Tim BeInCrypto berkesempatan mewawancarai Edgart Hartono, selaku founder & CEO Kuy Token. Proyek Kuy Token merupakan utility token untuk membantu para pelaku industri web2, yang saat ini masih dalam transisi, untuk masuk ke industri web3.
Dalam kesempatan ini, Edgart bercerita banyak hal. Mulai dari perjalan mengembangkan proyek kripto pertamanya, membedah stigma yang bisa muncul dari masyarakat kepada token lokal, hingga strateginya dalam membesarkan ekosistem Kuy Token yang mencakup gamefi, wallet, marketplace non-fungible token (NFT), dan multi-chain.
Saat ini, Kuy Token telah dapat digunakan di dalam salah satu game besutan Lytogame, yaitu Dekaron, yang resmi diluncurkan untuk publik pada 6 Oktober 2022. Ke depannya, Kuy Token akan menjalin kemitraan dengan lebih banyak publisher atau developer game hingga industri kreatif untuk memasuki web3.
Awal Perjalanan Terbesit Ide Membuat Proyek Kripto
Edgart Hartono memiliki pengalaman ekstensif selama hampir 20 tahun di industri digital marketing, dengan spesialisasi dalam search engine marketing (SEM), seperti Google Ads. Dia pernah menjadi konsultan bagi berbagai perusahaan konvensional yang ingin go digital.
Terakhir, dia menjadi country manager untuk sebuah perusahaan Rusia yang membuat teknologi search engine marketing dan turut memiliki bisnis di Indonesia. Ketika pandemi Covid-19 mulai menyelimuti hampir seluruh dunia, perusahaan tersebut akhirnya memutuskan untuk shutdown operasi mereka di Asia.
Singkat cerita, Edgart lantas meneliti sektor bisnis mana yang mungkin memiliki potensi besar. Dia menemukan jawabannya pada kripto karena memiliki potensi yang menarik. Akhirnya sekitar tahun 2021 awal, dia mulai mempelajari mengenai kripto.
“Waktu tahun 2021, belum ada token-token lokal. Masih sangat sedikit sekali. Sekitar tahun 2022 awal atau tahun 2021 akhir, Indonesia kan dihebohkan dengan token-token lokal yang dirilis. Waktu itu trend-nya token artis,” jelas Edgart.
Namun, saat mempelajari tentang kripto lebih dalam, termasuk dinamika yang terjadi di luar negeri dan di dalam negeri, Edgart cukup menyayangkan banyak sekali token-token yang diluncurkan hanya sekedar hype dari nama besar publik figur tertentu.
“Sesuai dengan perkembangannya, bisa dilihat pada grafik. Permulaan memang hype, grafik bagus menukik tajam, dan kemudian selesai. Mohon maaf, setelah itu agak susah untuk naik lagi. Kemudian juga ditambah sejak awal tahun 2022 ramai tentang skandal binary option. Dari sini, nama kripto pun juga turut tercampur. Jadi, orang awam yang tidak begitu mengerti kripto bilang, ‘Wah ini sama aja, scam juga,” ungkapnya.
Edgart mengaku bahwa sejak tahun 2021, dia sudah berpikir untuk membuat proyek kripto. Selain memiliki latar belakang di dunia online marketing, dia juga punya peran membantu banyak klien publisher game; seperti dari Korea, Cina, termasuk dari Indonesia. Dengan modal pengalaman, koneksi, dan visi yang dia miliki, akhirnya Edgart membuat konsep untuk mengembangkan proyek kripto bernama Kuy Token.
Edgart menjelaskan, “Saya melihat market yang paling mudah menerapkan blockchain sebenarnya adalah industri game. Pasalnya, game dari awal telah memiliki yang namanya in-game-currency. Misalnya, kita main Mobile Legend maupun Free Fire, atau dulu seperti Ragnarok dan Nexia, itu kan kita selalu dapat reward berupa token yang namanya in-game-currency mereka yang dapat ditukar dengan suatu item dalam game tersebut.”
Dia mengatakan bahwa mayoritas industri game saat ini masih berada di web2 dan tengah dicoba oleh banyak pihak untuk didorong masuk ke web3. Sebagai contoh, The Sandbox merupakan basis game yang kini memberikan pendekatan metaverse, sehingga para pemain dapat melakukan berbagai hal seperti membeli atau menyewakan berbagai aset digital di dalam ekosistem tersebut.
“Saya melihat kita masih dalam masa transisi. Bila kita ingin membuat sesuatu di web3, itu langkahnya masih panjang sekali. Sedangkan market [khususnya di Indonesia] masih belum menerima. Ini masalah fase transisi dari web2 ke web3. Saya melihat banyak sekali industri di web2, yang mau masuk ke web3, cuma masih bingung karena tidak ada keahlian di sana, tidak memiliki developer, tidak mengetahui prosedur merilis token kripto. Ini banyak sekali PR-nya,” jelas pria jebolan Universitas Pelita Harapan (UPH) itu.
Dari sinilah, Edgart pada akhirnya berpikir untuk membuat utility token yang bernama Kuy Token. Asal-usul pemilihan nama token ini cukup sederhana karena ‘kuy’ adalah kata yang simpel dan kebalikan dari kata ‘yuk’ yang biasanya digunakan untuk memulai berbagai hal.
Mulai Berjuang Mendirikan Kuy Token
Saat merilis proyek kripto, hal utama yang sangat diperhatikan betul oleh Edgart adalah, “Jangan sampai saya membawa hal negatif bagi komunitas kripto lokal Indonesia sampai muncul persepsi, ‘Wah, ini enggak jelas tokennya, hanya cari uang, ngeruk dana.’ Saya berpikir proyek kripto ini harus memiliki utilitas. Sebelum saya luncurkan, utilitas tersebut harus terwujud.“
Sikap ini muncul setelah Edgart berkaca pada banyak sekali token lokal yang beredar. Mereka mengumpulkan dana, tetapi mereka baru berpikir kemudian proyek tersebut mau dibawa ke mana. Mulai dari utilitasnya bagaimana dan use case-nya seperti apa.
Tidak mau bernasib sama seperti proyek-proyek tersebut, Edgart pada Februari 2022 mengajak kolaborasi dengan salah satu publisher game terbesar untuk Asia Tenggara, yaitu Lytogame.
“Saya ngobrol dengan mereka. Saya memiliki konsep membuat proyek kripto dengan menerbitkan token yang dapat diimplementasikan bagi game mereka. Akhirnya setelah perundingan, mereka menyetujui menggunakan Kuy Token. Pada saat itu, sebenarnya publisher game ini juga didekati oleh perusahaan Korea Selatan untuk menggunakan sistem game play-to-earn (P2E) mereka. Namun pada akhirnya, saya berhasil meyakinkan dan kemudian dari Lytogame percaya dengan visi proyek saya yang long-term,” ungkap Edgart.
Hasil dari jalinan kerja sama ini ditandai dengan Lytogame yang memberi restu agar Kuy Token digunakan dalam game Dekaron. Dengan jaminan use case bagi proyek kripto yang dia kembangkan sudah di tangan, Edgart akhirnya mulai menyusun segala hal teknis untuk meluncurkan Kuy Token. Ia mengakui bahwa sebenarnya proyek kriptonya sudah siap meluncur pada April 2022.
“Namun, Kuy Token pada akhirnya resmi diluncurkan pada 18 Juli 2022 di launchpad PinkSale dalam momen bear market. Saya sudah cukup lumayan menunda peluncuran Kuy Token. Semula, saya berencana listing pada bulan Juni, tetapi akhirnya saya undur ke bulan Juli,” ungkap Edgart.
Edgart mengaku dana untuk mengembangkan Kuy Token mayoritas masih dari kocek pribadinya, serta dari kawan-kawan lokal yang menjadi investor. Pada medio Februari dan Maret lalu, Edgart sempat menjelaskan visi dan detail proyek Kuy Token kepada teman-temannya. Dia merasa bersyukur karena para koleganya tersebut yakin terhadap proyeknya, sehingga bersedia melakukan investasi.
Kuy Token sebagai Utility Token
Edgart mengaku sangat serius dengan proyek yang dia dan timnya kembangkan. Mereka berusaha mewujudkan roadmap dan utilitas yang sudah mereka umumkan di awal.
“Bagi saya, ini sangat penting sekali. Karena, banyak pihak yang meluncurkan token mereka, tetapi sampai sekarang utilitasnya masih tidak jelas. ini mereka mau bikin apa dan utilitasnya seperti apa. Dari Kuy Token simpel saja, saya bikin utility token,” ungkap Edgart.
Dia menegaskan bahwa Kuy Token tidak memilih untuk mengembangkan game mereka sendiri karena dirasa ‘membuang-buang waktu’. Pasalnya, para game developer baik itu di Indonesia dan internasional masih kebingungan untuk memasuki dunia web3. Dengan peluang ini, Edgart melihat ini potensial sekali bagi Kuy Token mengajak kolaborasi.
“Daripada saya repot-repot mengembangkan sendiri, membentuk tim game developer, itu kan membutuhkan waktu. Saya percaya, setiap orang ada spesialisasinya masing-masing. Inilah alasan kami menjalin kolaborasi dengan para publisher game seperti Lytogame,” imbuhnya.
Edgart mengaku juga tengah mengajukan kesepakatan kerja sama dengan sejumlah publisher game lain. Pada 31 Juli lalu, Kuy Token telah menjalin kolaborasi kedua dengan game RF Online. Keduanya tengah melakukan trial dengan utilitas dari Kuy Token. Dengan demikian, token yang dikembangkan Edgart bersama timnya bisa ditukarkan untuk membuka gacha golden box di game RF Online. Dengan ini, setiap pemain bisa mendapatkan item langka di game tersebut.
Saat ini, Kuy Token telah diperdagangkan di decentralized exchange (DEX) PancakeSwap. Edgart menjelaskan bahwa sampai saat ini tidak ada intervensi pada harga Kuy Token. Naik-turun harganya ditentukan oleh pasar.
“Jadi, saya berusaha dengan meyakinkan bahwa ada jelas utilitasnya dan ada jelas use case-nya. Ini yang harus bisa saya sampaikan. Saya berharap semua token kripto lokal, juga harus fokus untuk membuat sesuatu bagi proyek kripto mereka,” kata Edgart.
Dalam mengembangkan sebuah proyek kripto, bagi Edgart hal tersulit adalah membuat token tersebut memiliki utilitas dan use case, sehingga orang bisa percaya. Itu yang dia nilai jadi PR terbesar di Indonesia. Pasalnya, bila semua token lokal tidak demikian, paradigma yang akan muncul adalah ‘token indonesia scam semua’.
“Ini PR berat sekali bagi kreator token lokal untuk bisa membuat kripto dipercaya di Indonesia. Pertama dipercaya. Kalau sudah dipercaya, kita harus dapat menunjukkan utilitas atau use case yang dimiliki seperti apa, bukan hanya sekedar janji,” tegas Edgart.
Pertimbangan Kuy Token dalam Menyusun Tokenomics
Kuy Token memiliki total pasokan 100 juta token. Saat ini yang beredar disebut hanya sekitar 10%. Alokasi paling besar ada di ekosistem yang mencapai 40%. Adapun porsi ini akan didistribusikan kepada para pihak publisher atau developer game hingga industri kreatif yang menjalin kerjasama dengan Kuy Token untuk masuk ke web3.
“Kemudian, untuk alokasi bagi pengembangan, marketing, dan tim advisor, ini semua vesting-nya lumayan lama. Kita kunci 2 tahun. Advisor di-lock 6 bulan. kita tim belum dapat sama sekali. Sampai saat ini, untuk beberapa yang hak kita, belum kita klaim karena saya tidak ingin ada stigma macam-macam karena ini isu sensitif. Di dunia kripto itu transparan. Orang bisa cek kapan saya klaim token dan kapan saya jual,” terang Edgart.
Dia kembali menegaskan bahwa pihaknya memiliki tujuan ingin menjalin kerja sama dengan banyak pihak. Sehingga, ada alokasi Kuy Token sebanyak 40% untuk ekosistem.
“Habis enggak? Ya, kemungkinan bisa habis. Dalam setiap kolaborasi dengan pihak game, kita buat 2 currency. Contoh, untuk Dekaron, kita ciptakan Karonium. Ada perbandingan butuh berapa Karonium bila ditukarkan dengan Kuy Token. Pada RF Online juga ada sistem demikian. Jadi, sebenarnya ada 2 layer, tidak langsung ke Kuy Token. Kalau langsung ke layer Kuy Token, token kami akan digerogoti dari orang yang memainkan game apabila mereka nge-dump token kami. Itu yang kami perhatikan,” jelasnya.
Edgart menerangkan bahwa tokenomics Kuy Token sebenarnya terlalu banyak yang vested. Dia menurunkan Kuy Token tidak menarik di mata para trader yang lebih suka bermain short term.
“Kita tidak ingin harga token hancur di awal. Tokenomics kita ini modelnya long-term, karena dari sisi vesting, dari sisi tokenomics, kita sudah menghitung untuk jangka waktu panjang,” papar Edgart.
Strategi Meningkatkan Pemahaman tentang Kuy Token
Edgart menjelaskan bahwa Kuy Token memiliki 2 komunitas, yakni global dan Indonesia. Dia membedah mengenai perilaku dari 2 komunitas ini.
“Perbedaannya, komunitas global lebih banyak melakukan riset sebelum melakukan investasi. Sementara komunitas Indonesia, entah kenapa mereka cenderung ngomong dulu, bertanya langsung, daripada melakukan riset mereka terlebih dahulu. Menurut saya, ini berbahaya. Pasalnya, sebagian masyarakat itu suka sekali dengan hype yang membuat mereka FOMO (fear of missing out). Itu gampang sekali mereka percaya,” ungkap Edgart.
Dia mengingatkan, investor yang hendak berinvestasi pada suatu kripto, baik itu token lokal atau luar, mereka sebenarnya harus mempelajarinya terlebih dahulu. Proyek tersebut tentang apa, utilitas dari tokennya untuk apa saja. Itu poin yang menurut Edgart sangat penting untuk diperhatikan.
Edgart saat ini mengaku tengah menguatkan komunitas Kuy Token. Caranya dengan membuktikan utilitas yang telah dijanjikan dan berusaha menambah lebih banyak lagi utilitas yang dapat disediakan.
“Lebih baik kami membuktikan, daripada sekedar memberikan janji. Menurut saya, proyek kripto itu harus kuat di awal, sudah ada blueprint, lalu dijalankan dan kita wujudkan,” tegas Edgart.
Untuk meningkatkan brand awareness Kuy Token, Edgart dan timnya terus memperkenalkan utilitas dari proyek kripto mereka ke kalangan yang lebih luas.
“Kita juga harus melakukan marketing, memperkenalkan utilitas yang telah dimiliki token tersebut. Bukan sebaliknya, marketing dulu, baru utilitasnya dipikirkan. Ini yang banyak sekali terjadi. Terbalik. Dari awal saya membuat Kuy Token, sudah saya siapkan semuanya. Sekarang kami berusaha mewujudkan apa yang kita janjikan, kita sudah ada blueprint untuk mewujudkan hal itu. Mengapa saya lakukan ini? Karena ada stigma kripto di indonesia. Kalau kalian tidak ingin dicerca, ya, harus membuktikan sesuatu,” catat Edgart.
Namun, Edgart juga mengingatkan kembali bahwa kepada para investor yang tetap harus melakukan riset. Jangan melakukan investasi ke sesuatu hanya karena FOMO, kemudian ketika ‘nyangkut’, lantas menghujat token tersebut tanpa melakukan introspeksi diri.
Meneropong Ekosistem Kuy Token
Edgart mengatakan bahwa pihaknya termasuk pemain baru di industri kripto dan mengakui ada banyak sekali orang-orang Indonesia yang sudah berpengalaman lama di kripto. Salah satunya adalah Vexanium yang merupakan proyek blockchain lokal karya anak bangsa.
Saat Edgart hendak membuat token kripto, dia sadar tentang gas fee yang mungkin tidak dapat diakses oleh semua kalangan. Dia melihat Binance Smart Chain (BSC) dapat menjadi tempat yang masuk akal bagi pengembangan Kuy Token.
Pada saat dalam perkembangan merintis Kuy Token, Edgart bertemu dengan Danny Baskara yang merupakan founder Vexanium. Dia mengaku pihak Vexanium turut membantu dalam sisi teknis pengembangan Kuy Token.
“Waktu itu saya berpikir, ‘Okelah, ini token dan blockchain lokal, ayo kita sama-sama.’ Saya berpikir sampai saat ini hendak menciptakan multi-chain. Dalam artian, Kuy Token dibuat di BSC dan Vexanium. Namun, pada saat ini kami lebih memfokuskan pada BSC karena Vexanium masih melakukan pengembangan. Jadi, proyek multi-chain ini masih diundur untuk yang di Vexanium,” papar Edgart.
Mengacu pada rancangan awal, Kuy Token diperkenalkan sebagai utility token yang mudah diadopsi oleh game dengan berkolaborasi dengan berbagai developer game untuk membawa mereka ke web3. Dimulai dari sana, nanti dapat terbentuk ekosistem Kuy Token yang meliputi gamefi, multi-chain, wallet, dan marketplace NFT.
Pada proyek pertama, Edgart mengatur tidak memungut income karena masih dalam tahap pengenalan. Ke depannya, pendapatan dari proyek kripto yang dijalankan Edgart adalah dengan cara mengajak para publisher game menggunakan Kuy Token dalam game mereka.
“Dalam artian, saya tidak kasih Kuy Token dengan saya ambil dari DEX, tapi dalam tokenomics yang kami rancang sudah dialokasikan untuk ekosistem. Saya berikan terbatas dan mereka harus membeli. Mereka diwajibkan punya Kuy Token dalam ekosistem game mereka. Jadi, saya terbuka, bagi beberapa publisher game. Daripada mereka membuat token sendiri untuk masuk ke web3 dengan proses yang panjang, kami sediakan yang lebih mempermudah mereka,” ungkap Edgart.
Ke depannya, Kuy Token ingin menjalin kerja sama dengan lebih dari 10 publisher game. Dari berbagai macam pihak itu, nantinya akan disediakan crypto wallet.
“Dari semua in-game-currency itu dapat di-swap ke Kuy Token. Berarti, terdapat berbagai macam currency game yang terintegrasi dalam satu wallet yaitu wallet Kuy Token. Itu fungsi wallet kami. Setelah itu, tentunya para industri web2, ingin lebih. Misalnya, mereka ingin beragam item dalam game dapat dijadikan NFT. Dengan dari berbagai publisher game yang ada, kami dapat menyiapkan marketplace NFT. Persoalannya, bila saya siapkan sekarang, dan yang bergabung hanya satu game saja, orang melihat itu tidak menarik. Oleh karena itu, tahap berikutnya dari Kuy Token adalah menggabungkan berbagai macam game hingga industri kreatif yang bersemangat memasuki web3,” urai Edgart.
Dari sistem multi-chain, di berharap ada bridge yang menghubungkan antar jaringan blockchain. Hal ini dilandaskan pada pandangan, “Saya melihat potensi dari banyak game yang berjalan di jaringan Solana. Meski, saya tidak menutup kemungkinan mengembangkan di jaringan blockchain lain.”
Pandangan tentang Bear Market & Prospek Industri Kripto
Edagart berpandangan bahwa bear market merupakan waktu yang bagus untuk memulai sesuatu. Bagi orang yang baru memasuki dunia kripto, belajar trading, sebenarnya ini golden moment.
“Kalau kita ngomong sama mereka pada awal tahun 2022, mereka mungkin masih akan bilang kripto itu mahal. Kalau kita mulai sekarang, ini benar-benar masa-masa diskon. Ini masa-masa emas di bear market,” jelasnya.
Saat ditanya alasan Kuy Token diluncurkan di tengah bear market, Edgart mengatakan bahwa ada lebih sedikit proyek yang diluncurkan pada momen ini. Baginya, ini justru merupakan peluang.
“Setahu saya, ada satu centralized crypto exchange (CEX) lokal, punya program inkubator, ada 15 proyek yang diinkubasi, mereka pending sampai sekarang. Saya lihat, banyak sekali yang menunda merilis proyek. Mereka banyak yang bilang ini bukan waktu yang tepat. Bagi saya, justru kebalikan,” tegasnya.
Pasalnya, menurut Edgart, dari sisi investor dapat bersyukur karena fase ini ibarat sedang ‘cuci gudang’. Sementara dari perspektif pengembang proyek kripto, meluncurkan proyek pada saat bear market lebih baik karena pada bull market pilihannya ada banyak, yang justru membuat distraksi di mata calon konsumen karena terlalu banyak pilihan.
“Jadi, saya beranikan diri, karena waktu yang tepat ya sekarang. Kenapa? Pada saat orang sudah merasa frustasi, tidak mau beli, sudah merasa bahwa ini ‘scam akan hancur lah’, itu sebenarnya titik terendah. Kemarin kan sejumlah kripto sempat turun ekstrem sampai orang tidak ada yang berani beli. Ketika semua orang sudah enggak ada yang berani, itu titik terendahnya,” imbuh Edgar.
Mengambil hikmah dari bear market, dia berpandangan bahwa setiap sesuatu itu ada peluang. Pihaknya melihat bear market waktu yang bagus bagi orang-orang yang ingin masuk ke dunia kripto karena mendapatkan harga terbawah.
Sekarang, ketika fase baru akan dimulai, bila orang-orang kehilangan momen ini, mereka akan menunggu untuk beberapa tahun lagi dan bisa dibilang sudah ketinggalan. Oleh karena itu, bagi Edgart sekarang adalah waktu yang tepat.
Pernyataan ini bukan nampaknya sekedar pepesan kosong, sebab raksasa teknologi lokal; seperti GoTo (gabungan Gojek dan Tokopedia) telah membeli perusahaan crypto exchange yang memiliki lisensi operasi dari Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (BAPPEBTI).
Terakhir, mengenai masa depan kripto, Edgart berpandangan bahwa dari sisi teknologi akan semakin banyak pihak, dari pemerintah hingga perusahaan tradisional, yang menggunakan sistem blockchain. Ke depan, crypto wallet akan semakin dikembangkan dari sisi UI/UX (user interface / user experience). Dia pun menegaskan akan ada evolusi-evolusi baru dalam sektor yang sudah eksis, seperti NFT hingga keuangan terdesentralisasi (DeFi).
Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.