Lihat lebih banyak

CEO OpenAI: Pemerintah AS Sedang Melancarkan Perang terhadap Kripto

3 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Sam Altman, CEO OpenAI, berpendapat bahwa pemerintah AS sedang melancarkan perang terhadap kripto dan ingin mengendalikan Bitcoin.
  • Selain itu, Altman juga menunjukkan skeptisismenya terhadap CBDC. Ia memandang CBDC sebagai alat yang dapat memperkuat kontrol negara atas kebebasan individu.
  • Terlepas dari itu, Sam Altman mengaku bahwa dia tertarik dengan Bitcoin.
  • promo

Sam Altman, CEO OpenAI yang mengembangkan ChatGPT, mengatakan bahwa pemerintah Amerika Serikat (AS) sedang melancarkan perang terhadap kripto dan ingin mengendalikan Bitcoin.

Berbicara dalam episode podcast terbaru Joe Rogan yang terbit pada 6 Oktober kemarin, Sam Altman berkata, “Saya kecewa dengan apa yang dilakukan pemerintah AS. Namun, perang terhadap kripto, kita tidak bisa menyerah. Pemerintah AS yang berusaha mengendalikan [Bitcoin dan kripto], membuat saya cukup sedih tentang negara ini.”

Dia mengaku sangat khawatir mengenai sejauh mana negara dapat mengontrol uang. Sam Altman juga sangat skeptis terhadap mata uang digital bank sentral (CBDC), memandangnya sebagai alat yang dapat memperkuat kontrol negara atas kebebasan individu.

Operation Choke Point 2.0 adalah Salah Satu Upaya Perang AS terhadap Kripto?

Memang, pemerintah AS pada tahun ini mendapat tuduhan bahwa mereka mengatur tindakan keras terhadap para perusahaan kripto lewat Operation Choke Point 2.0.

Sebagai informasi, Operation Choke Point merupakan inisiatif dari regulator AS yang dimulai pada tahun 2013 dan berakhir pada 2017. 

Agendanya adalah membidik bank-bank di AS dan bisnis yang dilakukan dengan sejumlah perusahaan yang diyakini berisiko tinggi dalam praktik penipuan dan pencucian uang.

Sementara itu, istilah Operation Choke Point 2.0 yang mulai ramai dibahas komunitas kripto pada Maret lalu adalah tuduhan atas taktik regulator AS untuk menghabisi industri kripto, salah satunya dengan memutus akses ke sistem perbankan.

Kekhawatiran Sensor Keuangan dan Bitcoin sebagai Solusi

Kekhawatiran terhadap sensor keuangan dan moneter telah dipicu oleh lockdown yang terkait dengan pandemi Covid-19.

Sehingga, hal itu memperburuk ketakutan bahwa uang digital akan memungkinkan pemerintah mengontrol barang-barang yang dapat dibeli oleh masyarakat.

Di sisi lain, Sam Altman sendiri telah menuai banjir kritik dari komunitas Bitcoin dan komunitas kripto yang skeptis pada proyek kriptonya yang bernama Worldcoin.

Proyek itu dinilai kontroversial karena bertujuan membuat database identitas orang-orang di seluruh dunia dengan memindai iris mata mereka menggunakan imbalan aset kripto WLD.

Terlepas dari itu, Sam Altman mengaku bahwa dia juga tertarik dengan Bitcoin.

“Saya pikir gagasan bahwa kita memiliki mata uang global yang berbeda di luar kendali pemerintah mana pun adalah langkah yang sangat logis dan penting dalam bidang teknologi,” ungkap CEO OpenAI itu.

Sementara itu, Joe Rogan yang telah bertemu dengan sejumlah tokoh pendukung Bitcoin, mengungkapkan bahwa dia melihat Bitcoin memiliki kemungkinan besar untuk menjadi mata uang universal.

Diskusi Potensi Kehadiran CBDC di AS

Sebagai informasi, anggota parlemen dan regulator AS masih membahas apakah mereka akan menciptakan CBDC dolar digital atau tidak.

Pada 20 September lalu, Rancangan Undang-Undang (RUU) Anti Pengawasan CBDC diumumkan akan dibahas ke seluruh anggota DPR AS. Meski begitu, masa depan RUU ini masih belum jelas, karena kemungkinan mendapat penolakan dari Senat AS yang dikuasai Partai Demokrat.

RUU yang diajukan oleh anggota parlemen Tom Emmer dari Partai Republik itu diperkenalkan kembali pada minggu lalu pada 12 September lalu.

RUU ini dinilai penting untuk melindungi hak warga Amerika atas privasi finansial. Hal itu akan memblokir bank sentral AS, Federal Reserve (The Fed), untuk menerbitkan mata uang digital bank sentral secara langsung kepada masyarakat AS dan menerbitkannya secara tidak langsung melalui perantara.

Menurut Tom Emmer, CBDC adalah uang yang dapat diprogram dan dikendalikan oleh pemerintah, yang jika tidak dirancang untuk meniru uang tunai, dapat memberikan pemerintah kemampuan untuk mengawasi dan membatasi transaksi orang AS.

Di sisi lain, RUU yang bernada anti CBDC ini mendapat penolakan keras dari anggota Partai Demokrat.

“Dengan segala hormat, RUU ini adalah tindakan kebodohan yang luar biasa. Saat ini kita berada pada titik perubahan. Namun, RUU itu akan membuat Amerika tersingkir,” kata Stephen Lynch dari Partai Demokrat.

Maxine Waters, tokoh penting di parlemen dari Partai Demokrat, sempat ingin mengganti nama RUU tersebut menjadi RUU Anti-Inovasi CBDC. Dia mengatakan hal itu akan mengancam status dolar AS (USD) sebagai mata uang cadangan global utama.

“Saat ini, kami belum mengetahui bagaimana penerapan CBDC dapat membentuk lanskap keuangan Global. Partai Republik melakukan serangan tidak berdasar terhadap CBDC yang bahkan tidak ada,” terangnya.

Bagaimana pendapat Anda tentang anggapan Sam Altman tentang perang AS terhadap kripto? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | Mei 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

userpic_14-1.jpg
Ahmad Rifai
Ahmad Rifai adalah seorang jurnalis yang meliput sektor startup, khususnya di Asia Tenggara, dan penggila open source intelligence (OSINT). Dia bersemangat mengikuti berbagai cerita tentang perang, tetapi percaya bahwa medan pertempuran saat ini adalah di dunia kripto.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori