Lihat lebih banyak

Rugi US$1,87 Miliar karena SVB dan Signature Bank Tutup, CEO Alecta Dipecat

3 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Magnus Billing, CEO Alecta, baru saja dipecat karena membuat perusahaan rugi US$1,87 miliar dengan berinvestasi di Signature Bank dan SVB.
  • Menurut dewan perusahaan, mereka melakukan langkah pemecatan tersebut sembari menentukan cara yang tepat bagi perusahaan untuk memulihkan kepercayaan investor.
  • Meski begitu, manajemen Alecta mengklaim bahwa kerugian yang dialami oleh perusahaan tidak akan berdampak kepada tabungan pelanggan.
  • promo

Dampak penutupan dua bank yang sarat dengan startup dan kripto, Silicon Valley Bank (SVB) dan Signature Bank, berbuntut panjang. Salah satunya adalah yang terjadi pada Alecta. Perusahaan dana pensiun swasta terbesar di Swedia itu baru saja memecat sang CEO, karena membuat perusahaan menjadi salah satu pemegang saham terbesar di bank-bank tersebut, yang pada akhirnya mengakibatkan kerugian jumbo.

Magnus Billing terpaksa merelakan posisinya sebagai orang nomor satu di Alecta, setelah dipecat oleh dewan perusahaan. Billing dipaksa mundur dari posisinya lantaran menjadikan Alecta sebagai pemegang saham yang diperhitungkan oleh SVB, Signature Bank dan juga First Republic Bank.

Data mengungkapkan bahwa Alecta merupakan investor nomor lima di Silicon Valley Bank, kemudian menjadi investor nomor lima juga di First Republic, serta investor nomor 6 di Signature Bank. Akibat langkah Billing tersebut, Alecta harus menelan kerugian sebesar 19,6 miliar krona Swedia atau sekitar US$1,87 miliar.

“Kerugian tersebut sangat merusak kepercayaan pada bisnis manajemen aset Alecta,” jelas perusahaan dalam sebuah pernyataan.

Menurut dewan perusahaan, mereka melakukan langkah pemecatan tersebut sembari menentukan cara yang tepat bagi perusahaan untuk memulihkan kepercayaan investor.

Untuk mengisi kekosongan kepemimpinan, Alecta mengangkat Wakil CEO Perusahaan, Katarina Thorslund, sebagai pemimpin sementara sambil mencari kepala eksekutif yang baru.

Masuk di Saat yang Tak Tepat

Terkait kerugian yang ia sebabkan, Billing mengakui bahwa masuk ke Amerika Serikat (AS) adalah sebuah “kegagalan besar”. Kendati demikian, ia mengklaim jumlah dana yang diinvestasikan tergolong kecil, yakni hanya setara 2% dari modal.

Selain itu, untuk menenangkan pasar, Alecta juga memecat Kepala Ekuitas, Liselott Ledin, dan berjanji bakal mengurangi investasi dalam jumlah besar di luar pasar domestik.

Tidak dapat dimungkiri, kegagalan SVB dan Signature Bank membuat pasar panik. Bukan hanya pasar keuangan digital yang berisi perusahaan aset kripto, namun perusahaan keuangan tradisional juga ketar-ketir melihatnya.

Banyak pihak yang khawatir bahwa kegagalan lembaga perbankan asal AS itu akan menular dan menyeret banyak perusahaan lainnya. Namun ternyata, beberapa hari sebelum SVB bangkrut, Alecta mengklaim bahwa perusahaan sudah menjual kepemilikannya di dua bank terbesar di Swedia untuk meningkatkan investasinya di bank khusus yang berada di AS.

Alecta mengaku sudah menarik posisi di berbagai bank tersebut dalam rangka menetapkan kerangka kerja investasi. Sayangnya, tidak dielaborasi lebih jauh berapa nilai investasi yang dibenamkan. Namun, yang pasti, perusahaan juga sudah menjual kepemilikan sahamnya di First Republic Bank.

Kerugian Tidak Berdampak pada Tabungan Pelanggan Alecta

Manajemen Alecta mengklaim bahwa kerugian yang dialami oleh perusahaan tidak akan berdampak kepada tabungan pelanggan. Jika melihat total dana kelolaan yang dimiliki oleh Alecta, jumlah kerugian yang muncul terlihat sangat mini.

Berdasarkan laman perusahaan, Alecta diketahui memiliki total dana kelolaan sebesar 1.100 miliar krona Swedia atau sekitar US$105,27 miliar.

Investasi Alecta di Signature Bank sendiri sudah berlangsung sejak 2016. Sementara itu, investasi pada Silicon Valley Bank dan First Republic Bank dimulai ketika 2019, jauh sebelum bank itu ditutup. Adapun nilai investasi yang dibenamkan pada First Republic Bank mencapai 9,7 miliar krona Swedia atau sebesar US$928,33 juta.

“Kami juga perlu berinvestasi di luar Swedia untuk menyebar risiko dan memperoleh keuntungan dari nilai yang terjadi di pasar lain,” jelas manajemen Alecta.

Alecta menganggap bahwa ketiga bank gagal yang akhirnya menyebabkan kerugian pada portofolio perusahaan bukanlah bank kripto. Menurutnya, SVB merupakan entitas yang berfokus pada perusahaan modal ventura dan perusahaan di sektor teknologi, serta ilmu kesehatan.

Sementara itu, Signature Bank adalah lembaga keuangan yang fokus pada pembiayaan gedung, apartemen dan properti komersial. Namun disisi lain, Signature Bank juga berinvestasi dalam pengembangan teknologi melalui platform pembayaran, yang memungkinkan pelanggan melakukan transfer USD secara real time dan hal tersebut mampu menarik beberapa crypto exchange untuk menyimpan uangnya disana.

Menurut Alecta, jumlah simpanan entitas kripto di Signature hanya 15% dari total simpanan bank.

Bagaimana pendapat Anda tentang kondisi Alecta yang terseret dalam pusaran krisis SVB dan Signature Bank? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | April 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

BIC_userpic_sb-49-profil.jpg
Adalah seorang penulis dan editor yang pernah berkiprah di banyak media ekonomi dan bisnis. Memiliki pengalaman 7 tahun di bidang konten keuangan, bursa dan startup. Percaya bahwa blockchain dan Web3 akan menjadi peta jalan baru bagi semua sektor kehidupan
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori