Lihat lebih banyak

Inilah Alasan OpenSea Pangkas 50% Karyawannya

3 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • OpenSea mengaku telah melakukan PHK secara besar-besaran terhadap para karyawannya atas alasan transformasi bisnis.
  • promo

OpenSea, salah satu marketplace non-fungible token (NFT) terbesa di dunia, mengaku telah melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) secara besar-besaran terhadap karyawannya. Aksi itu dilakukan sebagai bentuk penyesuaian atas transformasi yang bakal dilakukan.

Dalam utas X (Twitter), salah satu pendiri sekaligus Chief Executive Officer (CEO) OpenSea, Devin Finzer, mengatakan kebijakan tersebut terpaksa dilakukan untuk bisa membangun kembali platform seperti yang diharapkan.

“Kami sedang membangun fondasi baru, yang memungkinkan perusahaan bisa melakukan inovasi lebih cepat. Perusahaan akan mengubah cara beroperasi—beralih ke tim yang lebih kecil dengan koneksi langsung ke pengguna. Jadi, kami mengucapkan selamat tinggal pada sejumlah rekan tim OpenSea.”

Devin Finzer, CEO OpenSea

Aksi tersebut juga merupakan bagian dari rencana besar perusahaan agar bisa kembali merajai perdagangan NFT. Maka dari itu, OpenSea tengah bersiap melakukan transformasi platform menjadi OpenSea 2.0, yang digadang-gadang menjadi peningkatan besar dari sisi produk, teknologi, kecepatan, kualitas dan juga pengalaman.

Meskipun tidak menyebut besaran jumlah karyawan yang terdampak, tetapi laporan dari The Information mengungkapkan bahwa OpenSea telah memangkas sekitar 50% dari total pegawainya.

Hal tersebut membuat kebijakan PHK kali ini menjadi yang terbesar yang pernah OpenSea lakukan. Sebelumnya, pada Juli tahun lalu, OpenSea juga sempat memangkas jumlah karyawannya dengan alasan crypto winter. Dalam gelombang kala itu, sekitar 20% dari total karyawan OpenSea dikabarkan terkena PHK.

OpenSea Bukan Lagi Jawara Perdagangan NFT

Sejak pertama kali versi beta meluncur pada tahun 2017, banyak masyarakat yang tertarik untuk melakukan perdagangan NFT di platform OpenSea. Mereka juga melakukan berbagai pengembangan setelah itu; misalnya meluncurkan marketplace baru bernama Seaport hingga meluncurkan fitur khusus untuk melawan penjualan NFT hasil curian. Berbagai inovasi itu dilakukan agar menjaga kinerjanya tetap positif dan mendominasi.

Namun, munculnya kompetitor; seperti Blur, LooksRare, dan puluhan platform marketplace NFT lainnya, membuat OpenSea harus rela berbagi pasar. Bahkan, pada Mei kemarin, pangsa pasar OpenSea sudah jauh tertinggal dari Blur, yang notabene adalah pendatang baru.

Data dari DappRadar menyebutkan, pangsa pasar Blur berhasil mendominasi dengan mencapai 65%, dengan penghasilan penjualan sebesar US$442 juta. Sementara itu, OpenSea harus puas dengan pangsa pasar sebesar 27% dan pendapatan dari penjualan NFT senilai US$183 juta.

Meski demikian, OpenSea masih menjadi pemimpin dalam hal jumlah pedagang aset digital yang mencapai 377.097. Angka tersebut 10 kali lipat lebih tinggi dari jumlah pedagang di Blur, yang hanya mencapai 36.673.

Popularitas Blur tidak terlepas dari program airdrop 360 juta token BLUR. Lewat skema itu, Blur bermaksud untuk melibatkan partisipasi para pemegang token agar ikut dalam tata kelola platform, sembari mendapatkan keuntungan dari kesuksesan marketplace itu sendiri.

Volume Perdagangan NFT Juga Tengah Lesu

Meski demikian, harus diakui juga bahwa minat investor terhadap NFT mulai memudar. Munculnya gelombang hype dan spekulasi liar terkait NFT akhirnya membuat industri tersebut menjadi rawan akan penipuan dan rug pull. Alhasil, hal ini malah berimbas negatif terhadap keberlangsungan aset digital itu sendiri.

Statistik Perdagangan NFT di berbagai marketplace | Sumber: DappRadar
Statistik Perdagangan NFT | Sumber: DappRadar

Pada Q3 tahun ini, volume perdagangan dan jumlah penjualan NFT disebut mencapai titik terendah sepanjang masa, sejak Q1 tahun lalu. DappRadar menyebut bahwa hal tersebut merupakan isyarat bahwa pasar dan minat masyarakat mulai bergeser

Per akhir September kemarin, volume perdagangan NFT di seluruh pasar hanya mencapai US$1,39 miliar. Jumlah tersebut lebih rendah secara kuartalan yang mencapai US$2,9 miliar.

“Masa-masa koleksi foto profile (PFP) mungkin sudah berkurang, sebagai gantinya, kita melihat keinginan untuk mendapatkan utilitas yang nyata. Konsumen saat ini tertarik pada NFT yang menawarkan nilai asli, seperti tiket keanggotaan atau fungsional lainnya,” tulis DappRadar.

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | Mei 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

BIC_userpic_sb-49-profil.jpg
Adalah seorang penulis dan editor yang pernah berkiprah di banyak media ekonomi dan bisnis. Memiliki pengalaman 7 tahun di bidang konten keuangan, bursa dan startup. Percaya bahwa blockchain dan Web3 akan menjadi peta jalan baru bagi semua sektor kehidupan
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori