Terraform Labs (TFL), perusahaan utama pendukung ekosistem Terra, mengajukan mosi untuk memaksa Citadel mengungkapkan informasi tertentu.
Hal itu dinilai penting untuk pembelaan dalam gugatan Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC) Amerika Serikat (AS) terhadap TFL serta Do Kwon, selaku co-founder dan CEO perusahaan itu.
Pada 16 Februari tahun ini, SEC resmi menuduh Do Kwon dan TFL melakukan sebuah sekema penipuan yang melibatkan native token Terra (LUNA) dan algorithmic stablecoin TerraUSD (UST) yang akhirnya mengalami kegagalan.
Dalam perkembangan terkini pada hari Selasa (10/10) kemarin, TFL berpendapat bahwa depeg atau merosotnya nilai UST pada Mei 2022 disebabkan oleh ‘pelaku pasar pihak ketiga tertentu’ yang sengaja melakukan short pada algorithmic stablecoin itu. Pihak TFL ingin membela diri bahwa keruntuhan UST bukan karena ketidakstabilan algoritmanya yang mendasarinya.
Mosi yang diajukan Terraform Labs menyatakan bahwa mereka melakukan panggilan pengadilan kepada Citadel Securities dan Citadel Enterprise Americas. TFL secara khusus menargetkan data perdagangan terkait dengan depeg UST yang seharusnya tetap 1:1 dengan dolar AS (USD).
UST, yang sekarang bernama TerraClassicUSD (USTC), memicu efek domino krisis besar di dunia kripto pada tahun 2022, ketika nilainya jatuh dari US$1 menjadi tidak bernilai sama sekali.
“Kami telah merujuk pada bukti yang tersedia untuk umum yang menunjukkan bahwa CEO Citadel, Ken Griffin, bermaksud untuk melakukan short UST pada atau sekitar waktu depeg Mei 2022,” jelas pihak TFL.
Terraform Labs Incar Dokumen Citadel Terkait Depeg UST
Konon, ada bukti yang menunjukkan bahwa Citadel mungkin benar-benar memiliki hubungan dengan depeg UST pada Mei 2022.
Sebelumnya pada Mei 2022, pihak Citadel telah secara terbuka menyangkal tuduhan bahwa mereka melakukan perdagangan UST selama insiden depeg UST.
Sementara itu, TFL mengeklaim bahwa ada sebuah dokumen telah dibuat.
“Informasi yang dicari dari Citadel terbatas pada dokumen yang menjelaskan strategi perdagangan apa pun [mereka] di Terra-Native Tokens atau Terra Financial Instruments mana pun selama periode waktu 1 Maret 2022 hingga 31 Mei 2022.”
Terraform Labs Bagikan Dugaan Citadel Mungkin Berperan dalam Depeg UST
Terraform Labs mengatakan bahwa data dari platform analitik blockchain Nansen membantu mengarahkan mereka ke 7 trader whale yang diduga memicu kehancuran UST.
Istilah whale umumnya disematkan kepada mereka yang memiliki dana besar, serta memiliki kemampuan untuk mengambil posisi long atau short dalam suatu aset atau instrumen keuangan.
Lebih lanjut, laporan dari Nansen juga mengungkapkan sejumlah kecil pelaku pasar yang mengidentifikasi kerentanan lebih awal UST yang kehilangan pasaknya terhadap dolar AS.
Lalu, TFL mengutip screenshot obrolan di server Discord yang menunjukkan bahwa seorang trader anonim dengan akun @GiganticRebirth mengaku telah makan siang dengan CEO Citadel, Ken Griffin.
Screenshot itu mengeklaim CEO Citadel berencana melakukan ‘Soros the f*ck out of LUNA UST’. Pernyataan itu mengacu pada strategi perdagangan miliarder George Soros yang dikenal melakukan sejumlah aksi short di sektor keuangan tradisional (TradFi).
Selain itu, TFL juga mengutip cuitan @JacobCanfield di media sosial X (Twitter) yang mengeklaim pada Mei 2022 bahwa, “Rumor Citadel adalah pelakunya [depeg UST].”
“Citadel meminjam 100.000 Bitcoin, menggunakannya untuk membuka short pada UST. Memulai membuang [menjual] UST untuk kehilangan pasaknya,” tulis akun @JacobCanfield.
Citadel Klaim Tidak Punya Dokumen yang Dicari TFL
Sebagai tanggapan atas hal ini, pihak Citadel mengatakan bahwa mereka tidak memiliki perdagangan di Terra Financial Instrument atau Terra-Native Tokens.
Oleh karena itu, pihak Citadel mengaku bahwa mereka tidak memiliki dokumen terkait yang dicari TFL.
“Mosi sembrono ini didasarkan pada unggahan palsu di media sosial dan mengabaikan informasi yang telah kami berikan, yang mengonfirmasi bahwa kami tidak memiliki peran apa pun dalam masalah ini [depeg UST],” jelas juru bicara Citadel.
Bagian dari Upaya Pembelaan TFL Melawan SEC
TFL bersikeras bahwa data perdagangan tertentu harus diserahkan oleh Citadel, karena itu dapat berdampak pada kasus SEC melawan TFL dan memberikan sedikit atau tidak ada beban bagi Citadel.
Sampai saat ini, Pengadilan Distrik Selatan Florida belum mempertimbangkan pengajuan mosi TFL.
Bila Pengadilan Florida menolak memaksa Citadel menunjukkan dokumen yang dimaksud, maka TFL akan meminta masalah ini dipindahkan ke Pengadilan Distrik Selatan New York, yang merupakan tempat kasus melawan pihak SEC.
Tujuannya, agar hakim kasus SEC vs TFL dapat mengawasi mosi yang diajukan TFL terkait dengan Citadel.
Sebelumnya pada 19 Juli lalu, TFL juga meminta izin hakim di Pengadilan Florida untuk menarik data dari crypto exchange FTX yang telah bangkrut. TFL mengeklaim bahwa informasi itu dapat membantu pembelaannya.
Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.