Lihat lebih banyak

Update Kebijakan App Store, Apple Berusaha ‘Mengebiri’ Adopsi NFT?

3 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Kebijakan baru Apple melarang berbagai aplikasi menggunakan NFT yang mengarahkan pelanggan ke mekanisme pembelian selain in-app purchase.
  • Secara efektif, kebijakan Apple berarti bahwa pengguna ekosistem Apple sangat tidak dianjurkan untuk melakukan apa pun selain menggunakan aplikasi marketplace NFT untuk melihat NFT.
  • Sebelumnya, Apple sudah dikritik oleh para startup NFT karena ingin mengambil 30% dari transaksi NFT.
  • promo

Apple memperbarui kebijakan App Store dengan membatasi berbagai aplikasi menggunakan non-fungible token (NFT) untuk memberi insentif kepada para pengguna dalam membeli item atau fitur yang tidak dapat dikenakan pajak oleh raksasa teknologi tersebut.

Sebagai informasi, produsen iPhone hingga Macbook ini mengenakan biaya hingga 30% untuk semua pembelian yang dilakukan dalam App Store dan semua uang yang dihabiskan saat menggunakan aplikasi.

Dalam perkembangan terbaru, Apple pada hari Senin (24/10) memperbarui kebijakan mereka untuk melarang berbagai aplikasi menggunakan NFT yang menyertakan tombol, tautan eksternal, atau ajakan lain yang mengarahkan pelanggan ke mekanisme pembelian selain ‘pembelian dalam aplikasi’ (in-app purchase).

Membatasi Penggunaan NFT di Ekosistem Apple

Dijelaskan bahwa aplikasi-aplikasi di App Store dapat ‘menjual’ dan ‘menjual layanan’ yang terkait dengan NFT; seperti pencetakan (minting), listing, dan mentransfer. Namun, menggunakan NFT untuk membuka fitur atau fungsionalitas tambahan tidak diperbolehkan.

Memberikan fungsionalitas tambahan dan fitur premium ke dalam NFT adalah cara untuk meningkatkan utilitas atau nilainya. Dengan volume perdagangan yang menurun dalam beberapa bulan terakhir, para kreator NFT mencoba untuk lebih kreatif dalam cara memasarkan proyek NFT mereka. Melampirkan fitur tambahan, dalam beberapa kasus, dipandang sebagai cara untuk meningkatkan permintaan.

Menariknya, kabar ini datang setelah Apple dikritik oleh para startup NFT karena ingin mengambil 30% dari transaksi NFT, yang dianggap sebagai komisi besar oleh banyak perusahaan besar maupun kecil, ketika marketplace NFT mengenakan biaya sekitar 1/10 dari persentase tersebut.

Secara efektif, kebijakan Apple berarti bahwa pengguna ekosistem Apple sangat tidak dianjurkan untuk melakukan apa pun selain menggunakan aplikasi marketplace NFT, seperti OpenSea dan Magic Eden, untuk melihat NFT.

Jika pengguna ingin membeli atau menjual NFT, mereka dapat melakukannya dengan harga yang jauh lebih murah dengan membuka situs web marketplace NFT tersebut.

Pendapat CEO Apple Soal Kripto hingga Metaverse

Membincang soal aset digital, dalam sebuah wawancara pada 9 November lalu, Tim Cook sempat membuat pernyataan bahwa dia mengakui keunggulan aset kripto dan akhirnya berinvestasi dalam Bitcoin serta beberapa aset kripto lainnya. Terlepas dari pengakuannya itu, dia menekankan tidak berniat untuk memberi rekomendasi ataupun nasihat keuangan terkait investasi dalam bentuk apapun.

Sedangkan, mengenai minatnya terhadap kripto, Tim Cook menjelaskan bahwa dia sudah cukup lama tertarik dengan sektor ini. Semua itu berawal ketika sang CEO Apple memutuskan melakukan riset pada ekosistem kripto dan akhirnya menganggapnya sebagai hal yang cukup menarik. Namun, dia tidak menyebutkan secara rinci terkait kripto apa saja yang dia pilih untuk mengalokasikan dana investasinya.

Terlepas dari ketertarikannya secara pribadi terhadap sektor kripto, faktanya Apple yang dipimpin Tim Cook saat ini masih belum memasuki tahap untuk mempertimbangkan menerima kripto sebagai metode pembayaran. 

Selain itu, pernyataannya itu juga bukan untuk menyiratkan bahwa Apple akan berniat berinvestasi dalam Bitcoin maupun aset kripto lainnya; mengingat data yang dia sampaikan hanyalah hasil riset pribadinya. Tim Cook berpikir demikian dengan mempertimbangkan kondisi bahwa para investor Apple belum tentu membeli saham perusahaan yang dia pimpin untuk mendapatkan eksposur ke kripto.

Kemudian, terkait diskusi mengenai sejumlah perkembangan teknologi terbaru seperti metaverse, CEO Apple, Tim Cook, sempat menyinggung tentang hal ini dalam sebuah wawancara pada 30 September lalu. Dia mengatakan penting bagi semua orang untuk memahami sesuatu mengenai metaverse itu sendiri.

“Saya benar-benar tidak yakin rata-rata orang dapat memberi tahu Anda apa itu metaverse,” kata Tim Cook.

Virtual reality (VR), teknologi yang juga dikaitkan dengan versi metaverse yang didorong oleh Meta Platforms, menurut CEO Apple memang memiliki kegunaan tertentu.

Namun, Tim Cook menilai, “Ini adalah sesuatu yang benar-benar dapat membuat Anda tenggelam. Itu dapat digunakan dengan cara yang baik. Namun, saya rasa Anda tidak ingin menjalani seluruh hidup Anda seperti itu. VR adalah untuk periode reguler, tetapi bukan cara untuk berkomunikasi dengan baik. Jadi, saya tidak menentangnya, tapi begitulah cara saya melihatnya.”

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | April 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

userpic_14-1.jpg
Ahmad Rifai
Ahmad Rifai adalah seorang jurnalis yang meliput sektor startup, khususnya di Asia Tenggara, dan penggila open source intelligence (OSINT). Dia bersemangat mengikuti berbagai cerita tentang perang, tetapi percaya bahwa medan pertempuran saat ini adalah di dunia kripto.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori