Lihat lebih banyak

Aset Alameda Research Bernilai US$14,6 Miliar, namun Separuhnya adalah Token FTT

3 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Lewat informasi dalam neraca keuangannya, Alameda Research diketahui memiliki jumlah aset mencapai US$14,6 miliar (Rp288,89 triliun).
  • Menariknya, sebagian besar dari aset itu rupanya berwujud token FTT, yang merupakan native token dari crypto exchange FTX.
  • Kabar tersebut mulai mencuat ke publik dan ramai diperbincangkan komunitas kripto pada hari Rabu (2/11).
  • promo

Lewat informasi dalam neraca keuangannya, Alameda Research diketahui memiliki jumlah aset mencapai US$14,6 miliar (Rp288,89 triliun). Menariknya, sebagian besar dari aset Alameda rupanya berasal dari crypto exchange FTX.

Sebagai salah satu sosok pengusaha paling berpengaruh di industri kripto, Sam Bankman-Fried (SBF) dikenal dengan 2 entitas bisnis kriptonya, yakni FTX dan Alameda Research. Sebagaimana kita ketahui, FTX adalah perusahaan crypto exchange, sementara Alameda Research menyasar segmen crypto trading.

Namun, meskipun mereka adalah dua bisnis yang terpisah, pembagian tersebut bisa saja terasa ‘campur aduk’. Kondisi ini tercermin dari ‘sebagian’ dokumen keuangan Alameda Research yang berhasil ditinjau. Kabar tersebut mulai mencuat ke publik dan ramai diperbincangkan komunitas kripto pada hari Rabu (2/11).

Terpantau bahwa neraca keuangan Alameda Research penuh kaitan dengan FTX, khususnya native token crypto exchange itu, yakni FTT. Token ini memberikan diskon kepada para holder terkait biaya perdagangan di crypto exchange FTX, serta meningkatkan komisi pada referral dan earn reward.

Sebagai pengingat, nilai FTT dipertahankan oleh program bergulir FTX untuk membeli kembali dan membakar token itu, sebuah proses yang memakan sepertiga dari komisi perdagangan bursa, yang akan berlanjut hingga setengah dari semua token itu dibakar. Setidaknya ada sekitar 197 juta token FTT senilai US$5,1 miliar yang beredar menurut situs web RTX.

Nansen Terbitkan Analisis On-Chain yang Selidiki Pemicu Keruntuhan Alameda dan FTX

Meskipun tidak ada masalah tentang afiliasi FTX dan Alameda Research, isi laporan keuangan itu menunjukkan bahwa Alameda bertumpu pada fondasi yang ‘sebagian besar’ terdiri dari token yang diciptakan oleh entitas afiliasinya, bukan dari aset independen seperti uang fiat atau aset kripto lainnya. Situasi ini menambah bukti bahwa hubungan antara FTX dan Alameda sangat dekat.

Punya Aset Berjumlah US$14,6 Miliar

Dokumen laporan keuangan ini membuat konkret apa yang sudah dicurigai oleh para pengamat industri bahwa ‘amunisi’ yang dimiliki Alameda tergolong besar.

Pada 30 Juni 2022, aset perusahaan berjumlah US$14,6 miliar. Aset tunggal terbesar Alameda Research adalah FTT tidak terkunci (unlocked) senilai US$3,66 miliar. Kemudian, entri terbesar ketiga di sisi aset adalah jaminan (collateral) FTT senilai US$2,16 miliar.

Ada lebih banyak token FTT di antara US$8 miliar liabilitas Alameda Research. Sebanyak US$292 juta dari FTT yang terkunci (locked). Adapun liabilitas Alameda didominasi oleh US$7,4 miliar pinjaman.

Terkait temuan ini, CEO Swan Bitcoin, Cory Klippsten, mengatakan bahwa, “Sangat menarik untuk melihat bahwa sebagian besar ekuitas bersih (net equity) dalam bisnis Alameda Research sebenarnya adalah token FTX yang dikendalikan secara terpusat dan dapat dicetak secara begitu saja.”

Aset penting lainnya di neraca Alameda Research termasuk US$3,37 miliar dalam kripto dan sejumlah native token Solana (SOL) yang tidak terkunci senilai US$292 juta, US$863 juta SOL yang terkunci, dan US$41 juta jaminan (collateral) SOL. Sebagai informasi, SBF adalah investor awal di Solana.

Token lain yang turut disebutkan namanya adalah native token milik decentralized exchange (DEX) Serum, yaitu SRM, yang didirikan bersama oleh SBF, serta token MAPS, OXY, dan FIDA. Tidak hanya itu, ada juga US$134 juta uang tunai dan setara kas, serta US$2 miliar investasi dalam ekuitas sejumlah sekuritas.

Perlu diingat, dalam catatan kaki dari dokumen keuangan Alameda Research disebutkan bahwa token terkunci diperlakukan secara konservatif pada 50% dari nilai wajar yang ditandai ke buku pesanan FTX/USD.

Sekilas Kiprah Alameda Research

Alameda Research disebut memulai bisnisnya sebagai perusahaan perdagangan arbitrase yang menguntungkan dan kemudian mengubah dirinya menjadi salah satu market maker kripto terbesar secara global.

Dengan hanya 30 karyawan, mereka menghasilkan laba sekitar US$1 miliar pada tahun 2021. Hal ini menempatkannya setara dengan ‘para jagoan’ Wall Street, termasuk beberapa pedagan terbesar saham Amerika Serikat (AS).

Singkat cerita, Alameda Research dengan cepat menjadi kekuatan dalam segala hal. Mulai dari decentralized finance (DeFi) hingga melakukan investasi lewat venture capital (VC).

Saat pengaruhnya tersebar, ada kekhawatiran tentang potensi konflik kepentingan, khususnya hubungannya dengan FTX. Setidaknya, ada yang mengatakan bahwa Alameda dapat mengambil manfaat dari ‘belum adanya’ kepastian regulasi mengenai kripto termasuk di AS. Hal yang menarik adalah, karena SBF berusaha menggunakan posisi dan pengaruhnya di komunitas kripto untuk membentuk regulasi kripto ‘sesuai dengan preferensi pihaknya’.

Cory Klippsten mengatakan, “FTX dan Alameda Research telah mendapat manfaat dari celah peraturan yang memungkinkan mereka untuk berdagang dan mendapat untuk dari kripto tanpa harus mengikuti aturan yang sama seperti lembaga keuangan tradisional (TradFi).”

Dalam laporan Bloomberg yang terbit pada 14 September lalu, SBF mengatakan bahwa, “Alameda adalah entitas yang sepenuhnya terpisah [dengan FTX].”

Adapun SBF diperkirakan memiliki lebih dari 50% saham FTX dan hampir seluruh saham Alameda Research.

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | April 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

userpic_14-1.jpg
Ahmad Rifai
Ahmad Rifai adalah seorang jurnalis yang meliput sektor startup, khususnya di Asia Tenggara, dan penggila open source intelligence (OSINT). Dia bersemangat mengikuti berbagai cerita tentang perang, tetapi percaya bahwa medan pertempuran saat ini adalah di dunia kripto.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori