad Tenev.

Jumlah Pengguna Robinhood Alami Penurunan

Landainya pendapatan perusahaan merupakan imbas dari turunnya jumlah pengguna Robinhood. Dalam laporan keuangan mereka, disebutkan bahwa monthly active user (MAU) Robinhood turun 1,8 juta menjadi 12,2 juta MAU.

CEO Robinhood menegaskan hal tersebut terjadi lantaran pengguna mulai mengatur portofolio aset investasi mereka di tengah kondisi pasar yang tidak pasti. Meski demikian, mereka tetap berhasil meningkatkan keuntungan rata-rata atas setiap pengguna atau average revenues per user (ARPU) menjadi US$63 dari posisi kuartal II/2022 sebesar US$56.

Chief Financial Officer (CFO) Robinhood, Jason Warnick, mengatakan bahwa mereka akan tetap fokus melayani pelanggan dan mendorong value pemegang saham secara jangka panjang.

“Kami mendorong EBITDA [laba perusahaan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi] tetap positif disesuaikan dengan peningkatan pendapatan dan melakukan efisiensi biaya,” ungkap Jason Warnick.

Berusaha Tekan Biaya Operasional

Menyiasati kondisi pasar yang masih belum menemukan kepastian, Robinhood sudah 2 kali mengumumkan rencana untuk melakukan perampingan ukuran satuan kerjanya. Terakhir, hal tersebut diumumkan pada Agustus lalu ketika mereka akan mengurangi 23% dari total jumlah karyawannya.

Ke depan, mereka akan tetap melanjutkan rencana untuk menekan biaya operasional. Dari restrukturisasi karyawan yang dilakukan pada April dan Agustus, mereka percaya diri dapat menekan biaya operasional sampai akhir tahun ini sebesar 31% hingga 32% dibandingkan tahun lalu menjadi US$2,34 miliar atau US$2,4 miliar.

Selain itu, kompensasi berbasis saham juga akan turun menjadi US$645 juta sampai US$685 juta. Angka tersebut diklaim lebih rendah 56% sampai 59% dari posisi tahun lalu. Sebagai catatan, biaya kompensasi berbasis saham pada tahun ini sudah memasukkan manfaat bersih yang dikembalikan sebesar US$77 juta sejalan dengan program restrukturisasi yang telah dilakukan.

Sebagai informasi, perjalanan bisnis perusahaan tidak selamanya berjalan lancar. Robinhood sempat mendapatkan denda US$30 juta dari New York Department of Financial Services (NYDFS) atas dugaan pelanggaran aturan anti-money laundering dan keamanan siber.

Bagaimana pendapat Anda tentang kerugian yang dialami oleh Robinhood di Q3/2022 ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | April 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

BIC_userpic_sb-49-profil.jpg
Adalah seorang penulis dan editor yang pernah berkiprah di banyak media ekonomi dan bisnis. Memiliki pengalaman 7 tahun di bidang konten keuangan, bursa dan startup. Percaya bahwa blockchain dan Web3 akan menjadi peta jalan baru bagi semua sektor kehidupan
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori