Trusted

Profil Sam Bankman-Fried: Raja Kripto Pendiri FTX, Kasus Miliaran Dolar dan Hukuman Penjara

8 mins
Diperbarui oleh Hanum Dewi
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Nama Sam Bankman-Fried terkenal sebagai pendiri crypto exchange FTX dan Alameda Research. Pria yang mendapat julukan “Crypto King” ini sempat menjadi orang terkaya di dunia cryptocurrency dengan nilai aset kekayaan hingga US$26 miliar.

Namun, kasus kebangkrutan platform kripto dengan native token FTT tersebut membuat nilai aset sang crypto crazy rich hilang hingga 94% dalam sehari. Akhirnya, dia mendapat tuduhan penipuan di crypto exchange yang sempat menjadi terbesar di dunia, dan harus menghadapi hukuman 25 tahun di penjara. Berikut profil mengenai pria yang juga terkenal dengan inisial SBF ini.

Siapakah Sam Bankman-Fried?

Sam Bankman-Fried, juga terkenal dengan inisial nama SBF, adalah seorang pengusaha, investor dan jutawan asal Amerika. Dia adalah pendiri dan mantan CEO FTX, yaitu sebuah cryptocurrency exchange yang fokus pada produk derivative dan leverage. Sam juga merupakan pemimpin di FTX.US, yaitu afiliasi FTX di Amerika Serikat. Ia juga memiliki afiliasi dengan Alameda Research, yang merupakan perusahaan trading kripto dengan metode kuatitiatif.

Sosok bernama lengkap Samuel Bankman-Fried ini lahir pada 6 Maret 1992 dan kini berusia 30 tahun. Ayah dan ibunya adalah Joseph Bankman dan Barbara Fried, keduanya profesor di sekolah hukum Stanford Law School. Saudaranya, Gabe Bankman-Fried, adalah mantan trader di Wall Street dan direktur lembaga nirlaba Guarding Against Pandemics.

Sam Bankman-Fried mendirikan Alameda untuk arbitrage trading
Potret Sam Bankman-Fried, mantan CEO FTX

Latar Belakang Pendidikan

Sejak sekolah, SBF memiliki minat yang besar pada matematika. Dengan bakatnya, dia ikut dalam Canada/USA Mathcamp, sebuah program musim panas untuk siswa SMA yang sangat berbakat di bidang matematika. Dia bersekolah di SMA Crystal Springs Uplands Schoold di Hillsborough, California.
Sepanjang 2010-2014, Sam Bankman-Fried mengikuti pendidikan di Massachusetts Insitute of Technology. Di sana, dia terdaftar dalam perkumpulan mahasiswa bernama Epsilon Theta. Pada 2014, pria ini lulus dengan gelar sarjana fisika dan jurusan minor matematika.

Karir Keuangan

Pada musim panas 2013, SBF bekerja magang di Jane Street Capital, sebuah perusahaan trading pasar modal. Setelah lulus sarjana, dia kembali ke perusahaan trading dengan teknologi kuantitatif tersebut dan menjadi karyawan penuh waktu. Dia mengundurkan diri dari Jane Street pada September 2017.

Dengan trading, dia menemukan aktivitas yang tidak membuatnya bosan. Di sana, dia bekerja selama tiga tahun dan mendukung perusahaan yang melakukan trading dengan uang sendiri, bukan akun klien. Memegang teguh strategi “menghasilkan uang untuk memberi”, dia menyumbangkan lebih dari separuh penghasilannya untuk amal selama periode tersebut.

Selanjutnya, Sam Bankman-Fried pindah ke Berkeley dan berkerja di Centre for Effective Altruism pada Oktober hingga November 2017. Tak lama kemudian pada November 2017, bersama Tara Mac Aulay, rekan dari institusi sebelumnya, dia mendirikan Alameda Research.

Nansen Terbitkan Analisis On-Chain yang Selidiki Pemicu Keruntuhan Alameda dan FTX
Sam Bankman-Fried mendirikan Alameda Research untuk arbitrage trading

Aktivitas Arbitrage Trading di Alameda Research

Alameda Research adalah sebuah perusahaan trading kuantitatif yang berfokus pada perdagangan Bitcoin dengan cara arbitrage. Sam menemukan bahwa harga mata uang kripto Bitcoin berbeda di sejumlah bursa perdagangan cryptocurrency. Maka dari itu, ia membeli di tempat yang menjual Bitcoin dengan harga termurah. Lalu, dia menjualnya di exchange yang menawarkan nilai Bitcoin tertinggi. Aktivitas ini bernama arbitrage, atau mengambil untung dari selisih harga jual beli kripto.

Peluang arbitrage yang besar ada di Korea. Sebab, harga Bitcoin di Negara Kimchi tersebut 30% lebih tinggi dibandingkan dengan di exchange lain di Amerika Serikat. Namun, terdapat sejumlah aturan dan hambatan, sehingga Bitcoin yang dipegang trader internasional tidak bisa dijual di Korea.

SBF mengambil kesempatan dari kondisi ini dan bisa mengatasi kerepotan terkait transfer bank antar negara. Dia membangun sistem yang bisa memindahkan US$25 juta per hari dengan keuntungan 10% selama sebulan lebih. Situasi ini menunjukkan bahwa ada permintaan besar untuk kripto dan bank tidak dapat memenuhinya. Makanya, ide untuk membangun sebuah crypto exchange bernama FTX pun lahir. FTX disebut memiliki kepanjangan Futures Exchange.

Asal Mula FTX

Selama dua tahun, Alameda Research berjalan dengan baik. Namun, SBF dan sejumlah trader lain merasa frustrasi dengan bursa kripto luar negeri tempat mereka melakukan jual beli.

Kemudian, pada akhir 2018, SBF pergi ke sebuah konferensi kripto di Macau. Bertepatan dengan acara tersebut, terjadi peristiwa yang dia sebut sebagai kejadian paling salah kelola dalam sejarah crypto exchange. Saat itu, Bitcoin Cash mengalami hard fork, atau perubahan teknologi yang menjadikan mata uang kripto tersebut terpecah menjadi dua koin baru.

Peristiwa itu memunculkan sebuah tantangan bagi bursa kripto dalam menangani kontrak berjangka dari koin original yang saat ini ada. Namun, sejumlah bursa kripto menawarkan solusi yang menurut Bankman-Fried tidak masuk akal, sehingga pelaku kripto yang tidak paham pun secara total merugi US$25 juta. Oleh karena itu, SBF bersama Garry Wang mendirikan FTX sebagai bursa derivatif mata uang kripto sejak April 2019.

Ilustrasi Crypto Exchange FTX | FTX Listing LUNA dan ATOM | Voyager

Berapa Nilai Kekayaan Sam Bankman-Fried?

Dalam dua tahun terakhir, SBF mengumpulkan kekayaan dari FTX dan Alameda Research yang menjadikannya salah satu orang terkaya di industri kripto. Hanya dalam kurun waktu yang terbilang cepat, SBF telah membangun sebuah crypto exchange terbesar di dunia.

Menurut CoinGecko, FTX dapat memproses US$2,4 miliar dalam volume spot harian dan hingga US$10,5 miliar dalam volume derivatif harian. FTX mendapatkan pendanaan US$400 juta dari sejumlah investor termasuk Sequoia Capital dalam putaran seri C pada 2022. Artinya, total pendanaan yang mengucur ke FTX mencapai US$2 miliar dan menjadikan nilai perusahaan US$32 miliar.

Forbes menobatkan pendiri FTX ini sebagai crazy rich berusia 29 tahun, dengan nilai kekayaan US$22,5 miliar pada April 2021.

Akan tetapi, mantan CEO FTX ini hilang dari Bloomberg Billionaires Index setelah kekayaan pribadinya anjlok 94% menjadi tinggal US$991,5 juta dalam satu hari pada 9 November 2022.

Kejatuhan FTX dan FTT Token

Sebuah laporan dari Bloomberg menunjukkan hubungan dekat antara FTX yang berbasis di Bahama dan Alameda, sehingga muncul potensi konflik kepentingan. Dalam laporan keuangan Alameda Research yang bocor, terkuak bahwa perusahaan trading tersebut sangat bergantung pada FTX Token (FTT), yaitu token utilitas dalam FTX. Artinya, tidak bergantung pada aset independen seperti mata uang fiat atau kripto lainnya.

FTX Bangkrut, Bappebti Hentikan Perdagangan Token FTT

Tidak hanya aset terbesar Alameda yang berbentuk “unlocked FTT”, ada juga jaminan dalam bentuk FTT Token. Ibaratnya, perusahaan trading itu bisa hidup dengan mencetak uang sendiri yang nilai sebenarnya kosong. Di samping itu, Alameda juga memiliki sejumlah koin SOL, karena Bankman-Fried sempat terlibat dalam pengembangan proyek Solana.

Laporan mengenai balance sheet itu memicu perang opini antara CEO Alameda Research, Caroline Ellison, dan CEO Binance, Changpeng Zhao. Zhao, yang terkenal dengan inisial CZ, juga memegang sejumlah besar token FTT.

Pada 6 November, terdapat transfer FTT senilai US$584 juta ke Binance sebagai bagian dari proses likuidasi. CZ mengatakan bursa kriptonya mulai melikuidasi FTT yang berada dalam bukunya. Ellison membalas pernyataan CZ, dengan mengatakan bahwa Alameda siap membeli FTT dengan harga US$22 per koin sesuai harga saat itu.

Akibatnya, terjadi penarikan FTT besar-besaran dan harga token tersebut anjlok 72% pada 8 November. Penjualan masif tersebut juga berdampak pada penghentian pemrosesan transaksi di bursa FTX.

Rencana Akuisisi FTX oleh Binance Batal

Akhirnya, perang kedua bursa kripto pun mereda hingga Binance setuju untuk mengakuisisi FTX.com dalam sebuah perjanjian tidak mengikat. CEO FTX pun mengonfirmasi berita tersebut dan mengatakan Binance perlu melakukan due diligence.

Binance vs FTX
Binance sempat ingin mengakuisisi FTX, namun batal.

Akan tetapi, pada 9 November Binance mengumumkan hasil due diligence yang mengatakan FTX salah menangani dana nasabah. Binance juga menyebut dugaan penyelidikan FTX oleh pemerintah Amerika Serikat. Makanya, bursa kripto terbesar global itu pun batal mengakuisisi FTX.com.

Tak lama berselang dari pengumuman tersebut, Bankman-Fried pun melaporkan kebangkrutan bursa kripto yang ia pimpin. Kemudian, bersamaan dengan pengajuan kebangkrutannya, SBF mengundurkan diri dari jabatan CEO FTX. Melalui akun Twitter miliknya, SBF mengutarakan penyesalannya yang mendalam.

CEO FTX Sam Bankman-Fried Ditangkap

Kepolisian Bahama menangkap Sam Bankman-Fried berdasarkan surat bertanggal 12 Desember 2022 oleh Kantor Kejaksaan Agung Bahama. Dia dituduh menyalahgunakan miliaran dolar AS (USD) uang pelanggan di FTX untuk menopang perusahaan kripto kuantitatif Alameda Research yang dia miliki dan memengaruhi kebijakan publik AS.

SBF menghadapi 2 tuduhan wire fraud, 2 wire fraud conspiracy, dan 1 tuduhan money-laundering, yang masing-masing membawa hukuman maksimal 20 tahun.

Dia juga didakwa dengan konspirasi untuk melakukan penipuan komoditas, konspirasi untuk melakukan penipuan sekuritas, serta konspirasi untuk menipu AS dan melakukan pelanggaran dana kampanye, yang masing-masing dengan jangka waktu maksimal 5 tahun.

Hukuman 25 Tahun Penjara

Sam Bankman-Fried (SBF), pendiri dan mantan CEO crypto exchange FTX yang telah hancur, dijatuhi hukuman 25 tahun penjara dalam keputusan hakim di New York, Amerika Serikat (AS), pada hari Kamis (28/3/2024).

Hukuman penjara itu dijatuhkan kepada SBF setelah dia terbukti bersalah dalam skema penipuan dan konspirasi yang pada akhirnya menghancurkan FTX, yang pernah menjadi salah satu crypto exchange terpopuler di dunia kripto.

Sebelum keputusan hukuman ini dibuat, SBF telah dinyatakan bersalah atas 7 tuduhan penipuan dan konspirasi yang berbeda pada November 2023.

Selain hukuman kurungan penjara, SBF juga didenda sekitar US$11 miliar. Dia akan mengajukan banding atas hukumannya.

Kegagalan SBF Mengelola FTX

John Ray III, seorang profesional kebangkrutan veteran yang mengawasi likuidasi Enron, menggantikan posisi SBF sebagai CEO baru FTX. Dia mengatakan dalam pengajuan dokumen pengadilan kebangkrutan FTX Group bahwa entitas itu adalah kasus kegagalan perusahaan terburuk yang pernah dia lihat dalam lebih dari 40 tahun karirnya.

Never in my career have I seen such a complete failure of corporate controls and such a complete absence of trustworthy financial information

John Ray III – CEO FTX

Kemudian, Dalam dokumen setebal 45 halaman dari manajemen FTX yang baru, tertera semua perincian tentang temuan bahwa FTX Group gagal menerapkan kontrol yang sesuai di area yang sangat penting untuk melindungi uang tunai dan aset kripto.

Sampai saat ini, manajemen FTX yang baru telah memulihkan dan mengamankan dana lebih dari US$1,4 miliar dalam kripto, dan telah mengidentifikasi dana tambahan senilai US$1,7 miliar dalam kripto yang sedang dalam proses pemulihan. Adapun total liabilitas FTX diperkirakan mencapai US$12 miliar.

Keterlibatan SBF dalam Kegiatan Amal dan Donasi Politik

SBF sudah sering mengungkapkan keinginan untuk memberikan uangnya. Gaya hidupnya yang terungkap di media juga terkesan tidak mewah. Dia mengendarai mobil Corolla, dan sering tidur di atas beanbag. Imej ini menampilkan bahwa pendiri FTX tersebut seperti seorang Robin Hood di dunia kripto.

Dia menandatangani komitmen Giving Pledge, yaitu biasa dilakukan orang terkaya untuk menyumbangkan mayoritas kekayaan sebagai aksi filantropi. Melalui FTX Foundation, dia telah memberikan donasi hingga US$21,8 juta.

Berkaitan dengan politik, SBF berkontribusi pada kampanye Joe Biden pada 2020 senilai US$5,2 juta. Angka donasi tersebut hanya kalah dari sumbangan Michael Bloomberg.

Pertanyaan yang sering ditanyakan

Siapa itu Sam Bankman-Fried?

Berapa nilai kekayaan Sam Bankman-Fried?

Apa kepanjangan FTX?

Kenapa SBF Ditangkap?

Platform kripto terbaik di Indonesia | November 2024
Platform kripto terbaik di Indonesia | November 2024
Platform kripto terbaik di Indonesia | November 2024

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi. Prioritas kami adalah menyediakan informasi berkualitas tinggi. Kami meluangkan waktu untuk mengidentifikasi, meriset, dan membuat konten edukasi yang sekiranya dapat bermanfaat bagi para pembaca. Kami menerima komisi dari para mitra kami untuk penempatan produk atau jasa mereka dalam artikel kami, supaya kami bisa tetap menjaga standar mutu dan terus memproduksi konten yang luar biasa. Meski demikian, pemberian komisi ini tidak akan memengaruhi proses kami dalam membuat konten yang tidak bias, jujur, dan bermanfaat.

foto-profil-hanum.png
Hanum Dewi
Hanum Dewi adalah seorang penulis dengan spesialisasi pada topik bisnis, keuangan, dan investasi. Dengan latar belakang pendidikan di bidang komunikasi dan pengalaman 8+ tahun di pasar modal, Hanum juga melakukan riset untuk membuat konten yang menarik dan informatif di berbagai topik. Melengkapi kemampuan menulisnya, dia juga selalu mengikuti tren dan perkembangan terbaru di industri cryptocurrency, DeFi, dan web3.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori