Laporan riset terbaru dari Kaiko Research menemukan bahwa HTX telah menjual Tether (USDT) dalam jumlah besar untuk mendapatkan USDC selama tiga bulan terakhir. Setiap penjualan tersebut diikuti oleh transfer USDC dalam jumlah yang serupa ke Binance. Tak ayal, fenomena ini mengindikasikan adanya hubungan yang berpotensi mengkhawatirkan antara kedua crypto exchange tersebut.
Data crypto wallet dari Kaiko mengungkapkan bahwa HTX telah menjual USDT senilai US$350 juta untuk USDC sejak awal Juli lalu. Dalam waktu yang hampir bersamaan, dua wallet yang Kaiko hubungkan dengan HTX mulai menjual USDC senilai US$400 juta ke Binance dalam beberapa transaksi yang terpisah.
Jumlah Kepemilikan stUSDT Mirip dengan Angka Transfer ke Binance
Serangkaian transaksi ini lantas membuat produk JustLend dari HTX berada dalam sorotan yang lebih mengkhawatirkan. Pasalnya, HTX memberikan satu staked USDT (stUSDT) kepada pelanggan JustLend sebagai imbalan untuk setiap USDT yang mereka depositkan.
Menariknya lagi, JustLend mengeklaim dapat menghasilkan bunga dengan menggunakan USDT yang didepositkan tersebut untuk membeli instrumen treasury berisiko rendah. Namun, hal yang mengejutkan adalah bahwa jumlah total deposit stUSDT yang dilaporkan mencapai US$400 juta, jumlah yang sama persis dengan dana yang ditransfer ke Binance.
Meskipun tidak ada bukti kecurangan, hal ini mengingatkan kita pada riwayat HTX tentang aktivitas trading yang tidak normal yang tidak selalu berbarengan dengan peristiwa besar di pasar.
Ketika Worldcoin meluncurkan token WLD tahun ini, Kaiko mengidentifikasi klaster order beli dan jual yang terlihat tidak wajar dalam hal durasi dan volume. Altcoin dengan volume kurang dari US$1 miliar dari Maret hingga Oktober melonjak dari US$1,4 miliar selama pekan 16 Juli menjadi US$3,4 miliar seminggu kemudian.
Setelah peluncuran token Worldcoin, HTX berhasil menguasai seperlima dari volume crypto exchange global, sementara Poloniex, crypto exchange yang terhubung dengan HTX melalui Justin Sun, kemudian mengalami peningkatan hingga US$20 miliar. Prestasi yang Poloniex raih ini terjadi pada Agustus, saat volume di mayoritas crypto exchange berada pada titik terendahnya sepanjang masa.
Sementara itu, Sun, sang pendiri Poloniex yang baru-baru ini juga bergabung dengan manajemen senior HTX, telah dituduh melakukan wash trading TRX oleh Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC). Sebagai informasi, TRX adalah native token dari TRON, yakni blockchain yang Sun luncurkan pada September 2017 silam.
Ketergantungan HTX pada stUSDT Picu Kekhawatiran Investor
Saat ini, kepemilikan HTX dalam stUSDT, yang juga merupakan token yang diluncurkan di TRON, mencapai angka US$400 juta, atau setara dengan sekitar 14% dari total cadangan mereka. Faktanya, konsentrasi cadangan dalam satu aset ini telah membuat para investor institusional resah. Terlebih, laporan menyebutkan bahwa mereka juga telah menarik sebagian besar kepemilikan mereka dari HTX.
Penurunan nilai Tether yang terjadi bersamaan ini sangat mengkhawatirkan, terutama mengingat betapa mudahnya bagi crypto exchange untuk melikuidasi stablecoin tersebut. Data dari DefiLlama menunjukkan bahwa HTX hanya menyimpan sekitar 5% dari cadangan mereka dalam USDT, atau 25% lebih sedikit dibandingkan dengan rival besarnya, Binance.
Sebagian besar cadangan mereka yang tersisa terdiri dari TRX (19%) dan HT (17%), native token dari crypto exchange HTX sendiri. Kendati demikian, Sun membantah bahwa dirinya adalah pihak yang melakukan injeksi dana sebesar US$200 juta ke dalam cadangan HTX pada bulan Agustus lalu.
Bagaimana pendapat Anda tentang dugaan antara HTX dan Binance ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.