Binance.US, crypto exchange yang berbasis di Amerika Serikat (AS) dan terafiliasi dengan Binance Global, tercatat meraup pendapatan US$410,9 juta (Rp6,09 triliun) dan laba kotor US$224,6 juta (Rp3,33 triliun) sejak diluncurkan.
Detail keuangan itu dirinci dalam dokumen pengadilan oleh akuntan Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) berdasarkan informasi yang diberikan oleh crypto exchange tersebut. Detail angka itu berasal dari periode operasi Binance.US dari Februari 2019 hingga April 2023.
Catatan keuangan itu menunjukkan bahwa Binance.US menghasilkan sebagian besar pendapatan dan laba kotornya pada tahun 2021, yang menghasilkan US$265,8 juta dari pendapatan pada tahun itu. Kemudian pada tahun 2022, Binance.US membukukan pendapatan US$95,5 juta.
Menariknya, laba bersih Binance.US pada tahun 2021 mencapai US$149,5 juta. Namun pada tahun 2022, mereka membukukan rugi bersih senilai US$181,3 juta.
Sebagai catatan, SEC diperkirakan telah menyelidiki Binance.US setidaknya sejak 17 Agustus 2020.
Arus Keluar di Binance.US dan Binance Global dalam 24 Jam
Berdasarkan data Nansen per hari Rabu (7/6) pukul 22:02 WIB, Binance.US mengalami arus keluar bersih (net outflows) yang mencapai sekitar US$123,6 juta dari berbagai blockchain (tidak termasuk dalam Bitcoin) dalam 24 jam terakhir.
Sementara itu, Binance Global memiliki arus keluar bersih sekitar US$368,3 juta; sedangkan Coinbase mengalami arus keluar bersih sekitar 105,3 juta dalam 24 jam terakhir.
Sebelumnya, pada Rabu dini hari pukul 01:09 WIB, Nansen mencatat arus keluar bersih di Binance Global mencapai US$1,43 miliar dalam 24 jam terakhir sejak muncul gugatan dari SEC.
Berdasarkan data di crypto exchange Binance.US, Bitcoin mencapai harga premium di level sekitar US$28.719. Padahal, data CoinGecko menunjukkan bahwa harga Bitcoin berada di level sekitar US$26.752. Sejumlah aset kripto lain seperti Ether (ETH) dan native token Binance, yaitu BNB, harganya juga lebih mahal dari crypto exchange lain.
Regulator Korea Selatan Tunda Proses Binance untuk Akuisisi Gopax
Dalam perkembangan terkini, Komisi Jasa Keuangan (FSC) Korea Selatan (Korsel) dilaporkan menunda laporan perubahan bisnis untuk crypto exchange Gopax yang saat ini masih dikuasai oleh Digital Currency Group (DCG). Adapun laporan perubahan bisnis itu dapat membuat Binance secara sah mengakuisisi Gopax.
Regulator Korea Selatan mengaku sedang memantau kemajuan gugatan SEC terhadap Binance. Oleh sebab itu, mereka menunda untuk menyetujui transfer kepemilikan atas hal yang terkait dengan Gopax ke tangan Binance.
Proses akuisisi itu awalnya ditunda karena tuduhan pencucian uang di Binance. Namun, kini tampaknya ditunda lebih lanjut karena tuntutan dari regulator AS terhadap Binance.
Sementara itu, pihak Gopax mengklaim bahwa jika pemerintah AS benar-benar menyita aset Binance.US, itu tidak akan memengaruhi dana yang digunakan untuk membuat Gopax tetap berjalan semestinya.
“Binance memiliki basis operasi di banyak tempat. Kami memahami bahwa dana untuk pembayaran kembali Gopax berasal dari perusahan induk Binance yang berbasis di Irlandia,” kata seorang juru bicara Gopax.
Selain itu, dana investasi untuk Gopax diklaim tidak hanya berasal dari Binance, tetapi juga didukung oleh mitra investor lainnya.
Sebagai catatan, Tokocrypto, yang merupakan salah satu crypto exchange terpopuler di Indonesia, juga turut dikuasai oleh Binance.
SEC Ingin agar Aset di Binance.US Dapat Dibekukan
Pihak Binance.US menyatakan bahwa aset pelanggan mereka tetap aman dan terlindungi. Platform tersebut tetap beroperasi penuh dengan setoran dan penarikan dari pelanggan yang berfungsi seperti biasa.
Sebelumnya pada hari Selasa (6/6), SEC meminta pengadilan untuk memberikan perintah penahanan sementara dalam rangka membekukan aset yang terkait dengan crypto exchange Binance.US.
SEC meminta agar dilakukan repatriasi atau pemulangan dan keringanan tertentu lainnya terkait mata uang fiat dan aset kripto yang disimpan, dimiliki, diperdagangkan, atau diperoleh, dari pelanggan di platform Binance.US. Pihak SEC menyampaikan bahwa keringanan ini diperlukan secara cepat untuk memastikan keamanan aset pelanggan dan mencegah hilangnya aset yang tersedia untuk penilaian apa pun di masa mendatang.
Pertimbangan ini didasarkan pada tuduhan perilaku pelanggaran selama bertahun-tahun di platform Binance.US, mengabaikan undang-undang (UU) di AS, penghindaran pengawasan peraturan, serta pertanyaan terbuka tentang berbagai transfer keuangan dan penyimpanan maupun kontrol atas aset pelanggan.
Seruan yang dilayangkan oleh SEC juga berdasarkan sikap induk perusahaan Binance Global yang mengklaim bahwa mereka tidak tunduk pada yurisdiksi pengadilan AS.
CZ pun telah mengklarifikasi bahwa permintaan dari SEC hanya dapat memengaruhi Binance.US (bukan Binance.com) dan baru berlaku jika telah mendapat restu dari pengadilan.
Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.