Dunia trading kini terbagi menjadi dua kekuatan besar: valuta asing (forex) dan aset kripto (crypto). Keduanya menawarkan peluang yang menjanjikan, tetapi juga memiliki risiko yang tidak bisa diabaikan. Di tengah kemajuan teknologi dan perubahan preferensi generasi baru, pertanyaan yang muncul adalah: antara trading crypto vs forex, mana yang lebih cocok untuk trader pada 2025?
Artikel ini akan membedah kesamaan, perbedaan, serta keunggulan trading crypto dan forex untuk membantu calon trader atau investor memahami mana yang lebih relevan dengan gaya hidup dan tujuan finansial mereka.
- Trading Crypto vs Forex: Tujuan Sama, Jalan Berbeda
- Perbandingan Utama: Crypto vs Forex
- Faktor Gaya Hidup: Mana yang Lebih Modern?
- Risiko dan Tantangan Crypto vs Forex
- Regulasi Crypto vs Forex: Mana yang Lebih Terpercaya?
- Mana yang Lebih Mudah Dipelajari?
- Trading Crypto vs Forex: Mana Lebih Untung?
- Trading Forex Pakai Crypto, Apakah Bisa?
- Crypto vs Forex, Mana Lebih Baik?
Trading Crypto vs Forex: Tujuan Sama, Jalan Berbeda
Baik memperdagangkan forex maupun crypto memiliki satu kesamaan mendasar: keduanya bertujuan memanfaatkan fluktuasi harga untuk meraih keuntungan. Trader menganalisis pergerakan harga, menentukan momentum beli dan jual, serta mengelola risiko agar tidak kehilangan modal secara drastis.
Namun, meskipun tujuannya sama, jalur yang mungkin trader ambil sangat berbeda. Forex sudah ada selama puluhan tahun dan menjadi bagian dari sistem keuangan global. Sementara itu, crypto muncul sebagai bentuk aset digital terdesentralisasi yang menantang struktur keuangan tradisional.
Perbandingan Utama: Crypto vs Forex
Perbedaan signifikan muncul ketika melihat karakteristik teknis dan fundamental dari kedua pasar ini.
Aspek | Crypto | Forex |
---|---|---|
Jam Trading | 24/7 tanpa henti | 24/5 (Senin hingga Jumat) |
Likuiditas | Fluktuatif, tergantung koin | Sangat tinggi, terutama pada major pair |
Regulasi | Minim dan bervariasi antar negara | Sangat ketat, diawasi lembaga seperti FCA, CFTC, Bappebti |
Volatilitas | Ekstrem, bisa ratusan persen | Relatif stabil, rata-rata harian <1% |
Leverage | Hingga 125x di futures | Tergantung broker, umumnya 50x hingga 500x |
Instrumen | Aset digital (coin/token) | Pair mata uang fiat negara |
Analisis | Lebih teknikal dan sentimen | Kombinasi analisis fundamental dan teknikal |
Crypto menarik banyak trader baru karena fleksibilitas jam dan potensi keuntungan besar dari volatilitas tinggi. Sebaliknya, forex menawarkan stabilitas dan transparansi berkat regulasi yang lebih ketat.
Faktor Gaya Hidup: Mana yang Lebih Modern?
Trader modern cenderung menginginkan fleksibilitas. Banyak dari mereka adalah digital nomad, pekerja lepas, atau karyawan remote yang ingin menyesuaikan jadwal trading dengan kehidupan pribadi.
Crypto trading cocok untuk mereka yang aktif di luar jam kerja kantor, karena pasar crypto tidak pernah tutup karena prinsipnya beroperasi secara terdesentralisasi. Ini memungkinkan seseorang untuk trading malam hari atau bahkan akhir pekan.
Selain itu, teknologi dalam ekosistem crypto jauh lebih terintegrasi dengan aplikasi mobile, dompet digital, dan integrasi Web3. Trader crypto bisa memantau posisi dari ponsel, melakukan analisis dengan AI bot trading, hingga terhubung dengan komunitas di Discord atau Telegram secara real-time.
Sementara itu, forex tetap menjadi pilihan utama bagi trader yang menyukai kestabilan, berita makroekonomi, serta analisis fundamental seperti kebijakan suku bunga bank sentral. Banyak juga institusi dan korporasi besar yang aktif di pasar ini, menjadikannya salah satu pasar paling likuid di dunia.
Risiko dan Tantangan Crypto vs Forex
Masing-masing pasar memiliki tantangannya sendiri. Di pasar crypto, risiko utamanya adalah volatilitas ekstrem, minimnya regulasi, serta ancaman dari proyek-proyek abal-abal yang bisa menyebabkan kerugian besar. Banyak trader pemula tergoda dengan janji cuan instan dan akhirnya kehilangan modal karena kurang memahami risiko sebenarnya. Asal tahu saja, dalam laporan kejahatan tahunan yang terbit pada Februari 2023, Chainalysis menempatkan nilai penipuan DeFi sebesar US$5,9 miliar pada tahun 2022.
Di sisi lain, pasar forex terlihat lebih stabil, tetapi penggunaan leverage tinggi bisa menjadi bumerang. Salah perhitungan sedikit saja bisa memicu margin call dan menghapus seluruh modal. Selain itu, pasar forex kerap mendapat pengaruh faktor-faktor makro yang tidak selalu mudah diprediksi.
Regulasi Crypto vs Forex: Mana yang Lebih Terpercaya?
Regulasi menjadi salah satu faktor penting dalam memilih pasar. Forex sudah lama berada di bawah pengawasan badan-badan otoritas seperti Financial Conduct Authority (FCA) di Inggris, Commodity Futures Trading Commission (CFTC) di AS, hingga Bappebti di Indonesia.
Di sisi lain, crypto masih berada di wilayah abu-abu. Beberapa negara seperti Jepang dan Singapura mulai menerapkan regulasi khusus, tetapi banyak wilayah lain belum memiliki kerangka hukum yang kuat. Di Indonesia, regulasi aset kripto kini baru berpindah ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK), sebelumnya ada di Bappebti. Ini membuat risiko hukum dan keamanan di pasar crypto lebih tinggi, terutama bagi pemula.
Mana yang Lebih Mudah Dipelajari?
Banyak orang mengira crypto lebih mudah karena konsepnya lebih dekat dengan dunia digital yang mereka kenal. Informasi tentang crypto sangat berkembang di media sosial dan forum-forum komunitas, meski belum tentu semuanya valid dan layak untuk jadi landasan menaruh uang.
Kenyataannya, kompleksitas dalam memilih koin, memahami proyek blockchain, dan membaca tren pasar sangat menantang. Apalagi, banyak terjadi kasus rug pull, yang menggunakan skema pump and dump saat peluncuran token, tetapi hanya menguntungkan sang pendiri dan investor awal saja. Makanya, investor atau trader crypto benar-benar harus teliti dalam melakukan DYOR.
Forex, meskipun terdengar teknikal, memiliki sumber belajar yang sangat banyak dan terstruktur. Situs seperti Babypips, Investopedia, dan komunitas trader lokal memberikan panduan yang lengkap dan mudah diakses.
Namun, secara umum, konsep trading sendiri, yang biasa diterapkan untuk pasar forex, bisa juga diaplikasikan untuk trading crypto.
Trading Crypto vs Forex: Mana Lebih Untung?
Pertanyaan soal keuntungan sangat bergantung pada strategi, modal, dan gaya trading individu. Crypto menawarkan potensi keuntungan tinggi dalam waktu singkat berkat volatilitas ekstrem. Dalam satu hari, harga aset kripto bisa naik puluhan persen — peluang yang jarang terjadi di forex.
Contohnya, ada seorang trader kripto menggunakan strategi copy trading dan mengikuti langkah dari seorang influencer dengan memperdagangkan token Grassito. Dari meme coin tersebut, dia meraih profit hingga setara Rp1,8 miliar hanya dalam 3 jam!
Namun, potensi cuan besar itu datang bersama risiko besar pula. Banyak trader yang tidak siap secara psikologis dan teknikal justru mengalami kerugian signifikan. Tambah parah lagi kalau cuma FOMO, karena trader bisa rugi hingga miliaran rupiah dari token meme.
Di sisi lain, forex memberikan profit yang lebih stabil dan konsisten bagi mereka yang sabar dan disiplin. Dengan leverage yang tersedia dan pasar yang sangat likuid, banyak trader profesional yang bisa menghasilkan keuntungan bulanan yang terukur.
Jadi, dari sisi keuntungan, crypto unggul dalam potensi profit jangka pendek yang besar, sedangkan forex unggul dalam kestabilan dan manajemen risiko jangka panjang.
Trading Forex Pakai Crypto, Apakah Bisa?
Mata uang kripto telah menjadi bagian dari sistem keuangan, meski ada perbedaan regulasi tergantung pada wilayah. Saat ini, trader dapat menggunakan crypto untuk melakukan perdagangan forex.
Trader yang tertarik untuk berdagang forex menggunakan crypto, sebaiknya fokus pada Bitcoin sebagai cryptocurrency dengan kapitalisasi terbesar dan paling populer. Oleh karena itu, aset kripto ini paling likuid. Sebagian besar layanan exchange yang menawarkan opsi mata uang kripto untuk mendanai akun trading sering kali menggunakan Bitcoin.
Saat ini, Bitcoin semakin populer dan nilai pasarnya kini hampir mencapai US$1 triliun, dengan jutaan orang melakukan trading koin ini setiap hari. Apalagi, perdagangan Bitcoin dan forex cukup mirip – harga aset melonjak berdasarkan angka permintaan dan penawaran, yang menghadirkan peluang untuk menghasilkan uang.
Crypto vs Forex, Mana Lebih Baik?
Tidak ada jawaban absolut untuk pertanyaan apakah crypto atau forex lebih baik. Yang ada adalah pilihan sesuai dengan gaya hidup, tujuan finansial, dan profil risiko masing-masing trader.
Bagi mereka yang dinamis, menyukai tantangan, dan ingin aktif di pasar digital, crypto bisa menjadi pilihan menarik. Sementara itu, bagi yang lebih konservatif, menyukai struktur, dan ingin mengikuti berita ekonomi global, forex tetap relevan.
Yang terpenting adalah memahami risiko dari kedua dunia ini dan tidak tergoda hanya oleh potensi keuntungan. Edukasi, disiplin, dan manajemen risiko tetap menjadi fondasi utama dalam dunia trading, apa pun aset yang dipilih.
Pertanyaan yang sering muncul
Trading crypto bisa menarik bagi pemula karena pasar buka 24/7 dan banyak tersedia aplikasi mobile yang user-friendly. Namun, tingkat volatilitasnya sangat tinggi dan regulasinya masih minim, sehingga risiko kerugiannya juga besar. Pemula disarankan untuk memulai dengan jumlah kecil, belajar dari sumber terpercaya, dan memahami risiko sebelum terjun lebih dalam.
Forex memiliki keunggulan dari sisi regulasi, likuiditas tinggi, dan kestabilan harga yang relatif lebih rendah dibandingkan crypto. Hal ini membuat forex cocok untuk trader yang ingin membangun strategi jangka panjang dengan risiko terukur. Selain itu, materi edukasi forex lebih banyak dan terstruktur, sehingga lebih mudah dipelajari oleh pemula secara sistematis.
Keuntungan dari trading crypto dan forex sangat bergantung pada strategi, disiplin, dan manajemen risiko masing-masing trader. Crypto menawarkan peluang cuan tinggi dalam waktu singkat karena volatilitasnya ekstrem, tetapi juga rawan rugi besar. Sementara itu, forex cenderung memberi keuntungan lebih stabil dalam jangka panjang bagi trader yang konsisten dan disiplin.
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi. Prioritas kami adalah menyediakan informasi berkualitas tinggi. Kami meluangkan waktu untuk mengidentifikasi, meriset, dan membuat konten edukasi yang sekiranya dapat bermanfaat bagi para pembaca. Kami menerima komisi dari para mitra kami untuk penempatan produk atau jasa mereka dalam artikel kami, supaya kami bisa tetap menjaga standar mutu dan terus memproduksi konten yang luar biasa. Meski demikian, pemberian komisi ini tidak akan memengaruhi proses kami dalam membuat konten yang tidak bias, jujur, dan bermanfaat.
