Fase The Merge di jaringan Ethereum yang sangat dinantikan telah menghasilkan momentum untuk aset dan pasar kripto yang lebih luas selama seminggu terakhir. Tetapi, kemungkinan akan ada implikasi negatif pula yang muncul.
Terdapat beberapa faktor bullish dari transisi Ethereum ke proof-of-stake yang akan berlangsung dalam fase The Merge pada bulan September mendatang. Dua hal yang paling utama, yaitu pengurangan konsumsi energi jaringan besar-besaran dan penerbitan deflasi.
Namun, langkah itu ternyata juga berpotensi menimbulkan dampak negatif. Terutama, jika regulator keuangan di Amerika Serikat yang anti-kripto memutuskan bahwa Ethereum sekarang telah memenuhi syarat sebagai sekuritas.
Pada tanggal 24 Juli, Adam Levitin, seorang Profesor Hukum di Georgetown University Law Center, Washington D.C., mengusulkan skenario dalam mana ETH dapat digolongkan sebagai sekuritas.
Apakah Ethereum Tergolong ‘Kontrak Investasi’?
Ketua Komisi Sekuritas dan Bursa, Gary Gensler, sedang dalam misinya yang berfokus pada penegakan alias enforcement-driven mission. Langkah itu bertujuan untuk mengamankan kendali lembaganya atas aset kripto. Jika misi SEC ini berhasil, maka mayoritas token kripto akan mendapat perlakuan layaknya sekuritas, serta akan tunduk pada regulasi yang sama seperti saham.
Menurut Levitin, token apa pun yang ada dalam jaringan proof-of-stake kemungkinan besar akan tergolong sebagai sekuritas. Sementara itu, sebagaimana definisi Howey Test dalam putusan Mahkamah Agung pada tahun 1946, sekuritas sendiri mengacu pada “kontrak investasi” yang memiliki potensi dapat menghasilkan profit.
Tes tersebut berupaya untuk menentukan apakah ada “investasi uang di perusahaan umum dengan ekspektasi profit yang yang wajar, yang diperoleh dari hasil usaha orang lain.”
Sekuritas membutuhkan sebuah investasi, yang mana dalam definisi Ethereum berarti menjalankan staking. Sedangkan, profit yang diekspektasikan adalah staking reward yang mana saat ini memiliki APY sekitar 4,2%. Kondisi seperti itu memang mampu memenuhi persyaratan umum perusahaan. Akan tetapi, untuk kriteria “hanya dari usaha pihak ketiga”-nya sendiri masih belum jelas. Pasalnya, para staker juga merupakan partisipan yang berada di dalam jaringan yang turut andil dalam melakukan “pekerjaan”, sebagai bentuk apresiasi yang mereka dapat karena telah memvalidasi block.
Levitin mengatakan bahwa kontribusi staker individual cenderung lebih kecil jika mereka bandingkan dengan jumlah total yang dapat memenuhi kriteria “hanya dari usaha orang lain.”
“Tidak satu pun dari ini menjawab pertanyaan rumit (menurut saya) terkait siapakah “penerbit”-nya ketika Anda berurusan dengan sistem yang terdesentralisasi,” tambahnya saat perdebatan mulai memanas.
Pada bulan Juni, Gary Gensler menjelaskan kepada CNBC bahwa satu-satunya aset kripto yang dia anggap bukan sekuritas adalah Bitcoin (BTC).
Peristiwa Anjloknya Harga ETH
Menyusul lonjakan 30% selama dua minggu sebelumnya, harga Ethereum mengalami resistensi selama akhir pekan. Lalu, kembali mengalami penurunan pada hari Senin pagi.
Pada saat penulisan, perdagangan ETH turun sebesar 2,9% dan berada di level US$1.515, menurut data dari CoinGecko. Meskipun telah melonjak pada minggu lalu, aset ini terus turun hingga 69% dari level ATH-nya.
Kemungkinan, akan mencuat beberapa berita terkait ekonomi makro yang kacau di AS minggu ini. Alhasil, kondisi seperti itu berpotensi menyebabkan peningkatan volatilitas bagi pasar Ethereum dan juga pasar kripto secara umum.
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.