Lihat lebih banyak

Sidang Pertama Kebangkrutan FTX: Identitas 50 Kreditur Teratas Masih Rahasia

3 mins
Diperbarui oleh Ahmad Rifai
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Sidang hari pertama terkait kebangkrutan FTX telah digelar.
  • Hakim berikan persetujuan atas semua mosi terkait petisi Bab 11 dari debitur FTX.
  • Dalam sidang ini, identitas 50 kreditur teratas FTX masih dapat dirahasiakan.
  • promo

FTX Trading Ltd. (FTX.com), bersama sekitar 101 perusahaan afiliasi lainnya yang bersama-sama disebut sebagai debitur, pada hari Selasa (22/11) mengumumkan bahwa pengadilan kebangkrutan AS untuk Distrik Delaware memberikan persetujuan sementara dan final atas semua mosi pada ‘hari pertama’ terkait petisi Bab 11 dari debitur FTX.

Terkait persetujuan pengadilan atas mosi hari pertama, CEO FTX yang baru, John J. Ray III, mengatakan bahwa pihaknya bergerak maju secepat mungkin dalam upaya untuk memaksimalkan nilai bagi semua pemangku kepentingan FTX.

“Kami akan terus bekerja menerapkan kontrol yang diperlukan, dan mengamankan serta mengatur aset perusahaan. Saat kami meninjau bisnis ini, kami telah mulai menerima minat dari pembeli potensial atas aset kami dan akan melakukan proses teratur demi mengatur ulang atau menjual aset FTX di seluruh dunia untuk keuntungan para pemangku kepentingan.”

Sebagai ilustrasi sederhana, kreditur merupakan orang atau badan usaha yang meminjamkan uang, sementara debitur adalah orang atau badan usaha yang menerima pinjaman uang.

Identitas 50 Kreditur Teratas Masih Dirahasiakan

Bloomberg mencatat bahwa para kreditur FTX Group, termasuk investor kaya yang tidak ingin namanya dipublikasikan, dapat tetap anonim dan masih berpartisipasi dalam kasus kebangkrutan kerajaan kripto Sam Bankman-Fried (SBF) untuk saat ini.

Hal ini diputuskan hakim dalam sidang pengadilan kebangkrutan FTX Group yang pertama berlangsung di Delaware, Amerika Serikat (AS), pada hari Selasa (22/11).

Hakim Kebangkrutan AS, John Dorsey, setuju untuk membiarkan FTX Group mereduksi nama 50 kreditur tanpa jaminan terbesar senilai US$3,1 miliar.

Menurut catatan, kode kebangkrutan AS biasanya mengharuskan nama yang diajukan dalam dokumen yang tersedia untuk umum. Perwakilan dari FTX Group berpendapat bahwa para kreditur tersebut juga merupakan pelanggan dan pengungkapan akan memungkinkan saingan ‘mencuri’ bisnis mereka.

Jalannya Sidang pada Hari Pertama

Manajemen FTX Group dinilai sangat tidak terorganisir sehingga banyak prosedur standar, termasuk sidang pada hari Selasa, telah mengalami penundaan.

Sidang dimulai dengan pengacara FTX, James Bromley, mengatakan bahwa sejumlah besar aset FTX Group telah dicuri atau hilang. 

Setidaknya, dua kelompok kreditur kripto mengirim pengacara ke persidangan untuk mendukung permintaan perusahaan merahasiakan identitas mereka.

Salah satunya termasuk anggota yang ada di antara kreditur tanpa jaminan terbesar FTX. Kemungkinan besar mereka menyiapkan panggung untuk pertarungan aset di masa depan di antara berbagai kelompok.

Hakim setuju untuk mengadakan sidang bulan depan untuk memberikan kesempatan kepada para penentang, termasuk Wali Amanat AS hingga pengawas kebangkrutan federal AS, untuk meyakinkan dirinya agar merilis nama-nama tersebut.

Hakim John Dorsey mengatakan, “Pasti ada tarik ulur di sini [antara privasi dan sifat publik dari sistem pengadilan AS].”

Hakim setuju FTX untuk terus beroperasi dan membayar karyawan, sementara CEO FTX yang baru bersama para penasihatnya mempelajari pembukuan perusahaan untuk mencari uang tunai, mata uang kripto, dan aset yang dapat dijual untuk membantu membayar kreditur.

Menariknya, James Bromley yang merupakan salah satu kepala praktik restrukturisasi di firma hukum Sullivan & Cromwell mengatakan, “Sayangnya, debitur yaitu pihak FTX tidak berjalan dengan baik, dan itu meremehkan. Kami berdiri di sini hari ini dengan tidak adanya informasi.”

Hakim juga membiarkan FTX menyimpan detail rahasia tentang perusahaan yang melacak aset dan bagi mereka yang melindungi platform itu dari serangan siber. Padahal biasanya, setiap perusahan besar yang disewa oleh perusahaan yang bangkrut harus dipublikasikan dalam pengajuan pengadilan.

Perkembangan Lain Terkait FTX

Pengacara FTX mengatakan bahwa perlindungan dan pemulihan aset adalah salah satu tujuan utama kasus ini. Memaksimalkan nilai adalah kunci untuk proses tersebut, apakah itu berarti menjual atau mengatur ulang bisnis, dan FTX kemungkinan akan meminta izin kepada hakim untuk menjual beberapa aset mereka dengan cukup cepat.

Jenis kontrol yang dimasukkan ke dalam sistem di FTX sekarang termasuk akuntansi standar pasar tradisional, audit, manajemen data, dan sumber daya manusia.

Tim FTX mengaku turut berkoordinasi dengan regulator di AS dan di seluruh dunia. Penasihat FTX disebut sering berkomunikasi dengan Departemen Kehakiman AS dan unit kejahatan siber Distrik Selatan New York yang membuka penyelidikan kriminal terkait FTX.

Selain itu, DPR dan Senat AS telah meminta agar CEO FTX yang baru memberikan kesaksian pada bulan Desember mendatang.

Kasus terpisah yang diajukan di pengadilan federal di New York terkait dengan proses likuidasi FTX di Bahama akan dipindahkan ke Delaware. Penasihat dan regulator restrukturisasi FTX US Di Bahama akan mencoba menyusun aturan untuk berbagai informasi dan aset.

Pengacara FTX lainnya, Chris Shore, mengatakan, “Ada ketegangan yang sedang terjadi saat ini, mengacu pada aturan kebangkrutan di AS dan upaya para likuidator Bahama untuk menguasai aset dan informasi tentang kebangkrutan FTX.”

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | April 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

userpic_14-1.jpg
Ahmad Rifai
Ahmad Rifai adalah seorang jurnalis yang meliput sektor startup, khususnya di Asia Tenggara, dan penggila open source intelligence (OSINT). Dia bersemangat mengikuti berbagai cerita tentang perang, tetapi percaya bahwa medan pertempuran saat ini adalah di dunia kripto.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori