Trusted

Sell in May and Go Away di Pasar Kripto: Mitos atau Fakta?

4 mins
Diperbarui oleh Hanum Dewi
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Sell in May and Go Away” adalah pepatah lama di dunia investasi yang menyarankan investor untuk menjual aset mereka di bulan Mei dan kembali ke pasar setelah musim panas. Sementara pepatah ini lebih terkenal di pasar saham tradisional, banyak trader cryptocurrency juga mempertimbangkan pola musiman ini. Artikel ini akan mengeksplorasi asal-usul, relevansi, dan aplikasi pepatah ini dalam konteks trading crypto.

Aplikasi Trading Crypto Terbaik

Beli Crypto Pakai Kartu

Biaya Trading Gratis
Beli Crypto Pakai Kartu
Buka OKX www.okx.com
Aset Crypto 350+
Biaya Trading Gratis (waktu terbatas)
Bonus Ajak Teman hingga $10.000

Bonus USDT 3200

Trading, Leverage, Earn
Bonus USDT 3200
Buka KuCoin www.kucoin.com
Aset Crypto 700+
Biaya Trading 0,1%
Benefit Fee Diskon 20% dengan KCS

Daftar dan Raih Bonus 1.000 USDT

Fitur Copy Trading Crypto
Daftar dan Raih Bonus 1.000 USDT
Buka Bitget www.bitget.site
Aset Crypto 690+
Biaya Trading (Diskon 20%) 0,08% (pengguna BGB token)
Bonus hingga 1.000 USDT

Asal-Usul “Sell in May and Go Away”

Pepatah ini berasal dari pasar saham Inggris dan Amerika Serikat. Investor mengamati bahwa kinerja pasar cenderung lebih rendah antara bulan Mei dan Oktober dibandingkan dengan periode November hingga April. Sejarah mencatat bahwa investor cenderung menjual saham mereka sebelum liburan musim panas, mengurangi aktivitas perdagangan dan menyebabkan volatilitas pasar yang lebih rendah.

Relevansi “Sell in May” di Pasar Cryptocurrency

Pasar cryptocurrency, meskipun lebih baru, menunjukkan beberapa chart pattern yang mirip dengan pasar saham tradisional. Namun, volatilitas yang lebih tinggi dan sifat 24/7 dari pasar ini membuat analisis musiman lebih kompleks. Beberapa trader percaya bahwa “Sell in May and Go Away” dapat diterapkan di pasar cryptocurrency untuk menghindari periode volatilitas tinggi atau penurunan harga yang sering terjadi selama musim panas.

Baca juga analisis total kapitalisasi pasar crypto di Relevansi SMGA di Dunia Kripto

Data Historis di Pasar Cryptocurrency

Mari kita lihat beberapa data historis untuk memahami apakah “Sell in May and Go Away” berlaku di pasar cryptocurrency.

Bitcoin

Bitcoin (BTC), sebagai cryptocurrency terbesar berdasarkan kapitalisasi pasar, menunjukkan pola yang menarik. Pada tahun 2018, harga BTC turun dari sekitar $9,500 pada awal Mei menjadi sekitar $6,000 pada akhir Juni dan mengakhiri Oktober di sekitar $6.500. Pada tahun 2019, BTC naik dari $5,300 di awal Mei ke puncak sekitar $13,800 pada akhir Juni, namun kemudian jatuh ke sekitar $7,500 pada akhir Oktober.

Tabel Harga Bitcoin dan Perubahannya pada Mei dan Oktober 2013-2023

TahunMeiOktoberPerubahan
2013$100$200100%
2014$450$350-22%
2015$240$2608%
2016$450$60033%
2017$1,400$6,000329%
2018$9,500$6,500-32%
2019$5,300$9,20074%
2020$8,800$10,60020%
2021$58,000$60,0003%
2022$37,000$19,000-49%
2023$28,000$34,00021%
Sumber: CoinMarketCap, harga dibulatkan

Ethereum

Ethereum (ETH), cryptocurrency terbesar kedua, juga menunjukkan fluktuasi musiman. Pada tahun 2018, ETH jatuh dari sekitar $750 pada awal Mei ke sekitar $450 pada akhir Juni. Namun, pada tahun 2019, ETH naik dari $160 pada awal Mei ke puncak sekitar $350 pada akhir Juni, sebelum jatuh kembali ke sekitar $180 pada akhir Oktober.

Faktor yang Mempengaruhi Volatilitas Musiman

Ada beberapa faktor yang dapat menjelaskan volatilitas musiman di pasar cryptocurrency termasuk fenomena “Sell in May”:

  1. Likuiditas dan Volume Perdagangan: Selama musim panas, volume trading cenderung menurun karena banyak investor dan trader yang berlibur.
  2. Peluncuran Proyek dan ICO: Banyak proyek blockchain yang merencanakan peluncuran mereka di musim semi dan awal musim panas, yang dapat mempengaruhi harga.
  3. Regulasi: Pengumuman regulasi baru sering terjadi pada paruh pertama tahun, mempengaruhi sentimen pasar.
  4. Pergeseran Sentimen Pasar: Musim liburan dan peristiwa global dapat mengubah sentimen pasar, yang tercermin dalam harga cryptocurrency.

Contoh Volatilitas Bitcoin

Kasus 2021

Pada tahun 2021, Bitcoin mengalami penurunan signifikan dari sekitar $58,000 di awal Mei ke sekitar $30,000 pada akhir Juni. Penurunan ini sebagian besar disebabkan oleh tindakan keras regulasi di China yang melarang transaksi dengan cryptocurrency dan sentimen pasar yang negatif. Namun, pasar kemudian pulih dan mencapai puncak baru di bulan November.

Kasus 2022

Pada tahun 2022, pasar cryptocurrency menunjukkan pola yang berbeda seiring dengan perlambatan ekonomi global. Bitcoin mulai tahun dengan harga sekitar $47,000, tetapi turun secara konsisten hingga mencapai sekitar $19,000 pada bulan Oktober. Meskipun tidak sesuai dengan pepatah “Sell in May and Go Away”, ini menyoroti bahwa faktor lain, seperti kondisi ekonomi global dan perubahan kebijakan moneter, dapat memainkan peran besar.

Bagaimana memanfaatkan siklus musiman “Sell in May” dalam trading crypto?

Meskipun sejarah dapat berulang dan membuat pola pasar crypto, masa depan mungkin bisa berbeda. Investor yang percaya dengan pepatah Sell in May and Go Away bisa mengambil sejumlah strategi memanfaatkan fenomena ini.

  1. Strategi Diversifikasi: Pertimbangkan untuk mendiversifikasi portofolio menjelang musim panas untuk mengurangi risiko.
  2. Manajemen Risiko: Gunakan stop-loss order dan strategi manajemen risiko lainnya untuk melindungi investasi selama periode volatilitas tinggi.
  3. Analisis Teknikal: Gunakan analisis teknikal untuk mengidentifikasi tren dan pola yang mungkin terjadi selama musim panas.
  4. Tetap Terinformasi: Pantau berita dan perkembangan regulasi yang dapat mempengaruhi pasar cryptocurrency.

Penutup

“Sell in May and Go Away” adalah strategi yang memiliki sejarah panjang di pasar saham tradisional dan telah menunjukkan beberapa relevansi di pasar cryptocurrency. Meskipun tidak ada jaminan bahwa pola ini akan selalu berlaku, memahami sejarah dan faktor-faktor yang mempengaruhi volatilitas musiman dapat membantu trader membuat keputusan yang lebih bijaksana. Dengan manajemen risiko yang tepat dan pemantauan pasar yang cermat, trader dapat memanfaatkan wawasan ini untuk meningkatkan kinerja investasi dan trading crypto mereka.

Pertanyaan yang sering muncul

🎄Platform kripto terbaik di Indonesia | December 2024
🎄Platform kripto terbaik di Indonesia | December 2024
🎄Platform kripto terbaik di Indonesia | December 2024

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi. Prioritas kami adalah menyediakan informasi berkualitas tinggi. Kami meluangkan waktu untuk mengidentifikasi, meriset, dan membuat konten edukasi yang sekiranya dapat bermanfaat bagi para pembaca. Kami menerima komisi dari para mitra kami untuk penempatan produk atau jasa mereka dalam artikel kami, supaya kami bisa tetap menjaga standar mutu dan terus memproduksi konten yang luar biasa. Meski demikian, pemberian komisi ini tidak akan memengaruhi proses kami dalam membuat konten yang tidak bias, jujur, dan bermanfaat.

foto-profil-hanum.png
Hanum Dewi
Hanum Dewi adalah seorang penulis dengan spesialisasi pada topik bisnis, keuangan, dan investasi. Dengan latar belakang pendidikan di bidang komunikasi dan pengalaman 8+ tahun di pasar modal, Hanum juga melakukan riset untuk membuat konten yang menarik dan informatif di berbagai topik. Melengkapi kemampuan menulisnya, dia juga selalu mengikuti tren dan perkembangan terbaru di industri cryptocurrency, DeFi, dan web3.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori