Lihat lebih banyak

Asia Akan Jadi Pihak Paling Diuntungkan dari Perang AS vs. Kripto

3 mins
Oleh Martin Young
Diterjemahkan Zummia Fakhriani
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Asia jadi penerima manfaat dari tindakan keras AS terhadap sektor kripto. Ini karena banyak perusahaan semakin gencar mencari regulasi yang lebih jelas dan lingkungan yang lebih menguntungkan.
  • Hong Kong dan Singapura muncul sebagai tujuan utama bagi perusahaan-perusahaan fintech yang ingin mendiversifikasi bisnis mereka.
  • Ripple, Circle, Coinbase, dan Gemini adalah beberapa perusahaan AS yang membidik Asia untuk ekspansi mereka di tengah ketidakpastian regulasi.
  • promo

Tiada minggu yang berlalu tanpa perusahaan fintech Amerika yang mengalami kebangkrutan atau dihadapkan pada gugatan dari regulator. Namun, yang menarik, penerima manfaat terbesar dari penindakan kripto yang tak henti-hentinya ini kemungkinan besar adalah Asia.

Dalam beberapa bulan terakhir, terlihat jelas bahwa pemerintah Amerika tidak menginginkan kehadiran industri aset digital yang berkembang pesat atau inovasi yang menyertainya. Kekacauan regulasi terkait klasifikasi aset dan kebijakan mendadak dari para kepala agensi federal terhadap segala hal yang berhubungan dengan industri ini semakin memperburuk keadaan.

Industri Kripto di Asia Semakin Mekar

Genderang eksodus besar-besaran dari perusahaan-perusahaan kripto dan fintech ternama di Amerika Serikat telah bergema, dan banyak dari mereka berpaling ke Asia sebagai tujuan baru.

Di tengah perang terhadap kripto ini, Asia memiliki peluang emas untuk meraih kemenangan dengan regulasi yang lebih jelas. Sementara itu, perusahaan-perusahaan terpaksa mencari peluang bisnis di tempat lain, seperti yang dilaporkan oleh Straits Times pada tanggal 23 Juni.

Menurut para pelaku pasar, Hong Kong diprediksi akan menjadi penerima manfaat terbesar, diikuti oleh Singapura. Pendiri exchange Coinhako, Liu Yusho, menjelaskan kepada media tersebut bahwa Asia telah menjadi rumah bagi industri blockchain dan kripto yang berkembang pesat.

Lebih lanjut, dia juga menambahkan bahwa Asia Tenggara memiliki 8,6% dari total populasi dunia. Namun, pada akhir tahun 2022, wilayah ini telah menyumbang 14% dari total transaksi kripto global.

“Saat Asia [mulai] merangkul blockchain dan aset digital, kita dapat mengharapkan pertumbuhan dan inovasi berkelanjutan berikutnya di sektor ini di wilayah ini.”

— Liu Yusho, pendiri Coinhako

Hong Kong Berpeluang Jadi Destinasi Utama

Menurut Stephen Richardson, Direktur Manajemen di Fireblocks, Hong Kong akan menjadi tempat tujuan utama perusahaan-perusahaan yang cabut dari Amerika Serikat.

Selanjutnya, Jepang juga muncul sebagai crypto hub di Asia. Ini bukan tanpa alasan, karena negara ini sejatinya adalah salah satu negara pertama di dunia yang menerima dan mengatur regulasi aset digital. Lalu, di bulan ini, Jepang sudah meluncurkan kerangka kerja yang memungkinkan bank untuk menggunakan stablecoin.

Di sisi lain, Jason Atkins, Kepala Pengembangan Bisnis di Auros, menyatakan bahwa sejumlah pasar Eropa masih “tetap sejalan dengan tujuan sistem keuangan AS.”

Sehubungan hal ini, Alex Fiskum, selaku co-founder dari konferensi TOKEN2049 Web3, mengungkapkan kepada media tersebut:

“Asia sedang merasakan angin segar [dalam industri] kripto karena perusahaan-perusahaan besar bermigrasi dari lingkungan regulasi yang semakin tidak pasti di Barat menuju iklim yang lebih menguntungkan di Timur.”

— Alex Fiskum, co-founder TOKEN2049

Bertambahnya Daftar Perusahaan yang Angkat Kaki dari AS

Tidak dimungkiri, pergeseran geografis dalam lanskap kripto kini semakin terlihat jelas. Hal ini terbukti dari semakin banyaknya perusahaan-perusahaan AS yang membidik Asia sebagai destinasi yang menarik.

Baru minggu ini, Ripple telah berhasil mengantongi lisensi penting dalam bidang pembayaran untuk beroperasi di Singapura. Sebelumnya, tepatnya awal bulan ini, Otoritas Moneter Singapura (MAS) juga telah memberikan lisensi kepada salah satu perusahaan penerbit stablecoin, yakni Circle.

Tidak ketinggalan, Coinbase dan Gemini juga menjadi dua di antara beberapa perusahaan kripto lainnya yang juga membuka exchange dan kantor di luar Amerika Serikat dalam rangka eksodus ini.

Bagaimana pendapat Anda tentang potensi Asia dalam perang regulasi AS terhadap kripto ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | April 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

Zummia.jpg
Zummia Fakhriani
Zummia adalah seorang penulis, penerjemah, dan jurnalis dengan spesialisasi pada topik blockchain dan kripto. Ia mengawali sepak terjang di industri kripto sebagai trader kasual sejak 2015. Kemudian, mulai berkiprah sebagai penerjemah profesional di industri sejak 2018 sembari mengenyam tahun ketiganya di program studi Sastra Inggris kala itu. Menyukai topik terkait DeFi, koin privasi, dan web3.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori