Trusted

Mengenal Avalanche Crypto, Cara Beli dan Konversi AVAX ke Rupiah

9 mins
Diperbarui oleh Hanum Dewi
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Teknologi blockchain selalu menghadapi tiga masalah atau trilemma, yaitu: skalabilitas, keamanan dan desentralisasi. Lalu, Ethereum berupaya membuat solusi bagi ketiganya tanpa mengorbankan satupun, tetapi hasilnya adalah gas fee yang tinggi. Lantas, Avalanche menawarkan solusi layer-1 yang bisa mengatasi blockchain trilemma tersebut. Jaringan ini pun memiliki native token sendiri bernama AVAX. Bagaimana cara kerjanya? Apakah menarik berinvestasi dalam token AVAX? Kemudian, bagaimana cara beli dan melakukan konversi token AVAX ke Rupiah? Baca artikel ini untuk memahaminya.

Exchange untuk Beli AVAX dengan Rupiah

Bonus USDT 3200

Trading, Leverage, Earn
Bonus USDT 3200
Buka KuCoin www.kucoin.com
Aset Crypto 700+
Biaya Trading 0,1%
Benefit Fee Diskon 20% dengan KCS

Beli Crypto Pakai Kartu

Biaya Trading Gratis
Beli Crypto Pakai Kartu
Buka OKX www.okx.com
Aset Crypto 350+
Biaya Trading Gratis (waktu terbatas)
Bonus Ajak Teman hingga $10.000

Beli Crypto Tanpa KYC

Derivatif Crypto Terbaik
Beli Crypto Tanpa KYC
Buka BYDFi www.bydfi.com
Aset Crypto 600+
Biaya Trading 0,05%
Hadiah USDT 2888

Apa itu Avalance (AVAX)?

Avalanche (AVAX) adalah platform blockchain terdesentralisasi yang bertujuan untuk menyelesaikan blockchain trilemma terkait skalabilitas, keamanan, dan desentralisasi. Ini dilakukan dengan menggunakan arsitektur unik yang terdiri dari tiga blockchain yang interoperable:

  • Exchange Chain (X-Chain) untuk membuat dan menukar aset digital.
  • Contract Chain (C-Chain) untuk mengeksekusi smart contract.
  • Platform Chain (P-Chain) untuk mengkoordinasikan jaringan dan mengelola validator.

Dengan menggunakan arsitektur ini, Avalanche mengklaim dapat meningkatkan throughput, mengurangi latensi, dan tetap mempertahankan desentralisasi dan keamanan. Blockchain generasi baru ini menawarkan transaksi yang cepat, aman dan scalable, sekaligus akses yang mudah dan biaya efektif. Sebab, jaringan ini menggunakan mekanisme konsensus bernama Avalanche Consensus, yang mirip dengan Proof of Stake. Mereka menyebutnya sebagai konsensus yang menggabungkan karakter antara mekanisme konsensus klasik (1980-an) dan Nakamoto (Bitcoin). Tujuannya, untuk mendapatkan throughput yang tinggi, kecepatan akhir dan efisiensi energi.

Platform blockchain ini juga bekerja menggunakan smart contract seperti halnya Ethereum Virtual Machine, yang mendukung pembuatan subnets baik publik atau private. Proyek layer-1 ini pun bekerja untuk membangun ekosistem DApps dan DeFi miliknya sendiri. Bahkan, platform ini berupaya mendorong interoperabilitas ekosistemnya dengan Ethereum dengan pengembangan bridge alias “jembatan”. Makanya, banyak bilang bahwa proyek Avalanche ini bisa menjadi pesaing Ethereum (Ethereum killer).

Siapa pendiri Avalanche?

Team Rocket, sekelompok pengembang anonim, membentuk dasar untuk Avalanche dengan mempublikasikan artikel pada Mei 2018 yang menguraikan dasar protokolnya. Kemudian, Emin Gun Sirer, seorang insinyur perangkat lunak dan profesor ilmu komputer di Cornell University, memutuskan untuk membangun jaringan yang terkenal sebagai Avalanche.

Pada tahun 2018, Sirer mendirikan AVA Labs dengan dua mahasiswanya, Kevin Sekniqi dan Maofan Ted, untuk membangun teknologi dasar jaringan. Blockchain Avalanche secara resmi meluncur pada mainnet pada September 2020. AVA Labs adalah perusahaan yang mengembangkan blockchain Avalanche.

Peluncuran ini mendapat sambutan baik, dengan proyek menyelesaikan ICO senilai $42 juta pada Juli 2020 dan penjualan token senilai $230 juta pada Juli 2021. Sejak itu, proyek ini terus tumbuh dan berkembang, secara teratur mengumumkan sejumlah proyek dan kemitraan baru.

Selain AVA Labs, ada juga Avalanche Foundation, yaitu organisasi nirlaba berbasis di Singapura. Ini mendukung pertumbuhan dan pengembangan ekosistem dengan mengelola dana dan sumber daya untuk mengembangkan platform dan proyeknya.

Cara Kerja Avalanche

Avalanche mencoba menyelesaikan trilema blockchain, yang menunjukkan bahwa blockchain tidak dapat mencapai tingkat desentralisasi yang memadai pada skala besar. Akibatnya adalah biaya gas yang tinggi, seperti yang sering terjadi pada Ethereum.

Untuk mengatasi masalah ini, proyek ini merancang tiga blockchain interoperable.

  • Exchange Chain (X-Chain) untuk membuat dan menukar token AVAX dan aset crypto lainnya. Seperti standar ERC-20 di Ethereum, token ini mengikuti seperangkat aturan standar. Ini menggunakan mekanisme konsensus Avalanche.
  • Contract Chain (C-Chain) menyimpan kontrak cerdas dan aplikasi terdesentralisasi. Ini memiliki Avalanche Virtual Machine sendiri, mirip dengan Ethereum Virtual Machine, memungkinkan pengembang untuk memforking DApps yang kompatibel dengan EVM. Ini menggunakan mekanisme konsensus Snowman.
  • Platform Chain (P-Chain) mengkoordinasikan validator jaringan, melacak subnet aktif, dan memungkinkan pembuatan subnet baru. Subnet adalah seperangkat validator, semacam kartel validator. Setiap subnet dapat memvalidasi beberapa blockchain, tetapi blockchain hanya dapat divalidasi oleh satu subnet. Ini juga menggunakan mekanisme konsensus Snowman.
Jaringan blokchain Avalanche bekerja dengan tiga jaringan yang saling mendukung. Sumber
Jaringan blokchain Avalanche bekerja dengan tiga jaringan yang saling mendukung. Sumber

Pembagian tugas komputasi ini memungkinkan throughput yang lebih tinggi tanpa mengorbankan desentralisasi. Misalnya, blockchain pribadi di jaringan dapat mengharuskan validator subnetnya untuk cukup terdesentralisasi secara geografis atau mematuhi beberapa peraturan. Mengikuti struktur modular ini, jaringan dapat bekerja dengan efisien.

Interoperabilitasnya dengan blockchain lain yang ingin mengintegrasikan dengan ekosistem Avalanche. Selain itu, dua mekanisme konsensus yang berbeda dirancang dengan mempertimbangkan persyaratan setiap blockchain, yang lebih meningkatkan efisiensinya.

Apa Keuntungan Avalanche?

Avalanche adalah platform blockchain yang menjanjikan dan memiliki potensi untuk menantang Ethereum sebagai platform smart contract yang dominan. Meskipun masih dalam pengembangan, solusi layer-1 ini telah menarik sejumlah besar pengembang dan proyek.

Berikut adalah beberapa kelebihan dan kekurangan Avalanche:

Kelebihan:

  • Throughput yang tinggi: dapat memproses hingga 4.500 transaksi per detik (TPS), yang jauh lebih cepat dari Ethereum.
  • Latensi rendah: Transaksi diselesaikan dalam waktu kurang dari satu detik, yang jauh lebih cepat dari Ethereum.
  • Scalable: dapat ditingkatkan untuk menangani lebih banyak transaksi.
  • Desentralisasi: memiliki sejumlah besar validator, yang membuatnya lebih tahan terhadap serangan dan sensor.
  • Kompatibilitas EVM: kompatibel dengan Ethereum Virtual Machine (EVM), yang memudahkan penggunaan proyek Ethereum di Avalanche.

Karena sejumlah keunggulan tersebut, tak heran perusahaan besar seperti Alibaba menggunakan layanan blockchain layer-1 ini.

Kekurangan dan Risiko Avalanche (AVAX)

  • Masih dalam pengembangan: proyek ini terbilang masih baru (sejak 2020), sehingga mungkin ada beberapa bug atau masalah keamanan.
  • Ekosistem kurang matang: Ekosistem Avalanche tidak sekuat ekosistem Ethereum, sehingga ada lebih sedikit proyek dan pengembang dalam jaringan ini.
  • Risiko validator jahat: Validator yang jahat atau ceroboh tidak pernah mendapat hukuman dengan kehilangan AVAX mereka.

Proyek di Ekosistem Avalanche (AVAX)

Ada banyak jenis proyek yang ada di ekosistem Avalanche, termasuk:

  • Crypto exchange terdesentralisasi (DEX): DEX memungkinkan pengguna untuk memperdagangkan aset digital tanpa perantara. Beberapa DEX populer di Avalanche meliputi Sushiswap, Trader Joe, dan Pangolin.
  • Platform pinjaman terdesentralisasi (DeFi): Platform DeFi memungkinkan pengguna untuk meminjam dan meminjamkan aset digital tanpa perantara. Beberapa platform DeFi populer di Avalanche meliputi Aave, Compound, dan Curve.
  • Platform Oracle: Platform Oracle memungkinkan aplikasi terdesentralisasi untuk mengakses data dari dunia nyata. Beberapa platform Oracle populer di Avalanche meliputi Chainlink, Band Protocol, dan Tellor.
  • Game: Ada banyak game yang dibangun di atas Avalanche, termasuk Crabada, Snowball, dan Staking Wars.
  • NFT: NFT adalah aset digital unik yang dapat digunakan untuk mewakili berbagai hal, seperti karya seni, musik, dan video game. Ada banyak proyek NFT yang dibangun di atas Avalanche, termasuk OpenC, Rarible, dan SuperRare.
  • DApps: DApps adalah aplikasi terdesentralisasi yang berjalan di blockchain. Ada banyak DApps yang dibangun di atas Avalanche, termasuk Uniswap, Curve, dan Chainlink.

Ini hanyalah beberapa dari banyak jenis proyek yang ada di ekosistem Avalanche. Ekosistem Avalanche terus berkembang, dan akan menarik untuk melihat apa yang akan terjadi di masa depan.

Token AVAX

Blockchain Avalanche memiliki native token sendiri bernama AVAX. Fungsinya beragam dalam jaringan blockchain ini, selain untuk alat pembayaran, pengguna juga bisa melakukan staking AVAX. Lalu, token ini juga bisa untuk mengamankan jaringan, dan membuat aplikasi terdesentralisasi (dApp). Staking token AVAX juga memungkinkan partisipasi sebagai validator jaringan dengan minimal staking sebanyak 2.000 AVAX.

BELI AVAX

Cara Beli AVAX pakai Rupiah

Sebelum membelinya, kamu bisa mengecek harga AVAX ke rupiah (AVAX to IDR) di sejumlah platform seperti CoinMarketCap atau Coingecko. Kalau sudah tahu berapa harga 1 AVAX dalam Rupiah, kamu bisa mengeceknya di bagian Markets untuk melihat tempat untuk membeli AVAX. Token AVAX tersedia di berbagai crypto exchange seperti KuCoin, Binance,dan Kraken.

Berikut cara membeli token AVAX dengan Rupiah melalui salah satu crypto exchange global yaitu KuCoin, melalui aplikasi seluler (mobile).

1. Buat akun di KuCoin

Buka akun baru di KuCoin melalui situs webnya atau download aplikasi selulernya untuk membeli cryptocurrency. Lalu, lakukan juga verifikasi identitas hingga selesai. Biasanya, butuh waktu paling lama 1 hari untuk proses verifikasi ini. Kalau sudah punya akun terverifikasi, kamu bisa masuk ke aplikasi KuCoin untuk beli AVAX atau trading AVAX.

Baca juga langkah Cara Buka Akun KuCoin

2. Beli Kripto

Untuk kamu yang baru pertama kali ingin membeli kripto, di halaman Beranda KuCoin klik bagian Setor/Beli Kripto. Lalu pilih Beli Kripto, dan kamu akan masuk ke menu Perdagangan Cepat.

Beli AVAX di KuCoin dengan  mata uang fiat rupiah menggunakan pembayaran bank transfer
Beli AVAX di KuCoin dengan mata uang fiat Rupiah menggunakan pembayaran bank transfer

3. Masukkan Nilai Transaksi

Kemudian, di halaman Perdagangan Cepat, pastikan kamu berada di tab Beli. Di bagian kanan atas, pilih mata uang fiat yang kamu gunakan untuk membayar, yaitu Rupiah (IDR). Lalu, pilih juga aset kripto yang ingin kamu beli, dalam hal ini adalah AVAX.

Masukkan nilai transaksi dalam rupiah yang ingin kamu belanjakan, misalnya Rp1.000.000. Lalu, sistem di KuCoin akan menampilkan jumlah koin AVAX yang kamu terima dengan menukar uang rupiah kamu.

4. Pilih Metode Pembayaran

Untuk pembayaran, terdapat sejumlah pilihan. Bila ingin menggunakan kartu kredit, debit atau visa, kamu bisa memilih Visa, atau Mastercard. Atau, untuk pembayaran dengan transfer bank dan metode lainnya, kamu bisa memilih pembayaran pihak ketiga seperti Banxa. Untuk mata uang rupiah, layanan yang tersedia adalah Banxa. Klik Beli AVAX.

Beli AVAX di KuCoin dengan  mata uang fiat rupiah menggunakan pembayaran bank transfer

Setelah kamu klik Beli AVAX, akan muncul rincian pembayaran dan jumlah koin yang akan kamu terima. Centang persetujuan dan klik OK. Kamu akan diarahkan untuk masuk ke platform Banxa untuk melakukan verifikasi.

5. Lakukan pembayaran

Di platform Banxa, kamu perlu mengisi data kamu sebelum melakukan pembayaran. Setelah itu, lakukan pembayaran sesuai dengan metode yang kamu pilih, misalnya transfer bank.

6. Simpan AVAX di wallet

Transaksi pembelian kamu akan tampil di menu Aset (gambar dompet) di wallet KuCoin. Bila kamu ingin menggunakan koin kripto tersebut untuk trading, kamu bisa memindahkannya ke akun Perdagangan dari Pendanaan.

Simak juga ulasan untuk AVAX wallet terbaik di artikel Avax Wallet Terbaik: 7 Dompet Crypto yang Mendukung Avalanche

Namun, kalau kamu membeli AVAX untuk investasi jangka yang lebih panjang bisa menyimpannya di crypto wallet pribadi atau di hardware/cold wallet. Di samping itu, kamu juga bisa menggunakan token ini di DEX atau menjadikannya aset staking untuk passive income.

Hardware Wallet Terbaik

Cara Tarik Avalanche (AVAX) ke Rupiah

Kalau kamu sudah memiliki Avalanche dalam wallet di crypto exchange KuCoin, kamu bisa menariknya ke rupiah kapanpun. Meskipun saat ini belum bisa melakukan withdraw langsung AVAX ke rupiah dari KuCoin, kamu bisa memilih P2P trading untuk menukar crypto kamu dengan rupiah. Alurnya adalah dengan menukar AVAX ke USDT dulu, baru jual USDT ke IDR (Rupiah).

Peer-to-peer (P2P) trading adalah proses pertukaran langsung antara penjual atau pemilik crypto dengan pembeli. Aplikasi KuCoin juga menyediakan fitur layanan peer-to-peer ini. Fitur P2P bisa diakses langsung dari halaman Beranda. Berikut cara tarik AVAX ke rupiah dari KuCoin P2P.

1. Konversikan AVAX ke USDT

Pertama-tama, misalkan kamu sudah punya koin AVAX di akun Perdagangan (Trading) KuCoin, kamu bisa melakukan penukaran di Tab Konversi. Masukkan jumlah AVAX yang ingin kamu tukar ke USDT.

Akan muncul perkiraan harga dan biaya perdagangan, klik Konversi. Periksa detail dan selesaikanlah transaksi penukaran. Lalu, kamu akan memiliki USDT dalam aset (wallet) kamu.

2. Pilih Merchant P2P

Setelah itu, dari halaman Beranda pilih ikon P2P (gambar orang hijau-putih dan panah). Kamu akan melihat daftar merchant (penyedia/pembeli) aset crypto dalam P2P. Gunakan filter berdasarkan jumlah dan metode pembayaran mulai dari transfer bank, Google Pay dan transfer wise.

Pertimbangkan juga merchant/pembeli dengan tingkat penyelesaian tinggi hingga mendekati 100%. Klik salah satu merchant yang sesuai kriteria kamu. Selanjutnya, akan tampil rincian harga dan jumlah yang dimiliki merchant tersebut.

3. Pilih Metode Pembayaran

Kalau sudah memilih merchant, kamu pilih metode pembayaran yang tersedia. Misalnya kamu bisa menjual crypto AVAX dan merchant/pembeli tersebut akan membayarnya dengan metode mulai dari transfer bank, e-wallet seperti Bank Jago. Biaya-biaya sudah termasuk dalam harga (quotation) tersebut.

4. Konfirmasi

Selama menunggu pembayaran masuk, kamu bisa chat atau mengobrol dengan merchant/ pembeli, melalui tombol di kanan atas halaman P2P. Cek berkala rekening kamu (bila menggunakan bank) atau saldo e-wallet kamu. Kalau sudah menerima pembayaran, kamu bisa melakukan konfirmasi dan melepas (release) aset kripto AVAX yang kamu jual tersebut.

Kesimpulan

Avalanche adalah platform terdesentralisasi yang berupaya menyelesaikan blockchain trilemma dan banyak yang menyebutnya sebagai pesaing Ethereum. Sementara itu, token AVAX adalah cryptocurrency yang berfungsi sebagai alat pembayaran, tata kelola hingga staking dalam jaringan Avalanche.

Secara keseluruhan, Avalanche adalah platform blockchain baru yang menjanjikan dan memiliki potensi untuk menantang Ethereum sebagai platform smart contract yang dominan. Meskipun masih dalam pengembangan, Avalanche telah menarik sejumlah besar pengembang dan proyek. Makanya, token AVAX memiliki potensi sebagai aset investasi dan kamu bisa membeli AVAX di sejumlah crypto exchange. Namun, selalu riset (DYOR) dan gunakan uang dingin ketika berinvestasi di proyek cryptocurrency.

Pertanyaan yang sering muncul

Apakah Avalanche blokchain aman?

Apakah investasi AVAX bagus?

Platform kripto terbaik di Indonesia | Oktober 2024
Platform kripto terbaik di Indonesia | Oktober 2024
Platform kripto terbaik di Indonesia | Oktober 2024

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi. Prioritas kami adalah menyediakan informasi berkualitas tinggi. Kami meluangkan waktu untuk mengidentifikasi, meriset, dan membuat konten edukasi yang sekiranya dapat bermanfaat bagi para pembaca. Kami menerima komisi dari para mitra kami untuk penempatan produk atau jasa mereka dalam artikel kami, supaya kami bisa tetap menjaga standar mutu dan terus memproduksi konten yang luar biasa. Meski demikian, pemberian komisi ini tidak akan memengaruhi proses kami dalam membuat konten yang tidak bias, jujur, dan bermanfaat.

foto-profil-hanum.png
Hanum Dewi
Hanum Dewi adalah seorang penulis dengan spesialisasi pada topik bisnis, keuangan, dan investasi. Dengan latar belakang pendidikan di bidang komunikasi dan pengalaman 8+ tahun di pasar modal, Hanum juga melakukan riset untuk membuat konten yang menarik dan informatif di berbagai topik. Melengkapi kemampuan menulisnya, dia juga selalu mengikuti tren dan perkembangan terbaru di industri cryptocurrency, DeFi, dan web3.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori