Lihat lebih banyak

DeFi Diharapkan Tidak Dikecualikan dari Regulasi Kripto di Eropa

3 mins
Diperbarui oleh Ahmad Rifai
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Asosiasi Pasar Keuangan di Eropa (AFME) desak regulator Uni Eropa untuk tidak mengecualikan DeFi dalam kerangka regulasi kripto MiCA.
  • Mereka memandang DeFi sebagai inovasi yang signifikan dalam sistem keuangan, serta harus dipantau dan dikelola secara aktif.
  • Di Amerika Serikat, regulasi yang terkait dengan DeFi juga menjadi bahan diskusi hangat di kalangan regulator dan pelaku industri.
  • promo

Asosiasi Pasar Keuangan di Eropa (AFME) telah mendesak regulator Uni Eropa untuk tidak mengecualikan decentralized finance (DeFi) dalam kerangka regulasi kripto Markets in Crypto-Assets (MiCA) yang mulai berlaku sekitar tahun 2024.

AFME pada hari Kamis (6/7) membuat pernyataan bahwa, “Kami percaya sangat penting untuk menghindari kemungkinan pengecualian dari apa yang disebut kegiatan terdesentralisasi. Sebab, ini dapat membuka peluang arbitrase peraturan dan melemahkan penerapan kerangka kerja yang muncul [seperti MiCA].”

Uni Eropa baru-baru ini secara resmi mengadopsi peraturan MiCA. Namun, kerangka kerja tersebut mengecualikan paradigma baru seperti DeFi. Sebagai respon atas hal itu, AFME memperingatkan pengecualian ini dapat merusak efektifitas kerangka peraturan yang baru terkait industri kripto tersebut.

“Pengecualian ini dapat menciptakan risiko yang tidak diinginkan terhadap stabilitas keuangan dan potensi dampak lanjutan,” catat AFME.

DeFi adalah Inovasi Signifikan dalam Sistem Keuangan

AFME memandang DeFi sebagai inovasi yang signifikan dalam sistem keuangan. Mereka menjelaskan, meski tumpang tindih DeFi dan keuangan tradisional (TradfF) saat ini belum signifikan, hal itu harus dipantau dan dikelola secara aktif.

“Upaya DeFi saat ini dapat dilihat sebagai laboratorium inovasi dan penelitian, serta pengembangan yang dialihdayakan untuk sistem keuangan formal,” bunyi makalah AFME.

Makalah yang berjudul ‘Keuangan Terdesentralisasi – Prinsip untuk Membangun Ekonomi Digital yang Kuat’, merekomendasikan Uni Eropa untuk mengembangkan taksonomi dalam mengklasifikasikan aktivitas DeFi dan aset digital.

“Ini akan membantu dalam penciptaan solusi peraturan yang komprehensif untuk mengatasi tantangan unik DeFi,” terang AFME.

Mereka pun menganjurkan pendekatan berbasis risiko untuk DeFi, menyerukan kerangka peraturan yang konsisten, mencakup berbagai tingkat sentralisasi.

AFME mengatakan penelitian lebih lanjut dan kerja sama global harus didorong untuk menentukan solusi regulasi yang tepat, proporsional, dan komprehensif, untuk tantangan unik yang ditimbulkan oleh DeFi. Bagi mereka, sangat penting memanfaatkan proses dan kerangka kerja yang ada untuk menciptakan batasan peraturan yang holistik.

Diskusi DeFi dan Regulasi Juga Jadi Sorotan di AS 

Melompat ke Negeri Paman Sam, Rostin Behnam, selaku Ketua Komisi Perdagangan Berjangka Komoditas (CFTC) Amerika Serikat (AS), mengatakan bahwa proyek DeFi, termasuk decentralized crypto exchange (DEX), akan diregulasi baik itu oleh CFTC atau oleh Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC) AS.

Meski DeFi maupun DEX hanya sebuah kode pemrograman yang berjalan sendiri, Ketua CFTC menilai mereka harus diregulasi.

Penjelasan dari Ketua CFTC itu termuat dalam podcast yang diterbitkan Bloomberg pada 18 Mei lalu. Pernyataan tersebut terkait dengan pertanyaan apakah regulasi dapat berlaku bagi DeFi karena proyek itu diklaim dapat beroperasi secara mandiri atau dengan keterlibatan manusia yang sangat sedikit.

Rostin Behnam memiliki pendapat yang tidak sepaham dengan banyak orang di dunia kripto. Hal itu terkait argumen, “Karena beberapa platform DeFi dapat ada dengan cara yang sepenuhnya terdesentralisasi, sehingga platform itu kebal terhadap regulasi atau tidak mungkin diatur melalui hukum.”

Namun, bagi Ketua CFTC, “Sangat mudah untuk mengatakan ‘tidak ada institusi, tidak ada individu, itu hanya kode, Anda tidak dapat mengaturnya, itu efektif sendiri.’ Namun, itu benar-benar pernyataan yang salah. Ini [sebenarnya] benar-benar tentang apa yang ditawarkan dan diekspos kepada pelanggan AS, serta siapa individu atau kelompok individu yang mengatur entitas itu, kode itu, untuk menawarkan produk tersebut?”

Terkait pemahamannya, Rostin Behnam mengaku akan terus meminta pertanggung jawaban dari aktor jahat di sektor ini.

Sementara itu, dalam instansi SEC juga muncul diskusi tentang DeFi pada 14 April lalu. Suara internal SEC terbagi menjadi 2 kubu terkait proposal baru yang berupaya mendefinisikan ulang tentang exchange dan sekaligus mengklarifikasi bahwa aturan yang saat ini berlaku akan turut diterapkan untuk DeFi.

Adapun pihak internal SEC yang tidak sepakat dengan proposal baru itu menyatakan bahwa interpretasi yang lebih luas dari definisi exchange akan merugikan inovasi dan persaingan.

Memasuki 8 Juni lalu, Paradigm, perusahaan investasi di ekosistem kripto, menuduh SEC mencoba membawa crypto exchange hingga DEX di bawah kewenangannya dan mengaturnya sebagai bursa efek (securities exchange).

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | April 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

userpic_14-1.jpg
Ahmad Rifai
Ahmad Rifai adalah seorang jurnalis yang meliput sektor startup, khususnya di Asia Tenggara, dan penggila open source intelligence (OSINT). Dia bersemangat mengikuti berbagai cerita tentang perang, tetapi percaya bahwa medan pertempuran saat ini adalah di dunia kripto.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori