Mantan Petugas dari Department of Corrections (DOC) New Jersey, Amerika Serikat, John A DeSalvo, menjadi subjek tuntutan hukum terbaru yang dilakukan oleh Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC) AS. Dia dituduh atas tindak penipuan sekuritas yang menargetkan penegak hukum untuk mengeruk keuntungan pribadi. Dalam laporan pengadilan, disebutkan bahwa DeSalvo menciptakan Blazar Token yang diklaim secara palsu bakal menggantikan sistem pensiun negara.
Kiprah DeSalvo dimulai ketika dia mendirikan Blazar Token and The Moonfuel Protocol LLC (BTMP). Dirinya diketahui secara masif menawarkan token tersebut ke calon investor yang umumnya adalah petugas dari lembaga kepolisian, pemadam kebakaran, dan departemen lain yang masuk dalam lingkup first responder.
“Secara keseluruhan, DeSalvo mengumpulkan sekitar US$623.888 dari 222 investor melalui penawaran Blazar Token. Untuk memudahkan pembelian, setiap investor bisa menggunakan mata uang fiat ataupun kripto. Dia juga memberikan iming-iming bahwa investor akan beralih dari sistem pensiun tradisional saat ini ke sistem pensiun masa depan yang menggunakan Blazar,” jelas SEC.
Di samping itu, untuk meningkatkan kredibilitasnya, DeSalvo mengeklaim pula bahwa Blazar Token sudah terdaftar di SEC. Namun, pihak SEC menegaskan bahwa token tersebut ataupun entitasnya tidak pernah terdaftar di yurisdiksinya.
Blazar Token Lakukan ICO di PancakeSwap
Proyek Blazar secara penuh dijalankan oleh DeSalvo. SEC mengatakan bahwa dia jugalah yang mengatur seluruh alur transaksi, termasuk proses initial coin offering (ICO) yang dilakukan di PancakeSwap pada Mei kemarin.
Beberapa hari setelah ICO dilakukan, terdakwa secara curang melepas 41 miliar token Blazar, termasuk token miliknya sendiri di PancakeSwap yang padahal masih dalam periode lock-up. Secara otomatis, tindakan DeSalvo mendorong jatuh harga token Blazar hingga 99%. Dari aksinya itu, DeSalvo berhasil meraup dana segar sebesar US$51 ribu.
“Harga token Blazar tidak pernah pulih setelah keruntuhan yang dipicu oleh DeSalvo dan sebagian besar pemilik token tersebut dibiarkan memegangnya dengan nilai yang sudah hampir tidak berguna,” tambah SEC.
Tidak berhenti di situ, aksi DeSalvo kemudian berlanjut dengan mendirikan platform bodong bernama eTrade pada Januari 2021. Dalam kurun waktu satu bulan, platform palsu tersebut berhasil menghimpun dana hingga US$95 ribu dengan janji imbal hasil 1.200%.
Menurut SEC, dari jumlah tersebut, sebanyak US$56 ribu dana ditransfer ke crypto wallet pribadi, US$10 ribu untuk melakukan renovasi kamar mandi, dan lebih dari US$6.000 ke rekening perantara atas nama putrinya.
Pasar Kripto Tidak Boleh Merusak Kepersayaan Masyarakat
Sikap SEC terhadap industri aset digital memang tergolong keras. Penindakan ini merupakan langkah terbaru setelah salah satu regulator keuangan AS itu menuntut Titan Global Capital Management atas dugaan memberikan informasi menyesatkan terkait kustodian kripto klien.
Ketua SEC, Gary Gensler, juga secara tegas mengatakan bahwa pasar sekuritas kripto tidak boleh dibiarkan merusak kepercayaan masyarakat terhadap pasar modal.
“Pasar kripto tidak boleh merugikan investor,” ungkapnya.
Dia juga menyebut bahwa kondisi yang saat ini terjadi mengingatkan pada era 1920-an. Saat itu, banyak penipu, skema Ponzi, dan masyarakat yang mengantre di pengadilan kebangkrutan sebelum diberlakukannya Undang-Undang Sekuritas Federal.
Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.