Trusted

Jauh dari Untung, Tencent Urung Kembangkan Perangkat untuk Metaverse

2 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Lantaran proyeksi keuntungannya dinilai masih jauh, Tencent akhirnya batal menggarap hardware extended reality (XR) untuk metaverse.
  • Tencent padahal sudah meluncurkan divisi khusus yang bertanggung jawab dalam pengembangan XR pada Juni tahun lalu.
  • Selain itu, Tencent dilaporkan mengurungkan niatannya menjadikan Black Shark sebagai kendaraan untuk memproduksi headset virtual reality (VR).
  • promo

Tencent Holdings, salah satu raksasa teknologi asal Cina, akhirnya mundur dari rencana pengembangan infrastruktur metaverse. Adanya perlambatan ekonomi dan juga masih jauhnya proyeksi keuntungan dari pengembangan proyek tersebut, membuat perusahaan video game terbesar di dunia itu batal masuk lebih dalam untuk menggarap hardware extended reality (XR).

Langkah Tencent untuk mundur dan membatalkan inisiatif XR mereka terjadi di tengah derasnya gempuran perusahaan non-teknologi untuk mencicipi sektor metaverse. Padahal, mereka sudah merintis pengembangan sektor anyar tersebut sejak 7 tahun silam.

Keputusan yang dilakukan oleh Tencent bukanlah tanpa alasan. Salah satu sumber mengatakan hal itu disebabkan oleh perubahan strategi bisnis Tencent. Menurut narasumber itu, dalam kajian internal, proyek XR membutuhkan investasi dalam jumlah besar, namun lambat dalam menghasilkan profit.

“Proyek tersebut [XR] belum bisa mendatangkan keuntungan hingga tahun 2027, sementara nilai investasi yang dibutuhkan sangat besar,” ungkap sumber tersebut.

Tahukah Anda?

XR sendiri dianggap merupakan pintu gerbang untuk masuk dan menjelajah metaverse. Dengan gadget tersebut, pengguna metaverse bisa menghubungkan dunia nyata dan dunia virtual secara immersive.

Tencent padahal sudah meluncurkan divisi khusus yang bertanggung jawab dalam pengembangan XR pada Juni tahun lalu. Mereka menargetkan bakal mengelola sumber daya manusia sebanyak 300 orang demi memuluskan ambisinya.

Tencent Batalkan Akuisisi Black Shark

Selain itu, Tencent juga dilaporkan mundur dari niatan untuk mengakuisisi ponsel gaming asal Cina bernama Black Shark. Sumber yang mengetahui masalah tersebut menuturkan bahwa perusahaan membatalkan niatannya menjadikan Black Shark sebagai kendaraan untuk memproduksi headset virtual reality (VR).

SCMP sebelumnya melaporkan hal itu terjadi, karena Tencent tidak mendapatkan restu dari regulator terkait dalam menuntaskan aksi anorganiknya. Oleh karena itu, kuat dugaan, unit bisnis tersebut bakal mengalami perubahan. Namun, Tencent mengklaim bahwa mereka tidak akan membubarkan divisi baru untuk pengembangan XR.

Sebagai catatan, sampai dengan kuartal tiga tahun lalu, pendapatan perusahaan sudah turun 2% secara kuartalan. Tindakan keras pemerintah Beijing yang memperketat aturan dalam konten video game dituding menjadi salah satu penyebab landainya pendapatan perusahaan.

Sampai dengan September 2022, total pendapatan Tencent mencapai 140,1 miliar yuan atau sekitar US$19,8 miliar. Capaian itu lebih rendah dari proyeksi awal yang berada di level 141,4 miliar yuan. Kondisi pendapatan tersebut dikatakan turut menjadi alasan Tencent untuk mundur dari pengembangan industri metaverse.

Sementara itu, pengembang headset VR lainnya, yaitu Pico, dikabarkan juga tengah mengalami tekanan dalam kinerja keuangannya. Seorang sumber mengungkapkan bahwa perusahaan yang diakuisisi oleh ByteDance pada 2021 silam itu memangkas 30% dari total tenaga kerja yang dimiliki. Padahal, Pico baru saja merilis headset VR Pico 4 pada September lalu. Headset tersebut bahkan digadang-gadang lebih baik dari headset besutan Meta, yakni Quest 2.

Pemerintah Cina Dorong Penjualan Headset VR secara Keras

Metaverse Headset VR XR AR

Terlepas dari strategi yang dilakukan oleh Tencent, pemerintah Cina sendiri sebenarnya mendukung kehadiran metaverse. Pemerintah Negeri Bambu menargetkan pula dapat melakukan ekspor sebanyak lebih dari 25 juta perangkat VR pada 2026 mendatang.

Rencana aksi yang dirilis oleh 5 kementerian di Beijing itu mengklasifikasikan realitas virtual sebagai jawaban dalam pengembangan ekonomi digital. Sampai dengan tengah tahun lalu, Cina sudah berhasil mengirimkan lebih dari setengah juta perangkat VR dan AR.

Meskipun target pengiriman yang dimaksud tidak dijelaskan secara detail, namun, jika semuanya berjalan lancar, maka nilai ekspor Cina bisa bertambah sebanyak 350 miliar yuan atau sekitar US$48,20 miliar.

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

🎄Platform kripto terbaik di Indonesia | December 2024
🎄Platform kripto terbaik di Indonesia | December 2024
🎄Platform kripto terbaik di Indonesia | December 2024

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.

BIC_userpic_sb-49-profil.jpg
Adalah seorang penulis dan editor yang pernah berkiprah di banyak media ekonomi dan bisnis. Memiliki pengalaman 7 tahun di bidang konten keuangan, bursa dan startup. Percaya bahwa blockchain dan Web3 akan menjadi peta jalan baru bagi semua sektor kehidupan
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori