Lihat lebih banyak

DDP Tuntaskan Uji Coba Dolar Digital dengan Western Union, BDO Unibank, dan Accenture

3 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Dollar Digital Project (DDP) baru saja menyelesaikan tahapan uji coba dolar digital melalui kerja sama dengan WU, BDO Unibank, dan Accenture.
  • Inisiatif yang dilakukan oleh DDP merupakan langkah pertama dari pihak swasta yang melakukan kolaborasi untuk bisa mengembangkan CBDC AS.
  • Dalam perjalanannya, wacana terkait dolar digital mendapatkan tentangan dari sejumlah pihak, termasuk anggota Kongres AS, karena isu privasi.
  • promo

Dollar Digital Project (DDP), sebuah organisasi nirlaba yang berfokus pada pengembangan CBDC Amerika Serikat (AS), telah menuntaskan tahap uji coba dolar digital lewat kerja sama dengan berbagai perusahaan pembayaran, termasuk Western Union.

Perlahan tapi pasti, pengembangan mata uang digital bank sentral alias central bank digital currency (CBDC) berjalan semakin masif. Sejumlah pengembangan dan juga uji coba terus dilakukan oleh banyak pihak demi mewujudkan proses transaksi yang efisien dan andal.

Dalam perkembangan terbaru, Dollar Digital Project baru saja menyelesaikan tahapan uji coba dolar digital melalui kerja sama dengan Western Union (WU), BDO Unibank di Filipina, dan Accenture.

Meskipun kerangka pengembangan CBDC AS masih belum bisa dipastikan, lantaran masih terdapat perbedaan cara pandang dari para petinggi negara, Digital Dollar Project terus melangkahkan kakinya untuk membuktikan bahwa pemanfaatan mata uang digital akan menjadi cara baru dalam bertransaksi di masa depan.

Direktur Eksekutif Digital Dollar Project, Jennifer Lassiter, mengatakan saat perbincangan seputar CBDC dan dolar digital matang, proyek percontohan ini bisa dijadikan acuan untuk memahami dampak lantaran menghasilkan data yang sangat bisa diterapkan untuk kasus penggunaan CBDC retail.

Skema transfer pengiriman uang P2P | Sumber : DDP

“Lewat dukungan dari Western Union dan mitra perusahaan lainnya, DDP akan terus memberikan penelitian dan data yang diperlukan untuk memetakan kasus penggunaan CBDC di dunia nyata,” jelas Lassiter.

Dalam uji coba tersebut, DDP melakukan simulasi bahwa bank sentral mengeluarkan CBDC ke bank perantara yang memiliki akses ke Western Union. Kemudian, pengiriman uang dilakukan dari Western Union menggunakan decentralized exchange (DEX) untuk bertransaksi dolar digital ke CBDC peso Filipina secara real-time.

Kepala Aset Digital Western Union dalam whitepaper DDP mengatakan selama ini arus keluar dana untuk remitansi setiap tahunnya mencapai US$95 miliar. Ada beragam tujuan yang melatarbelakanginya—mulai dari pembayaran kesehatan, bantuan darurat bagi mereka yang kehilangan barang bawaannya di luar negeri, hingga untuk pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari.

Oleh karena itu, perusahaan terus berupaya menghadirkan layanan pengiriman uang lintas batas secara cepat dan efisien.

Pemerintah Indonesia sendiri sebenarnya sudah meluncurkan whitepaper terkait peluncuran CBDC rupiah digital. Baca penjelasan selengkapnya di Bedah Whitepaper Rupiah Digital: Utilitas hingga Roadmap CBDC Indonesia.

Perihal Privasi Belum Terungkap secara Jelas

Namun sayangnya, whitepaper tersebut tidak mengelaborasi lebih jauh perihal privasi pelanggan. Padahal, hal tersebut selama ini menjadi bahan pemikiran banyak pihak untuk masuk lebih dalam ke dalam pemanfaatan mata uang digital.

Uji coba yang dilakukan hanya mengasumsikan bahwa pelanggan memberikan izin kepada lembaga keuangan untuk menyimpan dan memanfaatkan datanya. Dalam hal ini, pihak WU dan BDO Unibank-lah yang memiliki data nasabah.

Kendati demikian, proses transaksi diklaim bisa berjalan lebih cepat, sebab masing-masing lembaga keuangan memiliki visibilitas terhadap status transaksi. Dengan begitu, bisa mengurangi kebutuhan dalam upaya rekonsiliasi. Hal tersebut mungkin terjadi karena mekanisme transaksi berjalan di dalam satu wadah, yakni distributed ledger technology (DLT).

“Pertimbangan privasi untuk pengiriman uang berbasis CBDC yang berhubungan dengan visibilitas transaksi antar lembaga keuangan dan yurisdiksinya harus dieksplorasi dan ditentukan lebih lanjut. Sehingga, secara bersamaan, kepercayaan bisa dipupuk [dan] adopsi CBDC tetap didorong,” jelas laporan tersebut.

Anggota Kongres AS Sebut CBDC Berpotensi Menjadi Alat Kontrol

Mata Uang Digital Bank Sentral CBDC

Isu terkait privasi dalam penggunaan CBDC sebenarnya sudah menjadi fokus tersendiri bagi beberapa pemangku kebijakan di AS. Salah satunya adalah pendapat Warren Davidson, anggota Kongres AS, yang mengatakan bahwa mata uang digital AS bisa berubah menjadi alat paksaan dan kontrol.

Bahkan, dirinya menegaskan bahwa Kongres harus dengan cepat melarang dan mengkriminalisasi segala upaya untuk merancang, membangun maupun mengembangkan CBDC.

Sebagai informasi, inisiatif yang dilakukan oleh DDP merupakan langkah pertama dari pihak swasta yang melakukan kolaborasi untuk bisa mengembangkan CBDC AS.

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | Mei 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

BIC_userpic_sb-49-profil.jpg
Adalah seorang penulis dan editor yang pernah berkiprah di banyak media ekonomi dan bisnis. Memiliki pengalaman 7 tahun di bidang konten keuangan, bursa dan startup. Percaya bahwa blockchain dan Web3 akan menjadi peta jalan baru bagi semua sektor kehidupan
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori