Trusted

Saingi ChatGPT, Baidu Rilis Chatbot Pintar Bernama Ernie Bot

3 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Baidu baru saja merilis chatbot cerdas bertenaga AI yang diberi nama Ernie Bot dan diklaim bisa menjadi saingan ChatGPT.
  • CEO Baidu mengaku bahwa perusahaan juga bakal merilis rangkaian aplikasi AI baru yang memanfaatkan kemampuan generative AI.
  • Langkah agresif yang dilakukan oleh Baidu tidak terlepas dari dukungan pemerintah Cina terhadap pengembangan AI.
  • promo

Tidak ingin ketinggalan hype, Baidu, perusahaan raksasa teknologi asal Cina, baru saja merilis platform chatbot miliknya sendiri. Chatbot tersebut diklaim bakal menjadi saingan chatbot cerdas bertenaga artificial intelligence (AI) besutan OpenAI, yaitu ChatGPT. Aplikasi anyar bernama Ernie Bot itu langsung mendapatkan respon positif sejak peluncuran perdananya ke publik pada hari ini (31/8).

Mengutip laporan Xinhua, peluncuran aplikasi generative AI itu bertujuan pula untuk membantu Baidu meningkatkan model dasar AI yang tengah dibangunnya. Dari sana, Baidu bisa mendapatkan umpan balik dari ratusan juta pengguna yang bakal digunakan sebagai alat pembelajaran (machine learning) dari chatbot itu sendiri.

Ketua sekaligus Chief Executive Officer (CEO) Baidu, Robin Li, mengatakan, sama seperti ChatGPT, Ernie Bot juga dilatih menggunakan sejumlah besar data dari internet untuk bisa menghasilkan respon yang mirip dengan manusia. Ernie Bot diklaim bakal mampu menangkap perintah yang diberikan oleh manusia untuk melakukan tugas yang diperintahnya.

“Baidu juga bakal merilis rangkaian aplikasi AI baru yang memanfaatkan kemampuan generative AI,” jelas Li.

Peluncuran layanan baru ini menjadi tonggak penting bagi Baidu setelah rangkaian pengembangan yang sudah dilakukannya sejak 2019 silam. Perusahaan juga sudah menggelontorkan kocek yang tidak sedikit untuk memuluskannya. Meskipun tidak menyebutkan secara detail besaran dana yang dihabiskan khusus untuk pengembangan chatbot, yang jelas, Baidu sudah mengalokasikan sekitar 140 miliar renminbi (sekitar US$19,5 miliar) untuk aktivitas penelitian serta pengembangan.

Sebelum akhirnya dirilis secara umum, Ernie Bot sebenarnya sudah pernah diujicoba pada 16 Maret lalu. Kala itu, Baidu hanya memberikan akses terbatas pada mitra bisnis dan 1,2 juta orang yang sudah masuk dalam daftar tunggu.

Pemerintah Cina Luncurkan Aturan AI

Langkah agresif yang dilakukan oleh Baidu tidak terlepas dari dukungan pemerintah Cina terhadap pengembangan AI. Pada pertengahan Juli kemarin, Cyberspace Administration of China (CAC), salah satu otoritas Cina, merilis draf aturan terbaru yang bakal diberlakukan untuk bisa mengatur aktivitas AI di wilayahnya. Dalam aturan itu, disebutkan bahwa setiap entitas yang bakal merilis model generative AI harus mendapatkan lisensi terlebih dulu ke CAC sebagai bentuk kepatuhan.

Pemerintah setempat ingin memastikan bahwa inovasi yang berkembang tidak berbenturan dengan sistem negara. Kemudian, pada 15 Agustus kemarin, otoritas akhirnya memberlakukan “aturan sementara” untuk pengelolaan layanan generative AI. Menariknya, aturan tersebut hanya berlaku pada entitas yang memang sudah merilis produknya ke masyarakat.

Dengan demikian, bisa dibilang bahwa kebijakan yang baru saja diterapkan pihak Cina lebih longgar dibanding kerangka aturan sebelumnya.

Selain itu, aturan tersebut juga tidak memasukkan izin menyeluruh bagi entitas yang mengembangkan sistem kecerdasaan buatan.

Bos Baidu Puji Kebijakan Pemerintah

Memandang dukungan dari pemerintah, Robin Li menyebut bahwa kebijakan yang baru diterapkan di wilayahnya lebih mendukung inovasi ketimbang regulasi. Pihaknya optimistis ke depannya lingkungan peraturan yang akan dibangun bakal menjadi lebih baik untuk ekosistem digital.

Inisiatif untuk mulai menggarap generative AI tidak hanya datang dari Baidu. Beberapa raksasa teknologi lainnya, seperti Alibaba dan Kunlun Tech, juga sudah merilis beberapa produk generative AI.

Dalam kasus Alibaba, pada pekan lalu, perusahaan merilis 2 model AI baru bernama Qwen-VL dan Qwen-VL-Chat. Alibaba mengatakan layanan baru tersebut mampu memahami gambar dan melakukan percakapan yang lebih kompleks. Selain itu, karena sifatnya open source, setiap peneliti, akademisi, dan perusahaan di seluruh dunia bisa pula menggunakannya untuk membuat aplikasi AI sendiri, tanpa perlu melatihnya.

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

🎄Platform kripto terbaik di Indonesia | December 2024
🎄Platform kripto terbaik di Indonesia | December 2024
🎄Platform kripto terbaik di Indonesia | December 2024

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.

BIC_userpic_sb-49-profil.jpg
Adalah seorang penulis dan editor yang pernah berkiprah di banyak media ekonomi dan bisnis. Memiliki pengalaman 7 tahun di bidang konten keuangan, bursa dan startup. Percaya bahwa blockchain dan Web3 akan menjadi peta jalan baru bagi semua sektor kehidupan
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori